Di G20, Indonesia Dorong Penciptaan Antisipasi Pandemi di Masa Depan
Merdeka.com - Pemerintah RI yang kini memegang Presidensi G20 2022 merasa bertanggung jawab atas sistem kesehatan global. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu menilai, saat ini memang ada kelemahan dalam sistem kesehatan global. Itu terindikasi dengan penyebaran pandemi Covid-19.
"Harusnya itu bisa diantisipasi. Ini ingin kita capai konsensus, bagaimana caranya supaya ke depan ada yang namanya global preparedness for future pandemi," tegas Febrio dalam side event Presidensi G20 Indonesia, Kamis (17/2).
Tak hanya memandang ke luar, Indonesia juga perlu menilik sistem kesehatan nasional. Febrio beranggapan, kapasitas Indonesia dalam menangani wabah pandemi relatif cukup oke, walaupun masih banyak yang harus dibenahi.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Siapa yang memimpin Satgas Penanganan Covid-19? Sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, Presiden Jokowi menugaskan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menjadi komando dalam sektor penanganan kesehatan. Lalu dibentuklah Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Pandemi Covid-19.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Apa tugas Kementerian Kesehatan? Tugasnya membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang kesehatan.
-
Apa masalah utama dalam sistem kesehatan nasional? Ada tiga masalah utama yang dihadapi oleh sistem kesehatan di tanah air kita, yaitu sistem pelayanan, sistem pendidikan, dan sistem pembiayaan.
-
Bagaimana Kemenkes RI memperkuat kesiapsiagaan? Kemenkes berkomitmen untuk mengoptimalkan daftar patogen prioritas ini sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesiapsiagaan nasional. Salah satu langkah yang diambil adalah memperkuat surveilans rutin, termasuk program ILI (Influenza-like Illness) dan SARI (Severe Acute Respiratory Infections).
"Puskesmas kita sudah siap apa belum untuk melihat bila terjadi penularan di tingkat desa, akan jadi wabah atau tidak. Lalu bagaimana koordinasi dari tingkat desa, kecamatan, sampai ke pusat," tuturnya.
Fasilitas Kesehatan Memadai Belum Merata
Febrio berujar, transformasi digital seharusnya sudah bisa mengkoordinasikan hal itu, sehingga tidak perlu lagi dilakukan secara manual. Nyatanya, banyak negara di dunia yang belum tersentuh fasilitas kesehatan memadai.
"Negara-negara lain seperti apa, Mozambik seperti apa, Somalia seperti apa, Eritrea seperti apa, Latin Amerika seperti apa. Ini tidak merata. Ini yang kemudian kita harus bicarakan, bagaimana sistem kesehatan yang kualitasnya tidak merata itu," singgungnya.
Padahal, dunia saat ini sudah mempersiapkan global public goods untuk mengantisipasi terjadinya wabah penyakit. Sebab tak bisa dipungkiri, krisis pandemi yang terjadi pada salah satu negara bisa menyebar dengan sangat cepat ke belahan dunia lain.
"Lalu kita identify, bahwa WHO bagus punya program kesehatan. Tapi uangnya tidak ada. Maka di sinilah bangun konsensus, bagaimana kita membiayai yang namanya global preparedness for future pandemi itu. Ini tidak mudah, ada kepentingan global politik di sana," ujar Febrio.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu KencanaSumber: Liputan6.com
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dibantu PBB, Indonesia Bangun Sistem Kesehatan yang Tahan Terhadap Perubahan Iklim
Baca SelengkapnyaIndonesia berupaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaDari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut, untuk menghadapi krisis global dibutuhkan kekompakan dan solidaritas antarnegara.
Baca SelengkapnyaDengan bonus demografi yang tengah dimiliki Indonesia serta keharusan Indonesia segerakeluar dari middle income trap.
Baca SelengkapnyaKedua ancaman terbesar tersebut adalah kemungkinan terjadinya perang besar akibat ketidakstabilan global saat ini dan kemungkinan pandemi berikutnya.
Baca SelengkapnyaDisertasinya berjudul ‘Telaah Kebijakan Publik atas Peran DPR Mengintegrasikan Kebijakan Fiskal dan Moneter Dalam Postur APBN untuk Penanganan Pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi bertemu dengan Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva di Istana Merdeka.
Baca SelengkapnyaOECD berencana mengeluarkan kebijakan pengenaan pajak kepada orang terkaya atau miliarder yang tarifnya 2 persen.
Baca SelengkapnyaPrabowo juga menyingung soal perubahan iklim yang berdampak langsung ke Indonesia
Baca SelengkapnyaPrabowo didampingi Menteri Luar Negeri Sugiono dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya dan putranya Aditya Hediprasetyo.
Baca SelengkapnyaSepak terjang Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2023 layak mendapatkan apresiasi.
Baca Selengkapnya