Dirjen PUPR Dukung Kantong Plastik Berbayar, Harap Kebiasaan Masyarakat Berubah
Merdeka.com - Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Danis H Sumadilaga, menyampaikan dukungannya terhadap penerapan Kantong Plastik Tidak Gratis (KPTG). Gerakan ini bertujuan menekan jumlah penggunaannya di masyarakat yang berdampak pada peningkatan jumlah sampah plastik.
Menurutnya, dibanding dibiarkan tercecer menjadi limbah, Kementerian PUPR juga sudah berinisiatif mengolah kantong plastik sebagai bahan campuran aspal.
"Kami sangat mendukung. Kalau dulu saya di Balitbang (Kementerian PUPR) sudah proses kantong plastik dicacah bisa dicampur aspal dan perkuat campuran aspal. Istilahnya aspal plastik," jelas dia di Jakarta, Jumat (1/3).
-
Bagaimana cara mengurangi sampah plastik? 'Berbagai upaya mengurangi timbulan sampah harus dilakukan untuk menekan dampak lingkungan hidup baik limbah padat, cair maupun gas, terutama penyebab pencemaran udara dan krisis iklim',
-
Gimana daun pisang bantu kurangi sampah plastik? Menggunakan daun pisang untuk pembungkus atau alas makan juga mampu mengurangi sampah plastik di lingkungan sekitar. Apalagi karena daun ini bisa digunakan kembali, sangat praktis dipakai, serta dapat dibersihkan dengan mudah.
-
Mengapa sampah plastik sangat mencemari lingkungan? Selain dampak buruknya yang mampu mencemari lingkungan, permasalahan ini pun tentunya dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya karena dinilai sangat tidak higienis. Bukan hanya itu saja, tumpukan sampah ini juga mampu menciptakan ledakan gas metana yang berbahaya bagi keselamatan manusia.
-
Mengapa penting untuk mengurangi konsumsi plastik? Meskipun efek buruk dari mikro dan nanoplastik masih dalam penelitian, namun temuan saat ini menunjukkan bahwa mereka dapat menyebabkan stres oksidatif, kelainan reproduksi, disfungsi gastrointestinal, dan peningkatan mortalitas.
Adapun sebelumnya, beberapa toko ritel modern yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Ritel (Aprindo) menyatakan akan menerapkan kebijakan kantong plastik berbayar mulai Jumat 1 Maret 2019 ini.
Kendati begitu, Danis menekankan, kantong plastik tetap tergolong sebagai benda yang tak aman bagi lingkungan. "Kalau secara klasifikasi barang tak aman bagi lingkungan seperti ember dan botol mineral, plastik kresek ini nomor 7," sebutnya.
Oleh karenanya, dia mengimbau masyarakat agar lebih memilih membawa tas sendiri seperti goodybag saat berbelanja daripada membeli kantong plastik.
"Masalahnya bukan berbayar atau tidak, utamanya adalah meningkatkan kesadaran masyarakat bagaimana kurangi sampah kantong plastik. Dengan bayar kan jadi mikir, lain kali saya bawa goodybag atau apa lah," pungkas dia.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu KencanaSumber: Liputan6.com
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti pentingnya pengurangan sampah plastik di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenurutnya dampak sampah plastik sangat besar bagi lingkungan dan terasa sekali di Jakarta.
Baca SelengkapnyaSertifikat dana layanan masyarakat dari BPDLH merupakan wujud dukungan pemerintah kepada masyarakat dalam kerja aksi lingkungan.
Baca SelengkapnyaIndonesia jadi negara terbesar ke-2 yang sumbang sampah kantong plastik ke laut.
Baca SelengkapnyaAndreas Arie menyoroti masalah kritis yang melanda kota ini dan menuntut alternatif selain TPA Cipeucang yang saat ini sudah mencapai kapasitas maksimal.
Baca SelengkapnyaWalaupun masalah sampah belum selesai, namun Sri Sultan HB X optimis kabupaten/kota mampu mengelola sampah secara mandiri
Baca SelengkapnyaPetugas UPS Badan Air memanfaatkan 1.214 botol plastik menjadi perahu yang digunakan untuk membersihkan Kali Ancol.
Baca SelengkapnyaKetua DPR RI Puan Maharani meminta pemerintah melakukan langkah konkret dalam mengatasi permasalahan sampah plastik di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKondisi pembuangan sampah di Jogja makin mengkhawatirkan usai TPST Piyungan ditutup sementara.
Baca SelengkapnyaPengolahan limpah alat kampanye itu dilakukan berdasarkan jenisnya. Untuk bambu dan kayu akan didaur ulang menjadi kompos.
Baca Selengkapnyaprogram pengelolaan sampah tersebut telah mendorong kreativitas dan inovasi masyarakat di Kota Tasikmalaya.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan teknologi aspal plastik ini diharapkan ke depannya dapat mewujudkan lingkungan bersih yang berkelanjutan.
Baca Selengkapnya