Dibanding Indonesia, Investor Lebih Tertarik Bangun Kilang di Singapura
Merdeka.com - Mantan Staf Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Said Didu mengatakan, investor lebih berminat membangun kilang di Singapura dibanding Indonesia. Salah satunya disebabkan oleh perbedaan bunga bank yang signifikan. Sehingga Singapura dinilai lebih laik.
"Membangun kilang di Singapura lebih layak dibanding Indonesia. Kenapa? hanya masalah bunga bank saja. IRR (Internal Rate of Return) 3 sampai 4 persen, di Indonesia 8 hingga 10 persen tidak mungkin laik," ujar Said Didu, Jakarta, Jumat (2/4).
Jika dibangun di Singapura, kata Said Didu, investasi pembangunan kilang tersebut menjadi layak karena bunga bank di negara tersebut jauh lebih rendah. Adapun bunga bank Singapura hanya 2 persen.
-
Kenapa minat investor asing menurun di sektor keuangan Indonesia? Menurunnya minat investor asing terhadap sektor keuangan Indonesia disebabkan oleh sentimen peningkatan yield surat utang di Amerika Serikat dan tren suku bunga tinggi di sejumlah bank sentral negara maju. Akibatnya, kebutuhan likuiditas pemerintah dan pelaku usaha akan menjadi sangat kompetitif dan berbiaya mahal,' ucap Said.
-
Kenapa banyak orang Indonesia memilih Singapura untuk liburan? Banyak WNI yang sering memilih Singapura sebagai tujuan liburan karena letak geografisnya yang dekat dengan Indonesia.
-
Kenapa Singapura dipilih? Pasalnya, ia akan mengadakan konser selama 6 hari di Singapura. Pertanyaannya, mengapa hanya Singapura?
-
Apa yang dikatakan PM Singapura tentang Indonesia? Tidak ada pembahasan terkait PM Singapura sebut Indonesia sebagai negara yang tidak akan maju karena gila agama.
-
Kenapa Singapura jadi pusat perdagangan dulu? Kawasan ini ramai sebagai pusat perdagangan karena strategis di Selat Malaka.
-
Kenapa Kemendag setuju membentuk kelompok kerja dengan Singapura? “Saya setuju dan mendukung inisiatif dibentuknya kelompok kerja tersebut karena volume perdagangan Indonesia dengan Singapura yang cukup besar serta sebagai tetangga dekat dalam lingkup ASEAN,“ jelas Mendag Zulkifli Hasan.
"Kalau dibangun di Singapura menjadi laik karena bunga banknya lebih rendah hanya 2 persen. Kalau mau pemerintah memberikan insentif agar IRR nya menjadi naik menambah likuiditas," paparnya.
Pembangunan kilang dinilai menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Mengingat Indonesia juga memiliki cadangan minyak mentah yang cukup banyak untuk dikelola.
"Perbankan pasti mau mendanai. Pertamina ini cukup besar dan pasarnya cukup besar. Bayangkan saja penduduk Singapura hanya 3 juta tapi karena layak disana berebut orang bangun kilang. Penduduk Indonesia 270 juta masa nggak ada yang mau bangun kilang? Jadi sebenarnya inilah tarik menarik antara yang ingin berdagang dan ingin membangun industrinya," tandasnya.
Said Didu Bongkar Penyebab Aramco Tak jadi Bangun Kilang di Indonesia
Mantan Staf Khusus Menteri Energi Sumber Daya Energi dan Mineral, Said Didu membongkar penyebab Aramco tak jadi berinvestasi membangun kilang di Indonesia. Saat itu, Menteri ESDM dijabat oleh Soedirman Said diutus sebagai perwakilan Indonesia berunding dengan Arab Saudi.
"Saya masih ingat 2014 Presiden Jokowi mengatakan harus membangun kilang dan saat itu saya masih di Kementerian ESDM staf khusus Pak Soedirman Said sebagai utusan khusus Timur Tengah sedang berunding dengan sultan dari Arab Saudi," ujarnya, Jakarta, Jumat (2/4).
Saat perundingan terjadi, Presiden Jokowi sedang berada di Rusia bersama beberapa menteri kabinet kerja. Dalam kesempatan tersebut, Presiden secara sepihak memutuskan kerja sama dipindahkan ke Rosneft.
"Tetapi Presiden Jokowi dengan didampingi beberapa menteri menteri kabinet di Rusia menyatakan bahwa tidak jadi Aramco dan dipindahkan ke Rosneft," jelas Said Didu.
Padahal, sebelumnya sudah ada pembicaraan kerja sama dengan Raja Arab Saudi mengenai Aramco saat berkunjung ke Indonesia. Sehingga seluruh masalah dokumen dan perizinan segera didorong oleh instansi kerajaan.
"Pak Presiden Jokowi itu meminta ke Raja Arab Saudi waktu datang ke Jakarta untuk membangun kilang. Itu permintaan Presiden Jokowi. Nah, karena raja sudah (memberi) izin, maka seluruh instansi kerajaan dan surat surat mendorong itu tetapi dibelokkan begitu saja ke Rosneft," jelasnya.
Kondisi tersebut pun menempatkan, Soedirman Said dalam posisi sulit. Sampai akhirnya, dia meminta Presiden Jokowi menunda pengumuman pembatalan kerja sama. Sampai rombongan Kementerian ESDM bisa keluar dari Arab Saudi.
"Kejadiannya saya buka saja, Pak Soedirman Said meminta pengumumannya diundur dulu 4 jam supaya dia bisa keluar dari Arab Saudi, baru diumumkan. Saya tidak tahu siapa pelobinya," tandas Said Didu.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertemuan Rosan dengan PM Lawrence Wong membahas beberapa topik penting. Di antaranya terkait kondisi geopolitik serta potensi investasi.
Baca SelengkapnyaDua negara tersebut tengah bersekutu untuk segera merampungkan pembangunan Special Economic Zone (SEZ) di kawasan Johor, Malaysia Selatan.
Baca SelengkapnyaRosan menjelaskan Sembcorp berminat akan membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atau solar cell.
Baca SelengkapnyaPelemahan nilai tukar Ringgit dan perekonomian Malaysia mendorong warganya mencari pekerjaan di Singapura.
Baca SelengkapnyaPada 2023, Singapura menjadi sumber investasi terbesar bagi Indonesia, diikuti China, Hong Kong, Jepang, Malaysia, dan Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaSecara tren, investasi Singapura di Indonesia terus mengalami lonjakan selama beberapa tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaTerbaru, surat pernyataan minat tersebut telah mencapai 328 LoI.
Baca SelengkapnyaData BKPM menunjukkan investasi Singapura pada kuartal II-2024 mencapai USD4,6 miliar atau setara Rp71,42 triliun.
Baca SelengkapnyaMenteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia membantah investor terbanyak di Indonesia adalah dari China
Baca SelengkapnyaBank Indonesia (BI) mempromosikan tiga proyek investasi strategis dalam penyelenggaraan "Indonesia Business Forum" di Washington D.C., Amerika Serikat.
Baca Selengkapnyaingapura Ternyata Sangat Bergantung dengan Indonesia, Terutama soal Listrik dan Air
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi 29 perusahaan Singapura akan berinvestasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Baca Selengkapnya