Dolar naik, jangan kaget kalau ukuran tempe jadi lebih kecil
Merdeka.com - Pergerakan nilai tukar Rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika (USD). Data Bank Indonesia kemarin, nilai tukar Rupiah terhadap USD menyentuh angka Rp 12.993 per USD.
Pelemahan nilai tukar berdampak langsung pada pengusaha tempe tanah air. Pasalnya, para pengusaha tersebut mendapat bahan baku yaitu kedelai secara impor.
Ketua Asosiasi Tempe, Aip Syaefudin mengatakan para pengusaha tahu-tempe yang merasa terjepit dengan mahalnya harga kedelai akan menyiasati dengan mengurangi volume bahan baku serta mengurangi ukuran produk.
-
Bagaimana pengusaha tempe tahu mengatasi kenaikan harga kedelai? Akibat dampak ini, sejumlah produsen menaikkan harga jualnya, memperkecil ukuran tahu dan tempe, hingga mengurangi produksi.
-
Kenapa produsen tahu di Purwakarta perkecil ukuran tahu? Agar tidak merugi saat tidak menaikkan harga, Nana lebih memilih memperkecil ukuran tahu buatannya.'Supaya tak merugi sekaligus menghemat biaya produksi, terpaksa kami memperkecil ukurannya,' kata dia, Kamis (23/11), mengutip Liputan6.
-
Bagaimana perajin tempe menghadapi kenaikan harga kedelai? Karena hal ini, para perajin tempe terpaksa mengurangi jumlah produksi tempe. Ada pula dari mereka yang mengecilkan ukuran tempe dan ada juga yang menaikkan harga jual.
-
Apa dampak pelemahan Rupiah terhadap harga kedelai? Harga kedelai impor kembali mengalami kenaikan dan berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah. Kondisi ini tentunya sangat memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
-
Kenapa tempe diiris tipis? Dengan ketebalan yang pas, tempe akan lebih mudah menyerap bumbu saat digoreng, yang membantu menciptakan tekstur garing di luar dan lembut di dalam.
-
Gimana cara Mentan mengurangi impor? 'Apresiasi juga kepada Pak Amran yang dengan semangat untuk mengurangi impor hasil-hasil pertanian seperti beras, gula, jagung, dan seterusnya. Saya percaya kalau seluruh potensi bangsa ini didorong untuk memenuhi kebutuhan itu, pasti impor kita dapat dikurangi dan kita kembali bergantung pada hasil dalam negeri,' katanya.
"Pertama mungkin para pengusaha tempe bakal menaikkan harga tempenya, dan kedua akan mengurangi ukuran tempe kalau biasa 250 gram mungkin bisa 200 gram," ujarnya ketika dihubungi merdeka.com, Jakarta, Senin (2/3).
Dengan mengurangi ukuran tempe, para pengusaha masih bisa mempertahankan keuntungan meski harga kedelai merangkak naik. Namun, meski mengurangi ukuran tempe berarti bukan mengurangi kualitas tempe. "Harga tempe naik Rp 500 untuk semua ukuran, mulai dari ukuran berat dua ons yang semula Rp 1.500 naik menjadi Rp 2.000," jelas dia.
Pemangkasan ukuran tempe dinilai jauh lebih efektif guna mempertahankan margin keuntungan sekaligus mempertahankan pangsa pasar agar tidak ikut terdampak dengan kenaikan harga kedelai serta sejumlah kebutuhan lainnya. "Mudah-mudahan dalam dua-tiga bulan ini (pelemahan rupiah) tidak berlanjut," tegasnya.
Selain mengenai harga dan ukuran tempe, Aip menyarankan kepada pemerintah untuk segera mengambil langkah strategis guna mengantisipasi merosotnya nilai tukar Rupiah. Pemerintah disarankan untuk mengambil paket kebijakan atau insentif untuk usaha padat karya.
"Pemerintah bantulah dengan adanya kedelai lebih murah terutama kedelai lokal," tutupnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kenaikan harga dolar AS ini menyebabkan nilai tukar Rupiah melemah dan harga kedelai impor pun melonjak drastis.
Baca SelengkapnyaNaiknya harga kedelai sejak awal November membuat produsen tahu menjerit
Baca SelengkapnyaKenaikan harga kedelai impor sebagai dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah kembali memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
Baca SelengkapnyaKondisi global turut berkontribusi naiknya harga sejumlah komoditas.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga membuat penjual dan pembeli sama-sama merana
Baca SelengkapnyaBahkan, pelanggan terpaksa merogoh uang lebih dari biasanya untuk menambah porsi nasi agar menjadi lebih banyak.
Baca SelengkapnyaHarga beras mengalami kenaikan sejak tanggal 1 September. Bahkan untuk harga beras kualitas premium saat ini sudah menyentuh Rp15.000/Kg.
Baca SelengkapnyaKondisi ini yang kemudian menjadi tantangan bagi sektor ritel Indonesia.
Baca SelengkapnyaDia heran, mengapa harga beras naik sangat tinggi, belum lagi ketersediaan beras di toko-toko ritel yang terbatas.
Baca SelengkapnyaSaat ini harga beras kualitas premium rata-rata telah mencapai Rp18.000 per kilogram. Angka ini naik hingga 20 persen dari harga normal tahun 2023.
Baca SelengkapnyaHarga beras saat ini tengah melonjak sebagai dampak dari kemarau panjang.
Baca SelengkapnyaProses produksi juga tetap dilakukan setiap hari, agar rotinya bisa tetap terjaga dan memberikan kepuasan kepada konsumen.
Baca Selengkapnya