Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dirut: Dari rugi ratusan miliar, kini Pelni untung ratusan miliar

Dirut: Dari rugi ratusan miliar, kini Pelni untung ratusan miliar Dirut Pelni Elvin Goentoro. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) kini tengah gencar mengembangkan tol laut. Tol laut yang dikembangkan akan dilakukan oleh konsorsium dari beberapa BUMN yang ikut berpartisipasi, diantaranya PT Pelni.

"Sekarang ini sedang dirancang yaitu kerja sama nanti antara Pelni dengan HSDB. Nanti jalur utamanya itu adalah Pelni yang akan melayari. Nanti begitu transitment, untuk memutari di daerah penyeberangan kita teruskan dengan kapal HSDB. Bisa juga kita dengan Bulog, RNI dan Pelindo, mereka punya logistik dan segala macam. Kita menerima barang-barang hasil produksi mereka untuk kita bawa. Contohnya kalau RNI gula, beras, dan sejenisnya kita akan bawa. Jadi kenapa kita membangun enam "Rumah Kita", enam pusat logistik yang dibangun oleh Sinergi BUMN," kata Dirut PT Pelni Elfien Goentoro kepada merdeka.com belum lama ini.

Tak cuma konsen di tol laut, Pelni saat ini juga melakukan ekspansi di bidang pariwisata. Pelni mencoba melakukan perubahan mindset yang selama ini hanya untuk transportasi tujuan menjadi sebuah lifestyle bisnis atau bisnis tourism. Bisnis ini juga yang ingin dijadikan 'rising star' oleh Pelni.

Orang lain juga bertanya?

"Selama ini kita jalan ke Raja Ampat, Karimun Jawa, Wakatobi dan tempat lain kita sudah jalankan. Kita juga ingin promosi, salah satu bisnis Pelni ke arah wisata. Itu juga salah satu penugasan kita yang diminta untuk Kapal Cruise membuka 10 jalus destinasi. Kita targetkan 2017,"

Berangkat dari situ, Pelni melakukan pembenahan internal, terutama keseimbangan finansial. Diakui Elfien, Pelni dua tahun lalu telah mengalami kerugian, nilainya tak main-main Rp 634 miliar. Namun di 2015 kemarin, finansial Pelni kembali sehat dan meraup keuntungan mencapai Rp 99 miliar. Hal tersebut ditopang oleh efisiensi operasi yang dilakukan Pelni baik dari sisi pelaksanaan operasi yang berujung pada cash manajemen sistem.

"Jadi kita harus kembali lagi bahwa semua aktivitas harus terkait dengan semua strategi kita. Kalau ada program kerja yang tidak terkait dengan strategi, ya tidak kita lakukan. Setiap pengeluaran ke depannya harus berpengasilan dengan lebih fokus terkonsentrasi. Kita jadi lebih bisa melaksanakan bisnis sesuai yang diharapkan," jelas Elfien.

Selengkapnya, berikut wawancara tim merdeka.com dengan Dirut PT Pelni Elfien Goentoro beum lama ini.

Perkembangan tol laut saat ini bagaimana?

Kalau tol laut yang dikerjakan Pelni itu didasari oleh Perpres (Peraturan Presiden) 106 November 2015, itu yang dilakukan oleh Pelni. Jadi Perpres itu dasaranya untuk mengurangi disparitas harga di daerah terpencil terluar. Itu dasarnya lagi barang-barang apa yang diangkut oleh Perpres itu sesuai dengan Perpres 71: Barang pokok dan barang penting. Barang pokok dan penting itu ada sekitar 18 item.

Di dalam itu, diturunkan lagi ke Permen (Peraturan Pemerintah). Ada juga SK Dirjen. Intinya adalah untuk mengurangi disparitas harga, atau paling tidak Pelni ditugaskan melayari rute-rute yang ditetapkan Dirjen secara regular liner services atau dengan jadwal tetap. Awalya dari Jawa keluar Jawa, karena memang sentral produksi kita 80 persen ada di Jawa. Itu yang dikerjakan Pelni dan alhamdulillah sampai November-Desember ini kapasitas yang diperoleh untuk ke arah timur itu sudah meningkat, bahkan ada yang lebih dari 100 persen. Kenapa lebih 100 persen? Karena ada transitment dari Surabaya, Makassar ke Papua.

Hanya yang ke arah Natuna, untuk ke sini kita pakai kapal yang cukup besar dengan daya angkut 2.400 ton. Tapi sebetulnya ke Pulau Natuna itu kebutuhannya hanya 500 ton perbulan. Di sana juga belum tersedia transportasi, gudang dan segala macam. Kalau kita mau membawa barang lebih dari itu, mau menaruh di mana dan siapa yang mengkonsumsi? Kemarin kita kerja sama dengan Sinergi BUMN, RRI, Pelindo kita juga bawa enggak bisa banyak, karena kita sandar di pelabuhan yang bukan pelabuhan kotanya. Nah itu jauh dari kota itu (tujuan), barang juga mesti dibawa ke sana. Jadi kapal kita itu memang terisi maksimal 500 ton. Memang kelihatannya tidak sesuai.

Karena kalau kita ke sana lima bulan terakhir ini, kapal tidak bisa masuk ke sana, karena kapal kecil tidak mungkin menjangkau pulau terluar, ombaknya tinggi. Akibatnya, kapal tidak bisa masuk sampai sebulan, beras sulit di sana. Kita ingin ada kapal yang bisa menembus ke sana, karena apal besar yang dibutuhkan.

Selain Pelni, BUMN mana saja yang juga ikut kembangkan tol laut?

Untuk sekarang ini sedang kita garap dengan Kementerian BUMN istilahnya "Rumah Kita"; atau pusat logistik dari BUMN. Ada Pelindo, Bulog dan beberapa yang lain. Untuk menyiapkan pusat-pusat logistik yang bisa dibawa untuk mengisi kapal-kapal. Memang kalau ke arah timur, itu sudah cukup bagus, tetapi yang kita target adalah kembalinya. Kembalinya dari timur itu memang tidak ada sentral produksi. Apa yang dibawa? Sampai saat ini yang dibawa garam, rumput laut, ikan. Ini yang masih kita petakan terus, hasil daerah apa yang kita bawa. Nah ini untuk mengisi load factor kita apa yang dibawa baliknya.

Memang itu tugas pemerintah, barang-barang yang di daerah timur seperti Papua itu memang enggak ada, kapal ke sana itu memang kalau kebetulan ada. Jadi kapalnya enggak ada yang reguler. Tidak punya jadwal tetap. Nah kita diminta jadwal tetap untuk datang ke sana. Walaupun belum sepenuhnya bisa mengatasi disparitas, namun paling tidak hasil survei Departemen Perdagangan di enam kota, sudah ada penurunan. Tetapi masih sebatas kota-kota di pelabuhan. Nah untuk masuk bagaimana? Ada enggak jalannya? Ada enggak transportasinya?

Perlu kita ketahui bahwa logistik itu hanya sektiar 20 persen untuk transportasi lautnya. 30-an persen itu ada di pelabuhan. 50 persen ada di interland. Sekarang kita juga proyek yang diminta, sedang kita kembangkan bahwa kapal-kapal Pelni sampai ke Timika, Papua. Dari Timika kalau mau dibawa ke Wamena yang di pegunungan harus lewat udara, kan? Tapi dari pelabuhan Timika ke bandara 47 km jaraknya, harus ada kendaraan kan di sana? Nah kita harus siapkan kendaraan di sana. Yang kita harapkan juga tidak hanya tol laut yang sea way, antara pelabuhan ke pelabuhan. Kontainernya juga harus dilihat, kalau bisa end to end.

Ini yang sedang kita usulkan ke pemerintah perbaikan Perpres tadi, itu isinya sea way, pelabuhan ke pelabuhan, supaya bisa end to end. Berarti ada apa? Ada intermoda. Ini sedang kita garap dan dirapatkan di kelembagaan. Mudah-mudahan ini bisa berjalan, dan semua sudah menyiapkan ke sana semua. Yang jelas kita harapkan pemerintah itu adalah ekonominya pemerataan. Jadi perlu ada pengembangan-pengembangan, sentral-sentral produksi di luar Jawa. Supaya ada keseimbangan. Tapi sebelum itu paling tidak barang pokok ini harus bisa dinikmati yang sama oleh rakyat timur. Kalau itu adalah tugas pemerintah yaitu harus intervensi. Kalau enggak, itu undang-undang mengatakan itu. Ada juga PP, peningkatan daerah tertinggal. Ini yang harus kita pakai. Jadi sandang pangan papan itu bisa terdistribusi dengan baik.

Tol laut sekarang belum banyak peminatnya?

Kata siapa? Dulu kita mati-matian set-up bikin survei, bikin trayek pelabuhan. Kita enggak asal bikin trayek. Pelabuhannya seperti apa, alurnya seperti apa, bisa sandar atau tidak, itu kan butuh survei. Dulu, tiga bulan awal belum full, sekarang sudah. Kenapa? Karena tarifnya disubsidi. Karena apa? Karena barang pokok itu harus sampai di sana, jangan sampai mahal. Dengan adanya tol laut harga punya swasta turun, selama ini tidak natural, itu yang jadi permasalahan. Sekarang semua swasta minta punya jatah untuk itu. Yang memulai ini yang berat. Semuanya ini kita mati-matian bantu pemerintah, bisa membantu barang-barang itu bisa sampai ke daerah timur.

Tol laut sebenarnya bukan hal baru. Yang membedakan tol laut dulu dan sekarang?

Saya kurang tahu. Saya baru dua setengah tahun di sini. Secara umum tol laut itu harusnya konektivitas antar pulau semua harus tol laut. Contohnya PT Pelni punya 26 kapal penumpang yang memang mengarungi di seluruh kepulauan. Dia singgah di 96 pelabuhan untuk kapal penumpang kita. Itu kita mulai tahun ini ditugasi juga 46 kapal perintis yang menyinggahi 301 pelabuhan. Terus kita juga ada 6 kapal ternak, itu juga bagian dari tol laut. Semua kalau terkonektivitas itu suatu rangkaian tol laut.

Kalau melihat peta trayek kita ini satu-satunya terbesar di dunia. Kan enggak ada lagi negara kepulauan seperti Indonesia. Sekarang PT Pelni ditugasi melayari kapal penumpang dan kapal perintis. Kapal perintis kapal yang lebih kecil, ini yang kita sambungkan. Untuk ketemu supaya seluruh pulau itu satu rangkaian bisa tersambungkan.

Apa ini perlu bikin konsorsium?

Perlu. Jadi sekarang ini sedang dirancang yaitu kerja sama nanti antara Pelni dengan HSDB. Nanti jalur utamanya itu adalah Pelni yang akan melayari. Nanti begitu transitment, untuk memutari di daerah penyeberangan kita teruskan dengan kapal HSDB. Bisa juga kita dengan RRI Bulog dan Pelindo, mereka punya logistik dan segala macam. Kita menerima barang-barang hasil produksi mereka untuk kita bawa. Contohnya kalau RRI gula, beras, dan sejenisnya kita akan bawa. Jadi kenapa kita membangun enam "Rumah Kita", enam pusat logistik yang dibangun oleh Sinergi BUMN.

Seperti, (1) di daerah Natuna, (2) Tahuna, (3) Timika, (4) Merauke, (5) Manokwari, dan (6) Rote itu kita bangun sentra-sentra logistik. Dari situlah kita rancang bersama dan perbaikan Perpres. Perpres itu kalau bisa tidak hanya Perpres 71 karena kalau cuma itu, 18 item. Bapak mau nyambel enggak lengkap, bawang merahnya boleh, bawang putihnya enggak boleh. Ini yang sedang kita sampaikan ada perbaikan beberapa item tidak hanya sea way, tidak sekadar pelabuhan ke pelabuha, tapi juga end to end. Terus kita juga ingin perbaiki jenis muatannya dengan mengacu kepada PP daerah tertinggal segala macam. Terus kita perbaiki supaya lebih pendek frekuensinya, ya kita tambah frekuensi kapalnya untuk melintasi. Atau kita potong untuk tidak melintasi 5 sampai 7 pelabuhan, tapi cukup 2-3 pelabuhan cukup jadi lebih cepat lagi. Ini sedang kita lakukan semua. Ini semua terjalin antar lembaga terkait.

Seberapa besar signifikannya dengan adanya konsorsium ini?

Kita tinggal menunggu nanti Perpres yang baru atau penyempurnaan ini. Semua akan terlibat, termasuk Kementerian Perhubungan maupun tender beberapa trayek yang memang sudah disiapkan kepada swasta. Sementara ini mungkin Pelni beroperasi yang di enam (kota) ini dulu.

Sementara ini ada target kapan terealisasikan?

Kalau sekarang sudah terealisasikan yang mengacu pada Perpres 106. Tentu ini di tahun 2017 sudah ada perbaikan. Sebetulnya kemarin sudah di set-up lewat rapat dengan Menteri Perhubungan, Menteri BUMN, Menteri Perdagangan, juga antar lembaga yang dipimpin Sekab, Menko Maritim. Semuanya sudah beberapa kali rapat menggodok itu, tinggal penyelesaian akhir bahwa itu naik ke ratas (rapat terbatas). Tetapi sudah atau belumnya saya belum tahu. Tetapi rencananya akan ada ratas untuk membahas ini.

Khusus untuk tol laut ini apa akan ada kapal baru?

Ada rute baru, Menteri Perhubungan yang menetapkan. Mungkin ada beberapa yang digandakan ke swasta. Yang mana ditentukan, itu nanti Perhubungan.

Kalau ditempatkan dimana nanti berarti Perhubungan yang menentukan?

Ya. Kalau di kita yang pasti enam rute tadi.

Ada semacam investasi baru. Ada dana yang disiapkan untuk menyukseskan?

Dana yang disukseskan kita tahun 2015 kita dapat dana BUMN itu kita beli kapal, kita sudah dapat satu. Nanti kita lanjut terus untuk mengadakan. Selama ini kita pakai kapal sendiri, sebagian ada yang sewa. Totalnya ada enam kapal yang kita operasikan, terus kita baru beli, mungkin di tahun depan.

Investasi kita dana dari pemerintah yang kita siapkan Rp 500 miliar. Tentunya ini cukup. Sementara ini berkejaran dengan waktu kita mencari kapal yang eksisten, yang sesuai dengan karakteristik pelabuhan susah, jadi kalau kita membangun ya kita tunggu. Kita baru dapat satu tambahan. Nah tambahan ini kita harapakan dapat menambah frekuensi tadi. Supaya ada barang lebih banyak lagi sampai ke timur. Karena sekarang ini mulai penuh. Dari Jakarta, dari Surabaya ke arah timur itu sudah penuh. Belum lagi swasta akan terlibat.

Untuk tarif?

Yang menentukan Perhubungan. Jadi memang cukup murah sekitar Rp 7-10 juta, tergantung jarak juga. Pokoknya satu kontainer dari Jakarta ke Jawa sekitar Rp 7-8 juta. (mdk/war)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pelni Incar Laba Bersih Rp250 Miliar di 2024, Andalkan Bisnis Sewa Selimut Hingga Iklan
Pelni Incar Laba Bersih Rp250 Miliar di 2024, Andalkan Bisnis Sewa Selimut Hingga Iklan

Pelni menargetkan mampu mengangkut hingga 5,5 juta orang pada akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya
Pelni Raup Untung Rp113,3 Miliar di Semester I-2023
Pelni Raup Untung Rp113,3 Miliar di Semester I-2023

Pelni melaporkan pendapatannya sepanjang semester I-2023 sebesar Rp2,65 triliun.

Baca Selengkapnya
Pelni Minta PMN Rp4 Triliun ke Negara untuk Membuat 3 Kapal Baru
Pelni Minta PMN Rp4 Triliun ke Negara untuk Membuat 3 Kapal Baru

Saat ini, banyak kapal milik Pelni yang usia teknisnya di atas 30 tahun. Bahkan, pada 2023 ini ada 12 kapal yang usianya di atas 30 tahun.

Baca Selengkapnya
Pasca Dilanda Gempa, Operasional Kapal Milik PT Pelni Tujuan Surabaya Kembali Normal
Pasca Dilanda Gempa, Operasional Kapal Milik PT Pelni Tujuan Surabaya Kembali Normal

PT Pelni Kotabaru Batulicin juga menyiapkan dua armada tambahan terutama rute Batulicin-Surabaya.

Baca Selengkapnya
Pelni Minta Dana PMN Rp500 Miliar untuk Beli Kapal Baru
Pelni Minta Dana PMN Rp500 Miliar untuk Beli Kapal Baru

Dia menghitung, kebutuhan dana untuk membeli 1 kapal baru itu sebesar Rp1,5 triliun. Sisanya, akan dimohonkan pada PMN tahun anggaran 2025 mendatang.

Baca Selengkapnya
Pelni Pecat Puluhan Karyawan yang Terlibat Bisnis Jual Beli Kasur Ilegal
Pelni Pecat Puluhan Karyawan yang Terlibat Bisnis Jual Beli Kasur Ilegal

Puluhan karyawan Pelni dipecat akibat melakukan jual beli kasur di kapal Pelni.

Baca Selengkapnya
Cetak Sejarah, PT PII Kantongi Pendapatan Rp1,32 Triliun
Cetak Sejarah, PT PII Kantongi Pendapatan Rp1,32 Triliun

PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)/PT PII mencatatkan kinerja positifnya sepanjang tahun 2023.

Baca Selengkapnya
Mirip Labuan Bajo, Pemerintah Bakal Hadirkan Kapal Pinisi di Kawasan IKN Sebagai Destinasi Wisata
Mirip Labuan Bajo, Pemerintah Bakal Hadirkan Kapal Pinisi di Kawasan IKN Sebagai Destinasi Wisata

Kapal Pinisi itu akan difungsikan sebagai kapal pariwisata dari kawasan IKN menuju Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur.

Baca Selengkapnya
Laba Bersih InJourney Tahun 2023 Tembus Rp1,1 Triliun, Naik 211 Persen
Laba Bersih InJourney Tahun 2023 Tembus Rp1,1 Triliun, Naik 211 Persen

InJourney Airports akan menangani 172 juta penumpang per tahun, mengalahkan Vinci Airports (Prancis) dan GMR Group (India).

Baca Selengkapnya
Garap Proyek IKN Nusantara, PT PP Raup Untung Rp124 Miliar di Semester I-2023
Garap Proyek IKN Nusantara, PT PP Raup Untung Rp124 Miliar di Semester I-2023

Tak hanya laba meningkat, PT PP meraih kontrak baru senilai Rp15,68 triliun di Juli 2023.

Baca Selengkapnya
Laba Tahun 2023 Pertamina International Shipping Melonjak ke US$ 330 Juta
Laba Tahun 2023 Pertamina International Shipping Melonjak ke US$ 330 Juta

Kenaikan laba perusahaan didorong oleh pertumbuhan pendapatan di tahun 2023.

Baca Selengkapnya
Meroket 103 Persen, Laba Pertamina International Shipping Tembus Rp4,3 Triliun di Semester I-2024
Meroket 103 Persen, Laba Pertamina International Shipping Tembus Rp4,3 Triliun di Semester I-2024

Pada Semester I-2024 pendapatan PIS meningkat dari USD1,62 miliar pada Semester I-2023 menjadi USD1,72 miliar pada Semester I-2024.

Baca Selengkapnya