Disebut bohong soal BBM, menko janji harga turun bulan depan
Merdeka.com - Indonesia Corruption Watch (ICW) menilai harga premium sebesar Rp 7.600 per liter masih terlalu tinggi. ICW memperkirakan, realisasi harga BBM per Januari 2015 lebih kecil, yakni Rp 7.013 per liter atau lebih tinggi Rp 586 per liter.
Perhitungan ICW tersebut didasarkan dari MOPS (Mean Oil Platt Singapore) pada Desember 2014 yakni USD 70,04 per barel. ICW menilai, pemerintah sudah diuntungkan dengan adanya selisih harga tersebut.
Menanggapi hal ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan, harga premium sebesar Rp 7.600 per liter termasuk menghitung pajak, biaya distribusi, dan margin (alpha) BBM.
-
Kapan Pertamina turunkan harga BBM? Pada periode 1 November 2023, Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Kapan harga BBM Pertamina diubah? PT Pertamina (Persero) kembali menyesuaikan harga BBM nonsubsidi per 1 November 2023.
-
BBM apa yang naik harganya? Kenaikan harga ini mencakup beberapa jenis bahan bakar seperti Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina DEX, sementara harga untuk Pertamax dan Pertalite tetap tidak mengalami perubahan.
-
Apa jenis BBM yang turun harganya? Harga BBM jenis Pertamax, Pertamax Green 95, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex turun sedangkan untuk Pertalite atau BBM subsidi tidak mengalami perubahan.
-
Mengapa Pertamina turunkan harga BBM? 'Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,' ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Kenapa Pertamina turunkan harga BBM? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
"(Harga Rp 7.600) Terlalu tinggi, karena di dalamnya ada pajak PPN 10 persen, ada pajak daerah 5 persen. Sudah termasuk alpha," jelas Sofyan di kantor wapres, Jl. Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (6/1)
Sedangkan harga keekonomisan premium, lanjut Sofyan, sangat dipengaruhi oleh harga MOPS dan mata uang. Sofyan menegaskan, pemerintah masih terus mengaji harga BBM subsidi, berpatokan pada harga minyak dunia yang masih turun.
"Nanti bulan depan akan ditetapkan lagi. Tunggu saja akan ada penurunan berikutnya," tutur Sofyan.
Sebelumnya, Koordinator Divisi Monitoring dan Analisis Anggaran ICW, Firdaus Ilyas menjabarkan, untuk BBM jenis premium pada Januari 2015 harga keekonomiannya berada di angka Rp 7.013,67 per liter. Sedangkan pemerintah menjual dengan harga Rp 7.600 per liter.
"Sehingga penetapan harga premium versi pemerintah berpotensi lebih mahal sebesar Rp 586,33 per liter," kata Firdaus di Jakarta, Selasa (6/1).
Untuk BBM jenis solar, kata Firdaus, harga keekonomian pada Januari 2015 Rp 6.607,53 per liter. Pemerintah menjual dengan harga Rp 7.250 per liter setelah menambahkan komponen PPN dan PBBKB.
Dari perhitungan ICW, subsidi solar yang diberikan pemerintah tidak Rp 1.000 per liter. "Beban subsidi BBM solar yang ditanggung oleh negara bukan Rp 1.000 per liter, tetapi hanya Rp 303,18 per liter," ucapnya.
Sementara untuk harga keekonomian elpiji 12 kg pada Januari 2015 sebesar Rp 9.508 per kg. Dia menuding, harga yang dijual Pertamina lebih mahal Rp 1.717 per kg atau Rp 20.600 per satu tabung 12 kg.
Secara keseluruhan dari perhitungan itu, ICW menyebut pemerintah dan Pertamina memahalkan harga BBM dan gas 12 kg hingga mencapai Rp 2,479 triliun. Angka itu terdiri dari, premium sebesar Rp 1,440 triliun, solar sebesar Rp 909,9 miliar dan elpiji 12 kg sebesar Rp 128,8 miliar. (mdk/bim)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kebutuhan akan dolar cukup tinggi untuk impor dan sebagainya.
Baca SelengkapnyaJokowi menilai bahwa keputusan pemerintah terhadap harga BBM menyangkut hajat hidup orang banyak.
Baca SelengkapnyaCorporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan bahwa saat ini Pertamina sedang meninjau kemungkinan penyesuaian harga BBM non-subsidi.
Baca SelengkapnyaPernyataan ini merespons Menko Luhut yang berencana membatasi BBM bersubsidi mulai 17 Agustus 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaAdapun mulai Jumat, 1 Desember 2023, BBM Pertamina yang mengalami penurunan harga yakni untuk produk Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex.
Baca SelengkapnyaMenko Airlangga berjanji pemerintah tidak akan menaikkan BBM dalam waktu dekat.
Baca SelengkapnyaRencana penggunaan dana BOS ini pertama kali diungkapkan oleh Menko Perekonomian Airlangga
Baca SelengkapnyaSelain itu, konsumsi BBM hingga Mei 2024 juga masih terkendali. Bahkan, konsumsi BBM mengalami tren penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaSejumlah badan usaha swasta penyedia BBM semisal Shell Indonesia dan BP AKR terus mendongkrak harga BBM miliknya selama beberapa bulan terakhir.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga BBM ditopang kebutuhan akan dolar cukup tinggi untuk impor dan sebagainya.
Baca SelengkapnyaUsai Pemilu 2024, Arifin pun mempersilakan penjualan BBM non-subsidi kepada masing-masing badan usaha, mengikuti pergerakan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaBenarkah Harga BBM Pertamax Naik Setelah Juni? Begini Penjelasan Menteri ESDM
Baca Selengkapnya