Dibeli lebih murah, petani ini tak mau jual beras ke Bulog
Merdeka.com - Sejumlah petani di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) masih enggan untuk menjual beras hasil produksinya ke Badan Urusan Logistik (Bulog). Pasalnya harga yang ditawarkan Bulog jauh lebih rendah dibandingkan dengan harga dari tengkulak.
Salah seorang petani di Kuranji Kota Padang, Nazir, Rabu, mengatakan kalau ia lebih memilih menjual beras ke tengkulak, karena lebih menguntungkan dibandingkan dengan Bulog.
"Saya tidak mendapat untung jika harus menjual ke Bulog, karena biaya yang dihabiskan untuk keperluan bertani cukup besar," katanya seperti dilansir Antara, Rabu (29/7).
-
Kenapa Bulog tidak serap gabah dan jagung petani? 'Ini kan lagi panen raya padi dan jagung, kenapa Bulog tidak bisa serap gabah dan jagung petani. Harga di petani jatuh tinggal Rp 4.000 per kilogram. Padahal Bulog sangat diharapkan menyerap optimal pada masa panen raya ini agar harga gabah tidak anjlok,' demikian dikatakan Yadi Sofyan di Jakarta, Jumat (26/4).
-
Kenapa Bulog impor beras? Selanjutnya menyikapi bahaya El Nino yang berdampak pada kelangkaan pasokan, Bulog juga ditugaskan menambah pasokan dari importasi.
-
Kenapa Bulog pecat oknum buruh? 'Mengenai oknum buruh dalam video yang sedang banyak beredar tersebut merupakan tenaga harian lepas di gudang bukan karyawan BULOG, dan per hari ini buruh tersebut sudah tidak dipekerjakan lagi di Gudang.''Kemudian Kepala Gudang Banjar Kemantren 2 sebagai penanggungjawab kegiatan di Gudang kejadian sudah diberikan SP dan dimutasi', jelas Tomi.
-
Bagaimana cara Bulog menjual beras di pasar murah? 'Untuk beras kami jual dengan harga Rp8.500 atau Rp42.500 per lima kilogram. Jadi harganya terjangkau oleh masyarakat. Apalagi kalau harga beras di pasaran mencapai Rp10-12 ribu. Selain beras, kami juga bawa minyak, gula, dan tepung terigu,' kata Ardiansyah Kristianto, PJS Asisten Manajer Bulog Surakarta, dikutip dari YouTube Liputan6 pada Rabu (9/8).
-
Kenapa BULOG impor jagung? Tingginya harga jagung pakan di tingkat peternak direspon Pemerintah dengan menugaskan Perum Bulog dalam penyediaan pasokan dan penyaluran jagung kepada peternak sasaran atau koperasi peternak sasaran sehingga tugas publik pemerintah untuk stabilisasi harga jagung pakan dan menjaga senyum peternak bisa terealisasi.
-
Siapa yang mengkritik kinerja Bulog? Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Yadi Sofyan Noor mengkritisi kinerja Perum Bulog yang menurutnya tidak optimal dalam menyerap gabah petan saat panen raya awal 2024.
Dia menjelaskan, Bulog membeli beras sesui dengan harga pembelian pemerintah (HPP) yaitu sebesar Rp 7.300 per kilogram, sedangkan tengkulak bisa membeli beras dengan Rp 9 ribu per kilogram hingga lebih.
Berkaitan dengan itu, Kasi Tata Usaha (TU) Umum dan Humas Bulog Sumbar, Saidi mengatakan bahwa bulog diharuskan membeli beras di bawah atau sesuai dengan harga HPP.
"Jika harga beras di atas HPP, maka Bulog tidak diharuskan membelinya,"paparnya.
Menurutnya, hal tersebut dapat membantu petani Sumbar, karena bisa menjual beras daerah lain dengan harga di atas HPP. "Kebanyakan beras dari Sumbar dikirim ke Pekanbaru dengan harga di atas HPP,"jelasnya.
Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman tetap meminta petani untuk menjual padi hasil produksi mereka ke Perum Bulog untuk mengamankan ketersediaan beras nasional.
"Meskipun harga (pembelian Bulog) lebih rendah Rp 100 atau Rp 200 per kilogram dari harga pasaran tidak masalah. Serahkan saja ke Bulog untuk kepentingan nasional," katanya.
Saat ini pemerintah menetapkan harga pembelian padi dan beras oleh Bulog untuk gabah kering panen (GKP) sebesar Rp3.700 per kg, gabah kering giling (GKG) Rp4.600 per Kg dan beras sebesar Rp7.300 per Kg (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dia heran, mengapa harga beras naik sangat tinggi, belum lagi ketersediaan beras di toko-toko ritel yang terbatas.
Baca SelengkapnyaBelakangan ini harga beras melambung tinggi, masyarakat semakin tercekik usai kenaikan yang signifikan.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperliahtkan seorang petani pepaya california yang panen melimpah tapi tidak ada yang beli.
Baca SelengkapnyaHarga cabai merah turun seiring hasil panen yang melimpah di Boyolali.
Baca SelengkapnyaPanen raya padi dalam negeri tengah berlangsung hingga April 2024, sehingga ketersediaan beras nasional dipastikan melimpah.
Baca SelengkapnyaBadan Urusan Logistik (Bulog) menyatakan kenaikan harga beras terjadi akibat defisit di sejumlah sentra produksi.
Baca SelengkapnyaAda beberapa penyebab terjadinya lonjakan harga beras ini, termasuk molornya musim tanam dan musim panen.
Baca SelengkapnyaOmzet pedagang beras di sejumlah pasar di Garut, Jawa Barat, diketahui mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Baca SelengkapnyaKemarau panjang membuat petani padi di berbagai daerah terancam gagal panen.
Baca SelengkapnyaWarga berharap pasar beras murah itu lebih sering digelar
Baca SelengkapnyaNormalnya, harga cabai rawit di tingkat petani berkisar antara Rp10.000 hingga Rp15.000 per kilogram.
Baca SelengkapnyaSkandal 'Mark Up' Harga Beras Impor Berpotensi Rugikan Devisa Negara hingga Rp8,5 Triliun
Baca Selengkapnya