Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Di Papua mati lampu 10 kali dalam sehari

Di Papua mati lampu 10 kali dalam sehari honai rumah papua. shutterstock

Merdeka.com - Per 1 September kemarin, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) resmi menerapkan tarif listrik baru. Sesuai rencana awal, saban tiga bulan sekali terjadi kenaikan tarif listrik.

Namun perbaikan belum dirasakan rakyat. Bahkan, untuk masyarakat di kawasan timur Indonesia, masih harus menerima kenyataan masih seringnya mati lampu atau pemadaman bergilir.

Hal itu diungkapkan Manager Sub Logistik Packing Plan Sorong PT Semen Indonesia, Choiru Zaki. Dia mengakui, perseroan hingga saat ini dihadapkan seringnya mati listrik setiap hari. Sehingga biaya operasional industri meningkat.

"Di sni setiap hari malah bisa mati listrik sampai 10 kali per harinya, kalau begini terus ini yang membuat biaya operasional kita membengkak," ujarnya kepada wartawan, Sorong, Kamis (4/9).

Sesungguhnya pabriknya memiliki genset yang otomatis dapat menggerakkan mesin-mesin pabrik meski dalam kondisi mati lampu. Namun masalah lain muncul terkait langkanya solar di Sorong.

Zaki terpaksa membeli solar sebanyak 200 liter setiap 10 hari. "Solar kalau mati listrik 50 liter itu hanya bisa jalankan genset selama 4 jam, tapi memang kita beli solar non subsidi, agak susah nyarinya, kita harus beli di kota," jelas dia.

Sebagai pelau industri, Zaki berharap pembangunan Indonesia Timur yang selalu dijanjikan pemerintah dapat terus dilakukan dan dipercepat mengingat pasar Semen di Papua masih sangat besar.

"Mudah-mudahan pemerintah memperhatikan permasalahan ini," ungkapnya. (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP