Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Donald Trump tuding RI curang dalam berdagang, ini pembelaan BI

Donald Trump tuding RI curang dalam berdagang, ini pembelaan BI Donald Trump. ©businessinsider

Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) menilai tuduhan Presiden Donald Trump bahwa Indonesia curang dalam berdagang dengan Amerika Serikat (AS) tidak tepat. Sebab, dari tiga indikator kecurangan perdagangan dari AS, tak satupun ada di Indonesia.

Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara mengatakan, alasan pertama Indonesia tidak melakukan kecurangan ialah dari indikator surplus perdagangan yang mencapai USD 20 miliar terhadap Amerika.

"Indonesia surplusnya hanya sekitar USD 13 miliar," ujarnya saat ditemui di Gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (5/4).

Orang lain juga bertanya?

Kedua, negara tertuduh curan disebut mempunyai neraca transaksi berjalan atau current account mengalami surplus. "Indonesia malah defisit USD 16,35 miliar atau 1,75 persen dari PDB, jadi tidak termasuk," tuturnya.

Ketiga, negara tertuduh sengaja melakukan intervensi untuk menurunkan nilai mata uang. Tujuannya agar produk ekspornya bisa lebih murah untuk masuk ke Amerika Serikat.

"Indonesia ini yang terjadi kalau sedang terjadi gejolak, BI intervensi untuk pengendalian pasar untuk mencegah Rupiah melemah. Yang disasar Trump, negara yang sengaja membuat lemah currencynya," jelasnya.

Namun, Mirza tetap meminta pemerintah untuk mewaspadai perkembangan keputusan oleh pemerintah Amerika Serikat. "Dari executive order itu 3 bulan lagi akan keluar report mengenai negara-negara yang dianggap Amerika melakukan unfair," tutupnya.

Sebelumnya, pada Senin (3/4), Kementerian Dalam Negeri AS mengeluarkan daftar 16 ekonomi yang dirasa memiliki hubungan perdagangan tidak seimbang dengan Negeri Paman Sam tersebut.

Indonesia berada di nomor urut 15 dengan surplus perdagangan sebesar USD 13 miliar terhadap Amerika Serikat.

Dalam daftar tersebut, perdagangan AS defisit paling besar terhadap China sebesar USD 347 miliar diikuti berturut-turut Jepang, Jerman, Meksiko, Irlandia, Vietnam, Italia, Korea Selatan, Malaysia, India, Thailand, Prancis, Swiss, dan Taiwan.

Sementara itu, di bawah Indonesia atau nomor urut 16 adalah Kanada dengan surplus sebesar USD 11 miliar.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Donald Trump Jadi Presiden Amerika, Bank Indonesia Wanti-wanti Lima Hal Ini
Donald Trump Jadi Presiden Amerika, Bank Indonesia Wanti-wanti Lima Hal Ini

Terdapat lima aspek utama yang perlu diperhatikan terkait kebijakan ekonomi dan politik di bawah kepemimpinan Trump.

Baca Selengkapnya
Mendag: Perdagangan Indonesia Justru Meningkat saat Donald Trump Jadi Presiden AS
Mendag: Perdagangan Indonesia Justru Meningkat saat Donald Trump Jadi Presiden AS

Mendag Budi mengaku tak menutup telinga terkait isu akan adanya ancaman potensi penambahan bea masuk usai Trump kembali menjadi Presiden AS.

Baca Selengkapnya
Donald Trump Terpilih Kembali Menjadi Presiden Amerika, Ekonomi Indonesia Terancam
Donald Trump Terpilih Kembali Menjadi Presiden Amerika, Ekonomi Indonesia Terancam

Kekhawatiran bagi Indonesia karena sikap proteksi Donald Trump terhadap perdagangan internasional.

Baca Selengkapnya
Kondisi Perdagangan Global Lebih Tegang Akibat Terpilihnya Donald Trump Jadi Presiden AS, Indonesia Mulai Waspada
Kondisi Perdagangan Global Lebih Tegang Akibat Terpilihnya Donald Trump Jadi Presiden AS, Indonesia Mulai Waspada

Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS diprediksi akan membawa perubahan signifikan dalam kebijakan perdagangan global, termasuk dengan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Sebut Negara Tetangga Indonesia akan Terkena Dampak Buruk Kebijakan Donald Trump
Sri Mulyani Sebut Negara Tetangga Indonesia akan Terkena Dampak Buruk Kebijakan Donald Trump

Sri Mulyani menjelaskan bahwa Trump merupakan sosok yang dikenal proteksionisme dalam melindungi neraca dagang negaranya.

Baca Selengkapnya
Ini yang Harus Dilakukan Pemerintah Antisipasi Kemenangan Donald Trump
Ini yang Harus Dilakukan Pemerintah Antisipasi Kemenangan Donald Trump

Dia menyinggung dinamika perekonomian saat masa kepemimpinan periode pertama Trump sepanjang 2017-2021.

Baca Selengkapnya
Said Abdullah Sebut Tantangan Ekonomi Global Berat Setelah Trump Jadi Presiden AS Lagi
Said Abdullah Sebut Tantangan Ekonomi Global Berat Setelah Trump Jadi Presiden AS Lagi

Said menyebut Trump akan menaikan bea masuk ke AS, di mana kebijakan tersebut akan berdampak ke negara-negara yang selama ini menjadi mitra.

Baca Selengkapnya
Rupiah Nyaris Tembus Rp16.000, BI Klaim Masih Lebih Baik dari Ringgit Malaysia
Rupiah Nyaris Tembus Rp16.000, BI Klaim Masih Lebih Baik dari Ringgit Malaysia

Nilai tukar (kurs) Rupiah berada di level Rp15.618 per USD.

Baca Selengkapnya
Namanya Terseret Klaim Laut Cina Selatan AS & Tiongkok, Begini Reaksi Prabowo Subianto
Namanya Terseret Klaim Laut Cina Selatan AS & Tiongkok, Begini Reaksi Prabowo Subianto

Terkait masalah Laut China Selatan, pihak pemerintah China membantah pernyataan Kemenhan AS.

Baca Selengkapnya
Kemenko Perekonomian Titip Pesan Ini ke Prabowo Saat Berkunjung ke Amerika
Kemenko Perekonomian Titip Pesan Ini ke Prabowo Saat Berkunjung ke Amerika

Kebijakan presiden terpilih Donald Trump bakal berdampak bagi konstelasi perdagangan intenasional, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya
Bukan Konflik Iran Vs Israel, Ternyata Ini Biang Kerok Rupiah Anjlok
Bukan Konflik Iran Vs Israel, Ternyata Ini Biang Kerok Rupiah Anjlok

Menko Airlangga membeberkan biang kerok Rupiah anjlok beberapa waktu lalu.

Baca Selengkapnya
Dampak Potensial Kebijakan Trump terhadap Ekonomi Indonesia jika Terpilih Kembali sebagai Presiden AS
Dampak Potensial Kebijakan Trump terhadap Ekonomi Indonesia jika Terpilih Kembali sebagai Presiden AS

Jika Donald Trump terpilih sebagai Presiden AS, kebijakan proteksionisme dan perubahan pajak yang mungkin diterapkan berpotensi memengaruhi ekonomi Indonesia.

Baca Selengkapnya