Di Sumbar, harga Premium eceran lebih mahal dari Pertamax
Merdeka.com - Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium di tingkat pengecer lebih mahal dibandingkan jenis pertamax yang dijual oleh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat.
Warga Lubuak Gadang Timur, Hendra di Padang Aro mengatakan, harga Premium di tingkat pengecer saat ini dijual Rp 9.000 hingga Rp 10.000 per liter, sedangkan pertamax hanya Rp 8.200 per liter di SPBU.
"Harga BBM sudah dua kali turun, tetapi di tingkat pengecer harganya tidak berubah, malahan premium lebih mahal dari pertamax," katanya seperti ditulis Antara, Rabu (6/4).
-
Apa jenis BBM yang turun harganya? Harga BBM jenis Pertamax, Pertamax Green 95, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex turun sedangkan untuk Pertalite atau BBM subsidi tidak mengalami perubahan.
-
Mengapa Pertamina turunkan harga BBM? 'Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,' ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Kenapa Pertamina turunkan harga BBM? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
-
Kapan Pertamina turunkan harga BBM? Pada periode 1 November 2023, Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Kapan harga BBM Pertamina diubah? PT Pertamina (Persero) kembali menyesuaikan harga BBM nonsubsidi per 1 November 2023.
-
Apa yang Pertamina turunkan harganya? Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
Dia mengatakan, untuk pengisian BBM sepeda motornya ia lebih sering mendatangi kios pengecer karena jarak SPBU cukup jauh. "Saya kaget saat melakukan pengisian Pertamax di SPBU yang harganya jauh di bawah eceran," katanya.
Dia berharap dengan sudah turunnya harga BBM, maka di tingkat pengecer juga disesuaikan agar masyarakat tidak diberatkan dengan harga.
"Kita berharap pemerintah bisa mengatur harga bensin eceran sehingga saat terjadi penurunan harga pengecer juga menyesuaikan," katanya.
Sementara itu, pedagang bensin eceran berinisial Y di Lubuak Gadang, mengatakan ia sebenarnya juga tidak ingin memberikan harga yang tinggi kepada pengendara, tetapi hal itu harus dilakukan.
"Saya membeli bensin dengan galon 30 liter di SPBU dengan harga Rp 220.000 sehingga setelah dikalkulasikan setiap liternya dibeli dengan harga Rp 7.333 per liter, makanya penjualan eceran juga tinggi," katanya.
Sementara itu, Ketua LSM Topan Solok Selatan, Sutan Saridin meminta pemerintah setempat melalui dinas terkait agar aktif dalam melakukan pengawasan pengisian BBM dengan galon atau jeriken di SPBU.
"Wajar jika harga di tingkat pengecer tinggi, sebab pihak SPBU membebankan biaya isi jeriken pada pengecer sebesar Rp 10 ribu per galon," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Energy Sumber Daya Mineral (ESDM) Solok Selatan, Amril Bakri mengatakan, pihaknya tidak mengatur tentang penjualan BBM eceran.
"Saat BBM sulit kita memang pernah mengeluarkan rekomendasi untuk para pengecer yang bisa membeli BBM dengan jeriken, tetapi saat ini tidak ada lagi," katanya.
Terkait adanya biaya pengisian BBM dengan jeriken merupakan kebijakan sepihak SPBU, termasuk soal harga.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jenis BBM di SPBU Shell juga mengalami penurunan pada Shell Super yang sebelumnya Rp13.990 per liter kini Rp13.390 per liter.
Baca SelengkapnyaPenyesuaian harga BBM non subsidi, dilakukan setiap awal bulan.
Baca SelengkapnyaKemudian harga BBM non-subsidi jenis Pertamax Green 95 tetap dijual Rp13.900 per liter.
Baca SelengkapnyaKemudian, Pertamax Turbo sebelumnya Rp15.500 per liter kini menjadi Rp15.350 per liter.
Baca SelengkapnyaPenyesuaian harga BBM non-subsidi Pertamina Patra Niaga mengacu pada tren harga rata-rata ICP.
Baca SelengkapnyaDi awal tahun baru ini semua BBM Pertamina non subsidi terpantau mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaPertamax Turbo alami kenaikan harga Rp1.050 dari sebelumnya Rp14.400 per liter menjadi Rp15.450 per liter.
Baca SelengkapnyaLalu ada jenis BP Diesel yang sekarang dijual Rp14.860 per liter sebelumnya Rp15.340 per liter, atau mengalami penurunan sebesar Rp480 per liter.
Baca SelengkapnyaHarga Pertamax Turbo juga mengalami kenaikan menjadi Rp15.900 per liter dari sebelumnya Rp14.400 per liter.
Baca SelengkapnyaHarga minyak mentah dunia saat ini tengah melambung akibat ketegangan geopolitik dunia
Baca SelengkapnyaHarga BBM jenis Pertamax, Pertamax Green 95, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex turun sedangkan untuk Pertalite atau BBM subsidi tidak berubah.
Baca Selengkapnya