Di Tengah Tingginya Kebutuhan APD, Indonesia Hanya Bisa Jadi 'Tukang Jahit'
Merdeka.com - Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga mengakui bahwa industri dalam negeri tidak bisa berbuat banyak dalam memproduksi alat pelindung diri (APD). Hal itu dikarenakan bahan baku dipergunakan untuk membuat APD masih impor dari negara luar.
Menurutnya, Indonesia hanya berperan sebagai 'tukang jahit' dalam memproduksi APD. Begitu APD jadi, kemudian akan dikembalikan atau di ekspor ke negara asal tujuan pemberi bahan baku.
"Terbukti kita bikin APD punya pabrik mampu hasilkan 20 juta APD. Bahan bakunya tapi tidak ada. Kita jadi hanya tukang jahit," kata dia dalam video conference di Jakarta, Minggu (19/4).
-
Kenapa Kemenkumham mendukung penggunaan produk dalam negeri? Tujuannya adalah untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional dan mendukung daya saing industri di tanah air.
-
BULOG mengimpor apa? Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional sudah menugaskan Perum BULOG untuk mengimpor jagung pakan sebanyak 500 ribu ton.
-
Bagaimana Kemenkumham mendukung produk dalam negeri? “Dalam kegiatan ini kami menyediakan layanan host berupa Layanan Paspor Merdeka, Pameran “Kemudian coaching clinic bidang Kekayaan Intelektual (KI), Administrasi Hukum Umum (AHU), dan Hak Asasi Manusia (HAM),“ imbuhnya lagi.
-
Gimana cara Mentan mengurangi impor? 'Apresiasi juga kepada Pak Amran yang dengan semangat untuk mengurangi impor hasil-hasil pertanian seperti beras, gula, jagung, dan seterusnya. Saya percaya kalau seluruh potensi bangsa ini didorong untuk memenuhi kebutuhan itu, pasti impor kita dapat dikurangi dan kita kembali bergantung pada hasil dalam negeri,' katanya.
-
Apa aja produk tekstil impor yang Kemendag selidiki? Produk-produk tersebut di antaranya pakaian dan aksesori pakaian, kain, tirai, karpet, benang stapel, filamen benang (yarn), ubin keramik, evaporator kulkas dan pembeku (freezer), baja, kertas, lysine, pelapis keramik, dan plastik kemasan.
-
Gimana caranya Kemendag lindungi industri tekstil? Yaitu melalui pengenaan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) dan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) atau safeguard.
Arya mengungkapkan selama ini bahan baku untuk pembuatan APD berasal dari Korea dan China. Maka tak heran jika Indonesia melakukan ekspor APD kepada negara-negara tersebut. Sementara kondisi dalam negeri masih kekurangan.
"Makannya terpaksa Pak Jokowi mengatakan oke kita negosiasi sini bahan baku kami, kami kerjakan jadi APD tapi sebagian untuk kita sebagian untuk kamu. Karena kalau kita kerjakan pun tidak bisa tidak ada bahan baku," kata dia.
Dia pun menyayangkan Indonesia tidak bisa membuat bahan baku APD dalam negeri di tengah kondisi pandemi virus corona. Selama ini impor bahan baku hampir di atas 90 persen dari negara tersebut.
"Harusnya tidak terjadi. Kalau di atas 90 persen menyedihkan. Bahan baku APD bisa segitu, tapi tidak ada usaha bikin bahan baku di sini. Kita impor pekerjaan kita sendiri. Saya heran kalau kita liat APD-nya made in Indonesia," kata Arya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dengan murahnya barang impor itu, banyak pelanggan beralih. Alhasil, semakin banyak produk impor yang masuk ke Indonesia berdasarkan pada permintaan tadi.
Baca SelengkapnyaKhusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menyebut anjloknya kinerja tekstil domestik dan PHK massal akibat dari serbuan barang impor.
Baca SelengkapnyaPemerintah diharap bersikap responsif serta tepat sasaran, sehingga sektor padat karya tekstil ini bisa bertahan menghadapi turbulensi ekonomi.
Baca SelengkapnyaAgus menyatakan tidak ada industri yang menggunakan produk impor ilegal sebagai bahan bakar di perusahaannya.
Baca SelengkapnyaKonflik bersenjata di beberapa wilayah dunia turut berpengaruh pada naiknya anggaran pertahanan sejumlah negara dari rata-rata 2 persen menjadi 3 persen.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, alat kesehatan di Indonesia masih didominasi impor.
Baca SelengkapnyaJuru Bicara TPN Ganjar Pranowo-Mahfud Md, Patria Gintings mengkritisi mahalnya biaya pengadaan alutsista, termasuk pembelian alutsista bekas.
Baca SelengkapnyaHarga produk impor lebih murah dengan kualitas yang hampir setara, membuat produk lokal kalah saing di pasar dalam negeri.
Baca SelengkapnyaMasuknya barang impor tekstil dan produk tekstil (TPT) menghambat pertumbuhan pasar dalam negeri.
Baca SelengkapnyaProduksi pipa baja seamless untuk industri migas di dalam negeri, sudah mencapai 500.000 ton per tahun.
Baca SelengkapnyaZulhas menyebut, bahwa tren kebangkrutan industri tekstil dalam beberapa waktu terakhir tidak berkaitan dengan Permendag 8 2024.
Baca Selengkapnya