Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dirut Indocement: Ketegangan Rusia-Ukraina Buat Harga Semen Naik

Dirut Indocement: Ketegangan Rusia-Ukraina Buat Harga Semen Naik Semen. ©2012 Merdeka.com/dwi narwoko

Merdeka.com - PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk menyatakan bahwa meningkatnya ketegangan geopolitik di Eropa telah membuat lonjakan tinggi pada harga batu bara dan minyak. Dampaknya terjadi pada kenaikan harga semen.

"Sebagai akibatnya, kami harus menaikkan harga jual semen kami, baik kantong maupun curah di pertengahan bulan Maret 2022 sebagai usaha untuk meneruskan sebagian beban kenaikan biaya energi dan minyak tersebut," kata Direktur Utama (Dirut) Indocement Christian Kartawijaya pada konferensi pers PT Indocement secara daring di Jakarta, Jumat (25/3).

Indocement adalah salah satu produsen semen terbesar di Indonesia dengan produknya bernama Tiga Roda. Saat ini Indocement dan entitas anaknya bergerak dalam beberapa bidang usaha yang meliputi pabrikasi dan penjualan semen (sebagai usaha inti) dan beton siap-pakai, serta tambang agregat dan trass, dengan jumlah karyawan sekitar 5.000 orang.

Orang lain juga bertanya?

Indocement mempunyai 13 pabrik dengan total kapasitas produksi tahunan sebesar 25,5 juta ton semen.Sebanyak 10 pabrik berlokasi di Kompleks Pabrik Citeureup, Bogor, Jawa Barat, dua pabrik di Kompleks Pabrik Palimanan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, dan satu pabrik di Kompleks Pabrik Tarjun, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan.

Dia mengemukakan bahwa tahun 2022 dimulai dengan meningkatnya kekhawatiran Covid-19 varian Omicron yang telah menjadi nyata ketika puncaknya terjadi pada Februari lalu, namun sejak itu kasus harian baru terus menurun diikuti dengan perubahan pada kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Lalu, disusul meningkatnya ketegangan geopolitik di Eropa, yakni perang antara Rusia dan Ukraina, sehingga telah membuat lonjakan tinggi pada harga batu bara dan minyak. Dampaknya, perseroan harus menaikkan harga jual semen sebagai usaha untuk meneruskan sebagian beban kenaikan biaya energi dan minyak tersebut.

Lalu, kata dia, ditambah dengan kenaikan harga kertas dan bahan baku lainnya sebagai efek tekanan inflasi dari kondisi saat ini. Namun demikian, Indocement tetap optimistis untuk tetap bisa bersaing dalam pasar semen domestik yang diperkirakan masih tumbuh sekitar lima persen.

Kondisi itu didukung terutama dari pertumbuhan semen curah pada kelanjutan proyek-proyek infrastruktur dan katalis positif pembangunan ibu kota negara baru (IKN) serta pemulihan proyek-proyek komersial dari para pengembang.

Namun, untuk menekan biaya, perseroan telah meningkatkan tingkat konsumsi bahan bakar alternatif dari 9,3 persen pada tahun 2020 menjadi 12,2 persen pada tahun 2021. "Itu termasuk peningkatan penggunaan batu bara low calorific value (LCV) dari 80 persen menjadi 88 persen," demikian Christian Kartawijaya.

Kondisi Keuangan

Perusahaan membukukan volume penjualan domestik (semen dan klinker) secara keseluruhan sebesar 18 juta ton pada tahun 2021. Capain ini lebih tinggi 853 ribu ton atau lebih tinggi 5 persen dari volume pada tahun 2020. Volume penjualan domestik untuk produk semen saja (tanpa klinker) tercatat sebesar 16,6 juta ton, lebih tinggi 352 ribu ton atau sekitar 2,2 eprsen dari volume tahun 2020.

Pangsa pasar domestik Perseroan pada tahun 2021 adalah sebesar 25,4 persen. Penjualan ekspor meningkat sebesar lebih dari 122,0 persen dari 181 ribu ton menjadi 202 ribu ton pada tahun 2021 yang sebagian besar adalah produk klinker karena Kompleks Pabrik Tarjun telah beroperasi penuh.

Pendapatan Neto Perseroan meningkat sebesar sekitar 4,1 persen menjadi Rp14.771,9 miliar dari tahun 2020 sebesar Rp14.184,3 miliar, peningkatan secara persentase lebih kecil dari peningkatan persentase dari volume penjualan (5 persen) karena turunnya harga jual rata-rata secara keseluruhan yang terutama disebabkan oleh penjualan ekspor.

Beban Pokok Pendapatan pada tahun 2021 meningkat sebesar 6,3 persen dari Rp9.070,8 miliar menjadi Rp9.645,6 miliar karena peningkatan volume penjualan dan tingginya biaya energi, terutama dari harga batu bara.

Namun, untuk menekan biaya, Perseroan telah meningkatkan tingkat konsumsi bahan bakar alternatif dari 9,3 persen pada tahun 2020 menjadi 12,2 persen pada tahun 2021, termasuk peningkatan penggunaan batu bara low calorific value (LCV) dari 80 persen menjadi 88 persen.

Akibatnya, Margin Laba Bruto berkurang menjadi 34,7 persen pada tahun 2021 dibandingkan tahun lalu sebesar 36,1 persen, namun secara jumlah meningkat dari Rp5.113,6 miliar menjadi Rp5.126,3 miliar.

Perseroan mencatatkan Pendapatan Keuangan Neto yang lebih rendah sebesar 45,9 persen dari Rp257,4 miliar di tahun 2020 menjadi Rp139,3 miliar karena tingkat suku bunga yang relatif lebih rendah di tahun 2021.

Beban Pajak Penghasilan Neto meningkat sebesar 30,3 persen dari Rp342 miliar menjadi Rp445,5 miliar yang disebabkan oleh beban pajak penghasilan tangguhan yang lebih tinggi. Sehingga akhirnya, dari angka-angka di atas, Laba Tahun Berjalan menurun 1 persen dari Rp1.806,3 miliar menjadi Rp1.788,5 miliar pada tahun 2021.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.

Baca Selengkapnya
Data Kasus Covid-19 di Indonesia Sepekan Terakhir
Data Kasus Covid-19 di Indonesia Sepekan Terakhir

Terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Naik Usai Libur Nataru, Kemenkes: Masih Level Aman
Kasus Covid-19 Naik Usai Libur Nataru, Kemenkes: Masih Level Aman

Peningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Naik Lagi, Pakar Minta Pemerintah Cek Antibodi Masyarakat
Kasus Covid-19 Naik Lagi, Pakar Minta Pemerintah Cek Antibodi Masyarakat

Tjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Kemenkes Minta WNI Tunda Perjalanan ke Luar Negeri
Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Kemenkes Minta WNI Tunda Perjalanan ke Luar Negeri

Kasus Covid-19 di Singapura melonjak drastis. Indonesia mulai waspada.

Baca Selengkapnya
Harga Batu Bara Diprediksi Tetap Loyo di 2024, Ini Faktor Pemicunya
Harga Batu Bara Diprediksi Tetap Loyo di 2024, Ini Faktor Pemicunya

Program transisi energi sepertinya baru akan terasa dampaknya setelah 2025.

Baca Selengkapnya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya
Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia
Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia

Kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.

Baca Selengkapnya
Antisipasi Lonjakan Covid-19 Jelang Libur Akhir Tahun, Kemenkes Minta Masyarakat Lengkapi Vaksinasi
Antisipasi Lonjakan Covid-19 Jelang Libur Akhir Tahun, Kemenkes Minta Masyarakat Lengkapi Vaksinasi

Imbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

Baca Selengkapnya
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lebih Baik Dibanding AS dan China
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lebih Baik Dibanding AS dan China

Artinya, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi dan angka inflasi relatif bagus dan rendah.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi

Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.

Baca Selengkapnya
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes

Bahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.

Baca Selengkapnya