Ditjen Hubla dan IMO-Norad gelar pertemuan di Lombok
Merdeka.com - Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bersama International Maritime Organization (IMO) dan Norwegian Agency for Development Cooperation (Norad) menyelenggarakan The 3rd Regional Meeting on Particuculary Sensitive Sea Areas (PSSAs) pada 27 hingga 28 Juli 2016 di The Santosa Villas & Resort Lombok Senggigi, Lombok barat, Nusa Tenggara Barat.
Salah satu pembahasannya ialah mengenai Particuculary Sensitive Sea Areas (PSSAs). Hal itu merupakansuatu mekanisme yang dapat digunakan oleh negara pantai untuk melindungi kawasan laut dari dampak negatif yang diakibatkan aktivitas pelayaran internasional.
Tindakan perlindungan untuk wilayah PSSAs dapat dilakukan melalui penetapan antara lain mandatory reporting for tanker carrying heavy grades of fuel oil, traffic separation schemes, areas to be avoided, no anchoring area, discharge prohibit tions for special area, pilotage regimes dan penggunaan existing IMO measures lainnya.
-
Apa yang diusahakan Kementerian ATR untuk orang di pesisir? “Orang-orang yang tinggal di pesisir memiliki hak yang sama untuk negara hadir memberikan kepastian hukum terhadap aset yang mereka miliki,“ tegas Raja Juli Antoni.
-
Kenapa SARA jadi isu sensitif di Indonesia? Keberagaman suku, ras, dan agama menjadi isu sensitif semenjak praktik politik identitas mulai digunakan oleh para elite politik dalam kampanye-kampanyenya.
-
Kenapa Kementerian ATR membantu orang di pesisir? Indonesia memiliki wilayah laut dan pesisir yang luas dengan potensi sumber daya alam sangat besar. Namun demikian, masyarakat pesisir belum mampu terlepas dari keterbelakangan ekonomi, sehingga membutuhkan kehadiran negara dalam hal ini berupa legalisasi aset.
-
Bagaimana cara Kementerian ATR membantu orang di pesisir? “Kadaster kelautan mendukung proses legalisasi aset permukiman di atas air, dengan prosedur di antaranya pengamatan pasang surut, pengukuran batas objek ruang perairan dan detail situasi, serta pengukuran kedalaman air,“ terangnya.
-
Bagaimana Kementerian PUPR mendorong solusi untuk masalah air di pulau-pulau terluar? Pemerintah Indonesia pun menginisiasi pembentukan Pusat Keunggulan (Center of Excellent) Ketahanan Sumber Daya Air dan Perubahan Iklim yang berfungsi merumuskan pengintegrasian aspek lingkungan dan sosial ekonomi dalam menghadapi perubahan iklim.
-
Mengapa Museum Bahari di Jakarta Utara penting? Berbicara soal jejak kejayaan rempah, Museum Bahari di Kecamatan Penjaringan, Kota Jakarta Utara, menjadi tempat yang cocok untuk napak tilas masa silam.
Adapun Regional meeting ini dihadiri oleh 4 (empat) Negara penerima bantuan (Indonesia, Filipina, Malaysia, dan Vietnam), perwakilan IMO, IALA, Singapura dan Brunei Darussalam sebagai observers serta Lead Consulant Project, Mr. Paul Nelson.
Untuk delegasi Indonesia sendiri dipimpin oleh Soedirman, Kepala Sub Direktorat Perambuan Direktorat Kenavigasian dengan beranggotakan perwakilan dari Direktorat Kenavigasian Kemenhub, Direktorat Perkapalan dan Kepelautan Kemenhub, Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai Kemenhub, Bagian Hukum Kemenhub, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Kelautan dan Perikanan, PT Biro Klasifikasi Indonesia dan perwakilan dari INSA (Indonesia National Shipowner Association)
Acara meeting ini dibuka oleh Utusan Khusus Menteri Perhubungan untuk IMO, Laksamana (Purn) Marsetio. Ia menyampaikan, Indonesia merupakan salah satu negara penerima bantuan untuk program Particuculary Sensitive Sea Areas (PSSAS.)
"PSSA ini adalah program perlindungan lingkungan maritim yang merupakan kerjasama antara IMO dan Norad. Di bawah program tersebut, IMO-Norad memberikan pendampingan kepada negara-negara penerima bantuan agar negara tersebut dapat mengajukan submisi penetapan salah satu kawasan laut di wilayahnya menjadi PSSA pada Sidang IMO MEPC 2016 mendatang atau paling lama pada Sidang IMO MEPC 2017," ujar Marsetio.
Terkait dengan penetapan salah satu kawasan laut di Indonesia untuk menjadi PSSAs, Gili Trewangan di provinsi Nusa Tenggara Barat dipilih sebagai pilot project berdasarkan study yang telah dilakukan juga pemilihan kawasan tersebut sejalan dengan program Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Barat yang sangat concern dengan pelestarian wilayah lautnya.
Beberapa hal yang diharapkan dari meeting ini ialah adanya percepatan penyusunan proposal penetapan PSSAs Indonesia agar dapat diajukan ke IMO untuk kemudian dibahas pada Sidang MEPC ke 71 pada tahun 2017. Selain itu, program PSSAs ini juga sebagai salah satu bentuk usaha yang sejalan dalam pidato dari Presiden RI pada acara the 69th session of the IMO Marine Environment Protection tanggal 19 April 2016 bahwa kelangsungan kemakmuran suatu bangsa tergantung pada bagaimana pemerintah mengelola sumber daya laut karena laut merupakan warisan bersama yang patut dirawat.
Sebagai tambahan informasi, sebelumnya telah dilaksanakan pula workshop nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran para pihak terkait di Indonesia akan PSSA di Santosa Villas and Resort Lombok pada tanggal 7 s.d. 8 Desember 2015 dan pada kesempatan tersebut dihasilkan National Action Plan Indonesia dan diusulkan supaya daerah yang akan diusulkan diperluas menjadi Kepulauan Gili sampai ke Nusa Penida dengan pertimbangan bahwa Nusa Penida adalah laboratorium alam dan masyarakat sekitarnya sangat bergantung kepada pariwisata dalam menunjang kehidupan mereka. (mdk/hrs)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam persidangan ini dibahas isu-isu sosial ekonomi di kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia.
Baca SelengkapnyaAgenda tahunan APA Meeting itu mempertemukan otoritas dan operator pelabuhan dari 9 negara.
Baca SelengkapnyaAdapun IPPP kali ini akan digelar pada 24-26 Juli 2024 di Jakarta.
Baca SelengkapnyaDPR RI kembali menggelar penyelenggaraan sidang Indonesia-Pacific Parliamentary Partnership (IPPP).
Baca SelengkapnyaForum inisiatif diplomasi DPR ini melibatkan para parlemen negara kepulauan di Samudera Pasifik yang selama ini belum banyak dieksplor.
Baca SelengkapnyaDalam forum ini, Putu mengatakan Parlemen Indonesia-Pasifik ingin menemukan satu kesamaan komitmen
Baca SelengkapnyaDPR RI menjadi tuan rumah penyelenggaraan Sidang Kedua Indonesia-Pasific Parliamentary Partnership (IPPP) di Senayan, Jakarta Pusat pada 25-26 Juli 2024.
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan Puan Maharani pada Pertemuan ke-2 Indonesia-Pacific Parliamentary Partnership.
Baca SelengkapnyaMenurut Putu, terbentuknya kerja sama Indonesia dengan Papua Nugini merupakan hal yang positif.
Baca SelengkapnyaKepala BPIP berharap, forum tersebut memiliki manfaat besar bagi Indonesia dan dunia dalam pembanguna berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaHasto juga menekankan pembangunan Nias yang modern bukan sekedar ditandai gedung beton.
Baca SelengkapnyaPada hari pertama yang berlangsung Kamis (5/6) kemarin, ISF diisi dengan sejumlah agenda seperti pembukaan oleh Presiden RI Joko Widodo.
Baca Selengkapnya