Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dolar tembus Rp 15.000, BI yakinkan masih aman

Dolar tembus Rp 15.000, BI yakinkan masih aman Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara. ©2017 Merdeka.com/Yayu Agustini Rahayu

Merdeka.com - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Mirza Adityaswara angkat bicara terkait kondisi Rupiah yang melemah hingga melewati level 15.000 per USD. Mirza menegaskan pada dasarnya kondisi Rupiah masih aman meski nilai tukarnya sudah menyentuh level 15.000.

"Kamu jangan lihat levelnya. Masih aman, yang penting supply dan demand-nya masih jalan," kata Mirza di Kantornya, Jakarta, Kamis (4/70).

Mirza menjelaskan, nilai tukar atau kurs tidak hanya dilihat dari angkanya saja. Melainkan dari faktor-faktor pendorong lainnya. "Kalau lihat kurs, jangan lihat angka Rp 15.000-nya, tapi lihat bagaimana volatilitasnya, bagaimana supply dan demand-nya, Kita sudah mengalami volatilitas ini sejak 2013. Dari Rp 10.000 ke Rp 11.000, lalu jadi Rp 12.000, jadi Rp 13.000," ujarnya.

Orang lain juga bertanya?

Selain itu, dia menyatakan bahwa kondisi pelemahan nilai tukar saat ini tidak hanya terjadi di Indonesia melainkan di beberapa negara yang lain juga mengalami hal serupa, bahkan lebih parah.

"Tapi bukan cuma Indonesia, India juga mengalami seperti itu, Filipina, Meksiko, Brasil, Afrika Selatan. Bahkan negara-negara maju yang suku bunganya lebih rendah dari AS juga mengalami pelemahan kurs. Australia juga. Jadi, yang penting supply dan demand-nya berjalan dengan baik, inflasi terjaga dengan baik. Jadi, jangan terpaku pada level," ungkapnya.

Mirza mengungkapkan, saat ini sektor perbankan Indonesia juga masih kuat. Di mana, rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) berada di atas 20 persen. "Banking sector kan resiliensinya (kemampuannya) bagus, CAR di semua bank, buku satu sampai buku empat, di atas 20 persen, jadi strong. Minimumnya 8,5 persen, kalau pakai risiko minimum 14 persen. Sekarang semua di atas 20 persen," ujar Mirza.

Dia juga menegaskan kondisi likuiditas perbankan masih baik-baik saja meski BI sudah sering menaikkan suku bunga acuan beberapa bulan terkahir ini.

"BI memang naikkan bunga, tapi bunga yang kami lihat di pasar time deposite, kalau BI sudah naikkan 150 bps, bunga di pasar time deposite kenaikannya belum sampai 150 bps jadi masih terkendali. BI selalu siap term likuiditas dengan nama term repo. Ada fasilitas term repo, kami buka di bulan Mei, bulan Juni, jadi BI pasti akan masuk ke pasar untuk tambah likuiditas jika likuiditas Rupiah mengetat," tegasnya.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia
Kurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia

Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Pede Kurs Rupiah Bakal Menguat, Ini Dia Pemicunya
Bank Indonesia Pede Kurs Rupiah Bakal Menguat, Ini Dia Pemicunya

Pelemahan rupiah tidak lebih buruk dibandingkan Peso Filipina, Baht Thailand, dan Won Korea .

Baca Selengkapnya
Bos OJK Yakin Sektor Keuangan RI Masih Stabil di Tengah Ancaman Gejolak Ekonomi Global
Bos OJK Yakin Sektor Keuangan RI Masih Stabil di Tengah Ancaman Gejolak Ekonomi Global

Terdapat 5 ancaman ekonomi global saat ini, di antaranya penurunan inflasi hingga suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya
Rupiah Terus Anjlok, BI: Masih Lebih Baik dari Krisis Moneter 1998
Rupiah Terus Anjlok, BI: Masih Lebih Baik dari Krisis Moneter 1998

Bank Indonesia terus melakukan berbagai inovasi untuk meredam segala tekanan terhadap rupiah.

Baca Selengkapnya
BI Klaim Pelemahan Rupiah Lebih Baik dari Bath Thailand hingga Won Korea, Ini Datanya
BI Klaim Pelemahan Rupiah Lebih Baik dari Bath Thailand hingga Won Korea, Ini Datanya

Kebijakan moneter dalam jangka pendek diarahkan untuk memperkuat efektivitas stabilisasi nilai tukar rupiah dan menarik aliran masuk modal asing.

Baca Selengkapnya
Rupiah Anjlok, Airlangga Masih Optimis Ekonomi Indonesia Bisa Tumbuh 5 Persen Karena Ini
Rupiah Anjlok, Airlangga Masih Optimis Ekonomi Indonesia Bisa Tumbuh 5 Persen Karena Ini

Meskipun Rupiah anjlok sejak awal tahun, Menko Airlangga tetap optimis pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 di angka 5 persen.

Baca Selengkapnya
Jokowi Pastikan Pelemahan Rupiah Tak Ganggu Sektor Rill dan Keuangan, Ini Alasannya
Jokowi Pastikan Pelemahan Rupiah Tak Ganggu Sektor Rill dan Keuangan, Ini Alasannya

Indonesia patut bersyukur karena pertumbuhan ekonomi masih di atas 5 persen di tengah kondisi perekonomian global yang melemah.

Baca Selengkapnya
Rupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya
Rupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.

Baca Selengkapnya
Nilai Tukar Rupiah Kembali di Bawah Rp16.000, Asalkan Bisa Penuhi Syarat Berikut Ini
Nilai Tukar Rupiah Kembali di Bawah Rp16.000, Asalkan Bisa Penuhi Syarat Berikut Ini

Mengutip data Bloomberg, nilai tukar Rupiah diperdagangkan di level Rp16.255 per USD pada Senin (29/4).

Baca Selengkapnya
Rupiah Nyaris Tembus Rp16.000, BI Klaim Masih Lebih Baik dari Ringgit Malaysia
Rupiah Nyaris Tembus Rp16.000, BI Klaim Masih Lebih Baik dari Ringgit Malaysia

Nilai tukar (kurs) Rupiah berada di level Rp15.618 per USD.

Baca Selengkapnya
Rupiah Nyaris Rp16.000 per USD, Sri Mulyani Nilai Pelemahan Mata Uang Negara Lain Lebih Parah
Rupiah Nyaris Rp16.000 per USD, Sri Mulyani Nilai Pelemahan Mata Uang Negara Lain Lebih Parah

Pelemahan Rupiah terhadap mata uang Negara Paman Sam hanya 2,34 persen.

Baca Selengkapnya
Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya

Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.

Baca Selengkapnya