DKI Jakarta, penyumbang terbesar ekonomi nasional
Merdeka.com - Pemilihan gubernur DKI Jakarta cukup menarik perhatian publik seluruh Indonesia. Warga Jakarta khususnya, menanti sosok yang akan memimpin ibukota selama periode lima tahun ke depan. Memimpin DKI Jakarta bukan persoalan mudah, tidak semudah membalik telapak tangan. Salah satunya karena sebagai ibukota negara, DKI Jakarta merupakan pusat pemerintahan, dan juga pusat ekonomi dan bisnis. Pergerakan perekonomian terbesar negeri ini dikendalikan dari ibukota.
Tidak heran jika perebutan calon pemimpin DKI Jakarta menjadi menarik. Mengingat besarnya kekuatan ekonomi yang ada di provinsi yang sudah berumur 485 tahun ini. Teka-teki siapa figur yang akan duduk di kursi DKI-1 memang masih tanda tanya. Sosok yang dipercaya memimpin Jakarta, akan memegang kendali atas dominasi perekonomian nasional.
Penggerak ekonomi nasional ada di ibukota, mulai dari perusahaan nasional, perusahaan asing, pusat perbankan, penggerak sektor jasa dan perdagangan, hingga penggiat usaha kecil dan menengah. Jakarta layaknya kota yang tidak pernah tidur dan terus beraktivitas.
-
Apa yang dicapai oleh DKI Jakarta? Sebanyak 267 kelurahan yang berada di wilayah administratif DKI Jakarta kini telah sepenuhnya berpredikat sadar hukum.
-
Bagaimana perubahan nama DKI Jakarta berpengaruh ke ekonomi? Perubahan ini tidak hanya sekedar perubahan nama, tetapi juga mengandung dampak besar dalam hal kebijakan ekonomi dan pemerintahan.
-
Kenapa DBD meningkat di Jakarta Barat? Memang, Jakarta Barat menyumbang penyebaran kasus DBD tertinggi hingga 26 Maret 2024 dengan jumlah kasus mencapai 716, disusul Jakarta Selatan 576, Jakarta Timur 562, Jakarta Utara 262 kasus, Jakarta Pusat 172 dan Kepulauan seribu 18 kasus.
-
Mengapa Pilkada DKI 2017 menarik perhatian? Pilkada DKI 2017 menjadi salah satu pemilihan kepala daerah yang menarik perhatian. Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Bagaimana cara Pilkada DKI 2017? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Dimana DBD paling banyak di Jakarta? Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengatakan penyumbang kasus DBD terbanyak dari data terakhir yaitu Jakarta Barat dengan total kasus mencapai 716, disusul Jakarta Selatan.
Dalam pandangan pengamat ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Latif Adam, Jakarta sebagai ibukota Indonesia memiliki kontribusi yang besar bagi perekonomian nasional. Perekonomian Jakarta yang besar banyak didominasi sektor pelayanan jasa. Kuat dan besarnya perekonomian Jakarta, tidak terlepas dari sektor infrastruktur Jakarta yang cukup mumpuni.
Tidak heran jika Jakarta menjadi pilihan kantor cabang Multi National Coorporation (MNC). Selain itu Jakarta memiliki pelabuhan laut sebagai jalur perdagangan internasional dan pusat bisnis berada disini.
"Terutama sektor jasa tidak ada yang bisa mengalahkan Jakarta dengan fasilitas, kedekatan administrasi, dan keterhubungan terhadap pusat perekonomian dunia," ujar Latif saat dihubungi merdeka.com di Jakarta, Rabu (11/7) malam.
Perekonomian Jakarta semakin kuat seiring menguatnya perekonomian nasional setelah pulih dari hantaman krisis keuangan pada 1997-1998. Dalam lima tahun terakhir, tingkat pertumbuhan ekonomi Jakarta mengalami peningkatan cukup signifikan. Ekonomi Jakarta pada 2007 tumbuh 6,4 persen dan meningkat hingga menyentuh 6,7 persen atau di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2011.
Dilihat dari produk domestik regional bruto (PDRB), Jakarta menyumbang sekitar 15-17 persen dari PDB Indonesia. Kondisi ini menjadikan Jakarta sebagai penyumbang terbesar PDB Indonesia, jauh di atas peran provinsi lain. Ditelisik lebih dalam, Jakarta Pusat merupakan daerah dengan PDRB terbesar di DKI Jakarta dengan pangsa hampir 26 persen dari ekonomi Jakarta.
Kekuatan ekonomi Jakarta ditopang oleh sektor konsumsi baik konsumsi masyarakat maupun pemerintah. Tingginya tingkat konsumsi masyarakat di ibukota membuat sektor ini memiliki peran 60 persen dalam pertumbuhan ekonomi Jakarta. Di sisi lainnya, ekonomi Jakarta juga didominasi oleh sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan perdagangan hotel dan restoran serta industri pengolahan.
Besarnya kekuatan ekonomi Jakarta menjadikan daerah ini sebagai magnet bagi investor untuk menanamkan modalnya dan berinvestasi. Setidaknya, nilai investasi asing yang mengalir ke Jakarta pada tahun lalu mencapai USD 4,82 miliar. Sedangkan untuk investasi dalam negeri, tercatat mampu mencapai Rp 9,26 triliun.
Semakin baiknya perekonomian di ibukota, menempatkan Jakarta di peringkat 17 dari 200 kota metropolitan dengan kinerja ekonomi terbaik di dunia berdasarkan laporan Global Metro Monitor 2011.
Besarnya kekuatan ekonomi Jakarta juga tercermin dari pendapatan warga Jakarta atau pendapatan per kapita yang melebihi rata-rata nasional. Pendapatan per kapita nasional yang mencapai kisaran Rp 24,3 juta per kapita jauh lebih rendah dibandingkan pendapatan penduduk Jakarta Pusat yang mencapai Rp 222,6 juta per kapita.
Di tengah catatan manis dan kencangnya laju pertumbuhan ekonomi Jakarta, Latif mengingatkan bahwa Jakarta juga memiliki segudang persoalan yang belum menemukan solusi, terutama terkait kesejahteraan penduduknya. Masalah kemacetan, kemiskinan dan banjir masih menghantui warga Jakarta setiap tahunnya.
Latif menitikberatkan dan fokus pada persoalan kemiskinan yang harus menjadi catatan tersendiri bagi calon pemimpin Jakarta. Sebab, kata dia, saat ini tren pengentasan kemiskinan Jakarta berjalan lambat. Di saat yang sama lapangan pekerjaan di Jakarta terus tergerus dengan banyaknya penduduk pendatang baru.
"Perlu pemikiran inovatif dengan pemerintah daerah (pemda) lain bagaimana pemda DKI membatasi penduduk daerah menjadi predator lapangan pekerjaan di Jakarta," tuturnya.
Masalah lapangan pekerjaan ini, tambahnya, menjadi penting untuk mengurangi disparitas kesejahteraan penduduk yang tinggi. "Bagaimana membuat Jakarta tidak hanya ramah bisnis tapi juga manusianya," imbuhnya. (mdk/arr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Akan melepas status sebagai ibu kota negara, Jakarta berkomitmen memperkuat perannya sebagai Kota Global.
Baca SelengkapnyaHeru bilang, realisasi investasi di Jakarta mencapai Rp 166,7 triliun di sepanjang 2023
Baca SelengkapnyaSebagai informasi, tahun ini Bank DKI berusia 63 tahun yang tepat jatuh pada tanggal 11 April.
Baca SelengkapnyaPulau Jawa masih menjadi kontributor terbesar dalam pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca SelengkapnyaDKI Jakarta diimbau untuk mencontoh Dubai yang sukses menjadi Global City.
Baca SelengkapnyaDKI Jakarta berada dalam posisi yang pertama termahal kemudian diikuti oleh Bekasi.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data BPS mencatat beras dan rokok sebagai pengeluaran terbesar dalam rumah tangga.
Baca SelengkapnyaRealisasi investasi di Pulau Jawa masih lebih mendominasi jika dibagi secara porsi wilayah.
Baca SelengkapnyaBambang Brodjonegoro menegaskan, Jakarta akan tetap menjadi kota yang paling penting secara ekonomi meskipun Ibu Kota berpindah ke Nusantara, Kalimantan Timur.
Baca SelengkapnyaPadahal, besaran UMP 2024 di DKI Jakarta hanyalah Rp 5,06 juta per bulan.
Baca SelengkapnyaUU DKJ disahkan DPR dalam rapat paripurna ke-14 masa persidangan IV, Kamis (28/3).
Baca Selengkapnya