Dihantam sentimen global, ekonomi Indonesia diprediksi bergejolak hingga tahun depan
Merdeka.com - Chief Economist PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga), Adrian Panggabean, menyatakan fluktuasi pasar keuangan Indonesia pada kuartal I/2018 merupakan akibat faktor eksternal. Namun begitu, perekonomian Indonesia tetap stabil di tengah volatilitas dan kondisi politik yang kini terjadi.
"Volatilitas yang terjadi di pasar finansial beberapa bulan terakhir dua kali lebih besar dibanding 2017 dan disebabkan oleh faktor eksternal. Kita tidak perlu khawatir sejauh konfigurasi makroekonomi kita terjaga relatif sehat, kebijakan ekonomi tetap rasional, dan aktivitas ekonomi masih berjalan normal," tuturnya di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Senin (14/5).
Adrian menjelaskan volatilitas di pasar keuangan akan terus terjadi di 2018 dan sepanjang 2019. Dia menambahkan hal tersebut disebabkan oleh pengetatan kebijakan moneter di Amerika Serikat serta masih longgarnya kebijakan moneter di Eropa dan Jepang.
-
Siapa yang menilai sektor keuangan stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial, seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Apa yang membuat sektor keuangan stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial, seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Kenapa minat investor asing menurun di sektor keuangan Indonesia? Menurunnya minat investor asing terhadap sektor keuangan Indonesia disebabkan oleh sentimen peningkatan yield surat utang di Amerika Serikat dan tren suku bunga tinggi di sejumlah bank sentral negara maju. Akibatnya, kebutuhan likuiditas pemerintah dan pelaku usaha akan menjadi sangat kompetitif dan berbiaya mahal,' ucap Said.
-
Kenapa rupiah Indonesia hiperinflasi pada tahun 1963-1965? Di awal kemerdekaan Indonesia, sistem nilai tukar rupiah yang diterapkan yaitu kurs tetap. Artinya, sebuah negara harus ada cadangan devisa yang terkontrol. Akan tetapi sebagai negara baru Indonesia hanya punya sedikit cadangan devisa. Ekonomi Indonesia kemudian diperburuk saat bergulirnya agresi militer Belanda II.
-
Kapan kinerja industri perbankan terjaga stabil? Di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian dan gejolak geopolitik global, kinerja industri perbankan Indonesia per Juni 2024 terjaga stabil,' jelas Mahendra Siregar dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Jumat (2/8).
-
Apa yang terjadi di Indonesia? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan dalam sepekan ke depan hampir seluruh wilayah di Indonesia akan dilanda suhu panas.
Dia juga menambahkan faktor geopolitik dan geoekonomi serta isu proteksionisme AS menyebabkan fluktuasi tajam dalam harga-harga aset secara global. "Pelemahan Rupiah bukan karena faktor domestik tapi karena faktor eksternal. Hal ini kemudian berimbas pada fluktuasi mata uang di seluruh dunia, termasuk Rupiah," ujarnya.
Adrian memperkirakan kurs Rupiah terhadap USD di kuartal kedua 2018 akan berada pada kisaran Rp 13.600-Rp 14.000. Dia merevisi proyeksi Rupiah dari rata-rata tahunan Rp 13.200 menjadi rata-rata tahunan Rp 13.550 di 2018.
Rilis angka pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal I/2018 yang sebesar 5,06 selaras dengan proyeksi CIMB Niaga yang sebesar 5,1 persen. "Konsumsi masyarakat yang belum kuat tidak jauh berbeda dengan tahun 2017 dan rendahnya angka inflasi inti adalah indikasi penting bahwa perekonomian Indonesia memang masih membutuhkan akomodasi kebijakan fiskal dan moneter," tandas dia.
Reporter: Bawono Yadika
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal itu didukung oleh kondisi dari APBN kebijakan fiskal, kebijakan moneter dari Bank Indonesia dan sektor keuangan yang stabil.
Baca SelengkapnyaIndonesia mulai memasuki pesta demokrasi yang dapat memengaruhi risk appetite investor dan pelaku usaha.
Baca SelengkapnyaIndeks kinerja manufaktur atau Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia terkontraksi di level 49,3.
Baca SelengkapnyaIndonesia berupaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaTensi perang dagang kembali meningkat akibat kenaikan tarif Amerika Serikat dan beberapa negara Amerika Latin terhadap produk-produk dari China.
Baca SelengkapnyaMahendra menyampaikan, kondisi ini dipengaruhi oleh dinamika ekonomi yang beragam di negara-negara utama, seperti Amerika Serikat, Eropa dan China.
Baca SelengkapnyaPerekonomian global secara umum mengalami pelemahan dengan inflasi yang terjaga moderat.
Baca SelengkapnyaTensi geopolitik global masih melanjutkan peningkatan seiring berlanjutnya konflik di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengatakan beberapa persoalan dunia yang dapat mengancam perekonomian dan sistem keuangan Indonesia.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap positif meski perekonomian dunia melambat.
Baca SelengkapnyaKinerja apik ini tak lepas dari terjaganya tren pemulihan ekonomi nasional hingga memasuki akhir tahun 2023.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi capai 5,1 persen tahun ini.
Baca Selengkapnya