Didenda Pemerintah China, Alibaba Rugi USD 1,2 Miliar dan Sahamnya Anjlok
Merdeka.com - Alibaba Group dikabarkan mencatatkan kerugian operasi di kuartalan pertamanya sejak perusahaan itu go public. Kerugian ditanggung Alibaba usai perusahaan terkena denda besar yang dijatuhkan antitrust Pemerintah China.
Raksasa e-commerce China itu membukukan defisit operasi senilai 7,7 miliar yuan (USD 1,2 miliar) untuk kuartal keempat yang berakhir pada Maret.
Kerugian itu terjadi setelah Alibaba terkena denda besar mencapai 18,2 miliar yuan karena terlibat dalam praktik bisnis monopoli.
-
Siapa yang paling untung dari e-commerce? Sejalan dengan data tersebut, Shopee menempati peringkat pertama sebagai e-commerce yang memberikan keuntungan bagi penjual dengan persentase 71%. Diikuti dengan Tokopedia (12%), TikTok Shop (11%), Lazada (3%), dan lainnya (2%).
-
Apa yang dimiliki China? Tidak mengherankan, mengingat populasinya yang besar, China memimpin dengan jumlah pengguna internet global, diperkirakan mencapai 1,05 miliar.
-
Siapa yang memiliki utang terbesar? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Kenapa impor tekstil dari China meningkat? Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan menyebut perang dagang antara kedua negara itu menyebabkan over kapasitas dan over supply di China, yang justru malah membanjiri Indonesia.
-
Apa total utang Amerika Serikat? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Kenapa polisi China mengusur pedagang? Dia diberi imbauan agar tak berjualan di lokasi. Sebab, hal tersebut diungkap sang polisi dapat memicu kecelakaan bagi diri sendiri dan pengguna jalan raya lainnya. 'Anda tidak bisa berjualan semangka di sini. Ini bisa mengganggu lalu lintas,' terangnya.
Mengutip Forbes, perusahaan teknologi itu mengatakan akan melaporkan peningkatan 48 persen dalam pendapatan operasional tahun ke tahun menjadi 10,6 miliar yuan tanpa penalti. Sementara pendapatan operasional setahun penuh mencapai 89,68 miliar yuan, turun 2 persen dari tahun ke tahun.
Hukuman dari regulator juga tercermin dalam keuntungan Alibaba. Perusahaan raksasa yang berbasis di Hangzhou itu mengalami kerugian bersih 5,5 miliar yuan dalam tiga bulan yang berakhir pada bulan Maret. Mereka melaporkan laba bersih setahun penuh sebesar 150,3 miliar yuan.
Pembelaan Direksi
"Selama tahun fiskal terakhir, kami telah melalui semua jenis tantangan, termasuk pandemi Covid-19, persaingan yang ketat, serta penyelidikan anti-monopoli dan keputusan penalti oleh regulator China," kata CEO Daniel Zhang dalam panggilan pendapatan untuk membahas hasil keuangan periode pelaporan pada Kamis.
"Kami percaya cara terbaik untuk mengatasi tantangan ini adalah dengan melihat ke depan dan berinvestasi untuk jangka panjang," lanjutnya.
Alibaba melaporkan pendapatan yang lebih baik dari perkiraan sebesar 187,4 miliar yuan untuk fiskal kuartal keempat, naik 64 persen secara tahun-ke-tahun. Sedangkan pendapatan setahun penuh melonjak 41 persen menjadi 717,3 miliar yuan.
Di balik peningkatan angka tersebut terdapat bisnis inti e-commerce perusahaan, yang melihat potensi nilai barang dagangan bruto senilai 7,49 triliun yuan di pasar ritel untuk tahun fiskal 2021.
Sementara Alibaba Cloud, afiliasi komputasi awan perusahaan, juga berkontribusi pada lonjakan tersebut dengan kenaikan 50 persen pendapatan dari tahun ke tahun sebesar 60,12 miliar yuan.
Alibaba mengatakan bahwa mereka memperkirakan pendapatannya akan meningkat menjadi 930 miliar yuan pada tahun fiskal 2022.
Saham Anjlok
Saham Alibaba turun 4 persen di Hong Kong pada hari Jumat, turun hampir 33 persen dari puncaknya pada bulan Oktober. Saham perusahaan juga turun 6,3 persen di New York setelah pengumuman tersebut, turun 35 persen dari puncaknya di bulan yang sama tahun lalu.
Saham Alibaba tengah berada di bawah tekanan sejak salah satu pendirinya, Jack Ma, mengecam regulator keuangan China selama pidato profil tinggi di forum keuangan pada bulan Oktober.
Pihak berwenang kemudian dengan cepat mengambil tindakan terhadap raksasa e-commerce tersebut, termasuk penangguhan tiba-tiba dari penawaran umum perdana senilai USD 35 miliar dari afiliasi fintech Ant Group.
Padahal, Ant menyumbang sebanyak 7,2 miliar yuan untuk pendapatan Alibaba dalam tiga bulan yang berakhir Maret.
Berdasarkan 33 persen saham Alibaba di Ant, unit fintech ini membukukan laba sebesar 21,8 miliar yuan pada kuartal Desember, naik 49,7 persen dari kuartal sebelumnya.
Pada bulan April, bank sentral China mengatakan bahwa Ant perlu melakukan restrukturisasi sebagai perusahaan induk keuangan yang berarti akan tunduk pada kontrol peraturan yang lebih ketat.
Reporter: Priscilla Dewi Kirana
Sumber: Liputan6.com (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dana yang telah digelapkan oleh pejabat Adidas di China dilakukan selama satu tahun.
Baca SelengkapnyaTurunnya saham PDD membuat posisi Huang sebagai orang terkaya di dunia, turun ke posisi 50 orang terkaya di dunia.
Baca SelengkapnyaPenurunan harga real estat yang berkepanjangan ditambah beberapa kasus gagal bayar yang juga membebani kekayaan miliarder China.
Baca SelengkapnyaChina adalah pasar e-commerce terbesar di dunia yang mencakup sekitar setengah dari penjualan online global.
Baca SelengkapnyaDampak dari maraknya kasus ini juga terlihat dalam penurunan pasar kripto secara menyeluruh dalam 24 jam.
Baca SelengkapnyaRealisasi pendapatan negara pada Mei 2024 tersebut anjlok 7,1 persen secara year on year (yoy).
Baca SelengkapnyaDepartemen Kehakiman Amerika Serikat mewajibkan Binance membayar denda dan penyitaan aset sekitar Rp66,93 triliun.
Baca SelengkapnyaLoyonya perekonomian China dipengaruhi oleh terus melemahnya permintaan domestik. Kondisi ini diperparah oleh kinerja properti yang masih belum menggembirakan.
Baca SelengkapnyaSituasi ini memberikan tekanan pada pasar keuangan dunia.
Baca SelengkapnyaTak bisa dipungkiri, China merupakan negara mitra dagang terbesar Indonesia.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat, tiga besar negara tujuan ekspor non-migas Indonesia pada Januari 2024 adalah ke negara China, Amerika Serikat, dan India.
Baca SelengkapnyaAPBN pada Juli mengalami defisit Rp93,4 triliun atau 0,41 persen dari PDB.
Baca Selengkapnya