Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dokter dan perawat asing dari ASEAN siap serbu Indonesia

Dokter dan perawat asing dari ASEAN siap serbu Indonesia Ilustrasi dokter. ©2013 Merdeka.com/Shutterstock/Apples Eyes Studio

Merdeka.com - Masyarakat seakan belum merasakan dampak percepatan pelaksanaan ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015. Padahal sejak 2010, beberapa prasyarat liberalisasi perdagangan barang dan jasa di Asia Tenggara ini sudah berlangsung.

Kepala Sub-Direktorat Kerja Sama Antar dan Sub Regional Kementerian Perdagangan, Donna Gultom, menyatakan liberalisasi jasa merupakan salah satu sektor usaha yang paling mengkhawatirkan pemerintah. Pasalnya, sudah ada 7 profesi yang dibuka luas kepada pekerja dari 11 negara anggota ASEAN.

"Yang kita takutkan adalah masuknya tenaga profesional asing, kita enggak bisa lagi membuka sektor hanya yang terkait modal. Mereka boleh berusaha dengan kepemilikan saham sampai 70 persen," ujarnya dalam Diskusi Kesiapan Indonesia Menghadapi AEC 2015 di Kuningan, Jakarta, Kamis (4/4).

Orang lain juga bertanya?

Donna menyatakan sektor jasa yang sudah membuka kesempatan tenaga kerja asing masuk adalah telekomunikasi dan industri medis, khususnya dokter dan perawat. Tenaga kerja terdidik dari negara-negara ASEAN tersebut dapat membuka usaha di Tanah Air.

"Di bidang perawat kita sudah buka lho, mereka bisa buka usaha klinik gigi di Indonesia dengan kepemilikan 70 persen, tenaga pun bisa datang dari luar," ungkapnya.

Dari kesepakatan antar menteri ASEAN, pergerakan tenaga kerja profesional dibuka untuk tujuh bidang yakni dokter umum, dokter gigi, perawat, insinyur teknik, tenaga ahli konstruksi, akuntan, dan surveyor tanah. Ketujuh bidang itu akan dibuka dua tahun mendatang.

Deputi Perdagangan Perindustrian Kementerian Koordinator Perekonomian, Edy Putra Irawadi, menyatakan penguatan tenaga kerja terdidik harus jadi fokus setiap pemangku kepentingan. Apalagi kalau menengok strategi negara tetangga seperti Malaysia dan Filipina fokus ke tenaga kerja.

"Malaysia, dari 12 economic reform untuk hadapi AEC, 7 strateginya sektor jasa. Sementara Filipina akan habis-habisan di human capital. Kita masih berkutat pada barang doang," tuturnya.

AEC adalah integrasi ekonomi seluruh negara Asia Tenggara. Proses pelaksanaannya mencakup 10 pilar pengembangan ekonomi melalui empat fase persiapan sejak 2008. Kini di bidang perdagangan barang dan komoditas, hampir 99 persen tarif bea masuk barang antar negara ASEAN sudah di-nolkan.

Untuk sementara, Kemendag mengaku persiapan dari empat fase itu mencapai 81 persen. Dengan demikian, kesiapan Indonesia melakoni AEC berada di bawah Singapura dan Malaysia. (mdk/bmo)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
INFOGRAFIS: Polemik ‘Naturalisasi’ Dokter Asing
INFOGRAFIS: Polemik ‘Naturalisasi’ Dokter Asing

Pro dan kontra terjadi karena pemerintah ingin mengambil dokter asing untuk mengabdi di Indonesia

Baca Selengkapnya
Kemenkes Datangkan Dokter Asing untuk Daerah Terpencil: Apa Boleh Buat karena Orang Kita Tidak Ada yang Mau
Kemenkes Datangkan Dokter Asing untuk Daerah Terpencil: Apa Boleh Buat karena Orang Kita Tidak Ada yang Mau

Selain mengisi kekosongan dokter di daerah terpencil, lanjut Azhar, mendatangkan dokter asing bertujuan mentransfer ilmu ke dokter lokal.

Baca Selengkapnya
Beda Penggunaan AI di Negara Maju dan Berkembang di Sektor Kesehatan
Beda Penggunaan AI di Negara Maju dan Berkembang di Sektor Kesehatan

Ada perbedaan mencolok penggunaan AI di sektor kesehatan negara maju dibandingkan negara berkembang.

Baca Selengkapnya
Perusahaan Alat Kesehatan Dalam Negeri Tumbuh 8 Kali Lipat, Ini Pemicunya
Perusahaan Alat Kesehatan Dalam Negeri Tumbuh 8 Kali Lipat, Ini Pemicunya

Kemenperin mencatat angka perusahaan alat kesehatan dalam negeri mencapai 1.199.

Baca Selengkapnya
PAN Harap UU Kesehatan Baru Disahkan Mampu Penuhi Kekurangan Dokter Umum dan Spesialis
PAN Harap UU Kesehatan Baru Disahkan Mampu Penuhi Kekurangan Dokter Umum dan Spesialis

Saleh Partaonan berharap, rumah sakit swasta yang dikelola oleh ormas seperti Muhammadiyah bisa semakin baik.

Baca Selengkapnya
Anies dan Prabowo Saling Dukung Program Menambah Jumlah Dokter di Indonesia
Anies dan Prabowo Saling Dukung Program Menambah Jumlah Dokter di Indonesia

Anies dan Prabowo Saling Dukung Program Menambah Jumlah Dokter di Indonesia

Baca Selengkapnya
Jokowi: 52 Persen Alat Kesehatan RI Didominasi Impor
Jokowi: 52 Persen Alat Kesehatan RI Didominasi Impor

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, alat kesehatan di Indonesia masih didominasi impor.

Baca Selengkapnya
RS Siloam Sebut UU Kesehatan Bisa Dongkrak Kualitas Sistem Kesehatan Nasional
RS Siloam Sebut UU Kesehatan Bisa Dongkrak Kualitas Sistem Kesehatan Nasional

Menurut John Riady, fokus undang-undang tersebut mengakselerasi kebutuhan tenaga medis serta pemerataan kualitas kesehatan.

Baca Selengkapnya
Perlu SDM Unggul, Wamenkes: Rasio Dokter Indonesia di Bawah Standar WHO
Perlu SDM Unggul, Wamenkes: Rasio Dokter Indonesia di Bawah Standar WHO

Berdasarkan data Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kasus penyakit katastropik mengalami peningkatan sebanyak 23,3 juta kasus di 2022.

Baca Selengkapnya
Membedah Akar Masalah Polemik Dokter Asing
Membedah Akar Masalah Polemik Dokter Asing

Rencana Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendatangkan dokter asing menuai polemik. Ada yang mendukung, ada pula yang menolak karena berbagai alasan.

Baca Selengkapnya
Menkes: Kualitas Kesehatan RI Ditingkatkan dengan Bantuan Dokter Asing
Menkes: Kualitas Kesehatan RI Ditingkatkan dengan Bantuan Dokter Asing

Periode pertama berlangsung dari awal Mei hingga 27 Mei, yang menargetkan 10 pasien.

Baca Selengkapnya
Menkes Ungkap Ratusan Puskesmas Tak Miliki Dokter
Menkes Ungkap Ratusan Puskesmas Tak Miliki Dokter

6.333 Puskesmas yang belum memiliki jumlah tenaga kesehatan yang sesuai standar.

Baca Selengkapnya