Dinas Lingkungan Hidup Cek Kesiapan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Sentul City
Merdeka.com - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor melakukan tinjauan lapangan untuk mengecek kemajuan pembangunan Sentul City Recycle Center (SCRC). Ini merupakan sebuah tempat pengolahan sampah terpadu di Desa Sumur Batu, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor Jumat (15/3). Rencananya, SCRC bakal diresmikan Bupati Bogor tanggal 27 Maret 2019. Pengecekan langsung dilakukan Kepala DLH Kabupaten Bogor Panji Ksatriadi, di dampingi Kepala Bidang Pengolahan Sampah DLH Atis Tardiana.
"Saya mau lihat kesiapan Sentul City melakukan pengolahan sampah terpadu dengan menggunakan teknologi tepat guna," kata Panji dalam keterangan persnya di Jakarta.
Panji melihat, kemajuan pembangunan SCRC sangat signifikan. Dia yakin pembangunan SCRC selesai sesuai rencana. "Agar anda tahu ini yang pertama di Kabupaten Bogor pengembang perumahan yang mau mendirikan tempat pengolahan sampah terpadu," terangnya.
-
Bagaimana cara mengurangi sampah? Daur ulang sampah membantu mengurangi volume sampah yang berakhir di TPA. Dengan memanfaatkan kembali botol atau kaleng bekas sebagai wadah atau pot bunga, kita tidak hanya mengurangi sampah, tetapi juga menambah estetika lingkungan kita.
-
Siapa yang terlibat dalam pengelolaan sampah? Kelompok Pengelola Sampah Mandiri merupakan kelompok swadaya masyarakat dalam mengelola sampah di tingkat padukuhan yang mulai digencarkan kembali oleh Pemkab Sleman.
-
Dimana aksi membersihkan sampah dilakukan? Mereka membersihkan area sekitar 400 meter dari titik awal pembersihan.
-
Dimana tempat membuang sampah idealnya? Kebiasaan membuang sampah yang tidak pada tempatnya pasti akan memberi dampak buruk bagi lingkungan.
-
Bagaimana SDN 077 Sejahtera mengurangi sampah di sumbernya? 'Hal terpenting mengurangi, sampah dari sumbernya. Para murid diwajibkan membawa misting (kotak makan),' kata Ihat, lagi.
-
Bagaimana TPA Putri Cempo mencegah sapi makan sampah? Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (Dispangtan) Kota Solo mengaku tidak bisa mencegah penggembalaan sapi di TPA Putri Cempo. Pihaknya hanya bisa meningkatkan pengawasan penjualan sapi-sapi yang digembalakan di TPA Putri Cempo Solo.
Hal senada diungkapkan Kabid Pengolahan Sampah DLH Atis Tardiana. Dia melihat kualitas bangunan yang tengah dikerjakan sangat kokoh. "Lantai sudah di beton. Jadi sangat kuat sekali," paparnya.
Bekerjasama dengan PT Xaviera Global Synergy, perusahaan pengolahan sampah tepat guna, pengembang perumahan elite di kawasan Sentul ini memastikan tak ada lagi sampah yang dikirim ke Tempat Pengolahan Akhir Sampah (TPAS). Diprediksikan SCRC bakal beroperasi April 2019 mendatang dan pengoperasian perdana direncanakan oleh Bupati Bogor Ade Yasin.
"Kita sistemnya zero waste. Sampah berakhir dan selesai di tempat pengolahan kita," jelas CEO PT Xaviera Global Synergy, Wilda Yanti.
Wilda menjelaskan, Tempat Pengolahan Sampah Tepat Guna di bangun di atas lahan 5 hektare. Untuk tahap pertama, lahan yang akan dimanfaatkan seluas 1,4 hektar di mana di dalamnya dibangun bangunan inti untuk mesin pengolaan sampah, gudang, parker, green house dan kantor. Sisanya akan direncanakan akan dibangun pusat pengembangan pertanian terpadu.
"Kami memiliki dua teknologi tepat guna yakni NatureXa Biotechno yakni mesih pengolahan sampah menggunakan teknologi tepat guna dan NatureXa Bioaktivator untuk mengolah sampah menggunakan mikro biologi," paparnya.
Untuk jenis-jenis mesin yang dioperasikan, kata Wilda banyak macamnya antara lain mesin pengomposan, mesin pakan ternak, mesin pengolah plastik dan mesin-mesin lain yang sesuai dengan jenis sampahnya.
Sebelum operasi pada April 2019 mendatang, Wilda sudah melakukan sosialisasi dan edukasi kepada stakeholder Sentul City. Sosialisasi dan edukasi dimaksudkan agar masyarakat di Sentul City sudah mulai memilah sampah dari sumbernya. Masyarakat diajarkan bagaimana memilah sampah organik, non organik, sampah B3, sampah elektronik dan sampah residu.
"Sistem kami bukan hanya mampu mengolah sampah organik dan non organik, tapi juga sampah jenis lain seperti B3, sampah elektronik dan residu," paparnya.
Sosialisasi dan edukasi tak hanya di lakukan ke masyarakat yang tinggal di kawasan perumahan elite Sentul City. Kata Wilda, pihaknya juga melakukan sosialisasi dan edukasi ke warga masyarakat di sembilan desa yang ada di Kecamatan Babakan Madang. "Sekarang kita sudah jalan di empat desa. Kita ajak warga desa mengolah sampah secara berkelompok. Kita juga dorong pendirian koperasi yang bisa menampung hasil olahan sampah yang bernilai ekonomi," terangnya.
Selain membina masyarakat di sembilan desa di Kecamatan Babakan Madang, pihaknya juga membina para pemulung. Menurut Wilda, selama ini pemulung diberikan waktu dua hingga tiga jam masuk ke cluster-cluster perumahan untuk mengambil sampah yang mereka butuhkan.
"Nanti kan semua sampah warga di olah. Nah, mereka kita rekrut bekerja di kita. Tugasnya memilih sampah. Ada mungkin sekitar 20 an pemulung yang akan kita rekrut untuk memilah sampah di tempat kita," paparnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Walaupun masalah sampah belum selesai, namun Sri Sultan HB X optimis kabupaten/kota mampu mengelola sampah secara mandiri
Baca SelengkapnyaOIKN menyediakan tempat pembuangan sampah reuse, reduce, dan recycle (TPS3R) dan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST).
Baca SelengkapnyaKementerian LH meminta, pemerintah daerah di seluruh Indonesia segera memperbaiki pengelolaan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah.
Baca SelengkapnyaPengelolaan sampah menjadi tindakan darurat yang harus segera dilakukan
Baca SelengkapnyaSri Sultan HB X menyiapkan tempat pembuangan sementara, namun kapasitasnya juga sangat terbatas
Baca SelengkapnyaPemkab Bantul akan memaksimalkan tempat pembuangan di masing-masing kelurahan sebagai tempat penampungan sampah sementara
Baca SelengkapnyaHeru Budi Ingin DLH DKI Tiru Singapura, Sampah Jakarta Bisa Dikelola di Laut atau Teluk
Baca SelengkapnyaMayoritas sampah di Kaltim adalah sisa makanan sebanyak 51,11%, diikuti oleh plastik 19,5%, dan sampah kertas/karton 12,37%.
Baca SelengkapnyaDapat mengurangi permasalahan sampah, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lingkungan.
Baca SelengkapnyaPemkot Bandung membuka peluang pemanfaatan Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Cibeureum.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Jakarta terus mengintegrasikan pengolahan sampah mulai dari hulu, tengah ke hilir.
Baca SelengkapnyaSIG melalui anak usahanya, SBI, juga menjadi inisiator sekaligus operator fasilitas RDF pertama di Indonesia.
Baca Selengkapnya