Dorong ekonomi hijau, Forum Ekonomi Islam Dunia kumpul di Jakarta
Merdeka.com - Para pelaku industri terkemuka dunia berkumpul di Jakarta mendiskusikan transformasi, tantangan, dan peluang ekonomi hijau (green economy). Diskusi tersebut merupakan bagian dari rangkaian acara menuju Forum Ekonomi Islam Dunia ke-13 (WIEF).
Ketua Yayasan WIEF, Tun Musa mengatakan, tujuan dari diskusi meja bundar ini adalah untuk memberikan perspektif dan wawasan yang lebih lengkap kepada para peserta mengenai agenda untuk mendorong ekonomi masa depan dalam menghadapi Revolusi Industri Keempat.
"Transformasi digital tidak terelakkan karena potensinya yang besar namun kita juga harus memastikan isu keberlanjutan tidak dikesampingkan. Saat ini, aktivitas ekonomi digital ASEAN menghasilkan pendapatan sekitar USD 150 miliar per tahun, dengan potensi untuk berkembang menjadi USD 1 triliun dalam PDB pada tahun 2025. Keduanya harus saling melengkapi untuk menciptakan kesejahteraan sosial dan kelestarian lingkungan seiring dengan kemajuan ekonomi," kata Tun Musa, di hotel Le Meridien, Jakarta, Kamis (5/10).
-
Bagaimana mengurangi gas rumah kaca? Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dengan menginvestasikan dan menggunakan energi terbarukan seperti tenaga surya, tenaga angin, dan hidroenergi.
-
Apa efek rumah kaca itu? Efek rumah kaca adalah proses yang terjadi ketika gas di atmosfer bumi memerangkap panas matahari.
-
Siapa yang sepakat menurunkan emisi? Lebih dari 30 negara industri sepakat untuk menurunkan emisi gas rumah kaca mereka hingga 5% di bawah tingkat emisi gas rumah kaca pada tahun 1990.
-
Apa itu efek rumah kaca? Efek rumah kaca adalah fenomena alami di mana gas rumah kaca menahan panas dari matahari di atmosfer bumi.
-
Bagaimana Pertamina mengurangi emisi gas rumah kaca? Inovasi dan program transisi energi tersebut membawa Pertamina berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca 31 persen sejak tahun 2010 hingga 2022.
-
Siapa penyebab efek rumah kaca? Di mana aktivitas manusia menjadi faktor paling besar dalam memproduksi gas-gas yang menimbulkan pemanasan atmosfer.
Seiring integrasi ASEAN saat ini dan peningkatan kegiatan ekonomi, Tun mengatakan penting sekali untuk memastikan bahwa pembangunan berkelanjutan tidak ditinggalkan.
"ASEAN secara gabungan memiliki PDB sebesar USD 2,4 triliun dan merupakan kawasan dengan pertumbuhan ekonomi terbesar ketiga di Asia setelah China dan India," ujarnya.
Emisi terkait penggunaan energi dari negara-negara ASEAN saat ini menyumbangkan 4 persen gas rumah kaca secara global. Sesuai dengan Perjanjian Paris, ekonomi dengan skala tersebut harus mengurangi emisi rumah kaca mereka paling sedikit 50 persen sampai dengan tahun 2030.
"Apabila kita mengambil contoh Indonesia, maka sektor ekonomi akan menjadi momok bagi upaya pengembangan berbagai program pembangunan hijau di berbagai sektor pertumbuhan, sebagai bagian dari rencana pembangunan untuk mengurangi emisi sebesar 26 persen pada tahun 2020."
WIEF menyediakan platform bagi ASEAN sebagai kawasan untuk mengeksplorasi ekonomi hijau untuk jalan maju guna peningkatkan ekonomi dan kehidupan masyarakat serta keberlanjutan ekosistem. Ini sejalan dengan tujuan WIEF sebagai instrumen penting dalam diplomasi multilateral di antara negara maju dan ekonomi berkembang.
WlEF ke-13 yang akan diadakan di Kuching, Sarawak, Malaysia dari tanggal 21-23 November 2017, berfokus pada dampak dan tantangan perubahan disruptif, membuka komunikasi antar negara, mendorong agenda bisnis yang sama dan membawa nilai dan dampak nyata bagi masyarakat di seluruh dunia.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Putu menyebut untuk level legislatif atau Parlemen se-ASEAN menekankan pada aspek episentrum ekonomi yakni kesejahteraan, masyarakat, dan planet (lingkungan).
Baca SelengkapnyaPemerintah menargetkan net zero emission (NZE) atau emisi nol bersih pada tahun 2060 mendatang.
Baca SelengkapnyaJokowi menegaskan perubahan iklim menjadi masalah pemerintah di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaDalam Sustainable Development Report 2023, terdapat 6 negara ASEAN yang masuk 100 besar negara yang mengimplementasikan pembangunan berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengakui bahwa produksi emisi karbon per kapita di Indonesia mengalami tren kenaikan dalam beberapa tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaDibutuhkan komitmen setiap negara untuk mengurangi gas polutan.
Baca SelengkapnyaKabupaten Trenggalek menjadi tuan rumah hari ulang tahun APKASI ke-24.
Baca SelengkapnyaJokowi juga akan menghadiri presidensi event terkait transformasi food system, KTT G-77, serta melakukan beberapa pertemuan bilateral.
Baca SelengkapnyaAcara ini menunjukkan komitmen Indonesia mendorong ASEAN bekerja sama yang lebih intensif dan kolaboratif mengimplementasikan green ekonomi.
Baca SelengkapnyaGIAC 2024 di GIIAS angkat tema "Inspiration, Innovation on Zero Emission," soroti inovasi dan kebijakan ramah lingkungan.
Baca SelengkapnyaPrinsip ESG idealnya menjadi kebutuhan bagi perusahaan di sektor energi dan ketenagalistrikan.
Baca SelengkapnyaPerubahan iklim kini jadi perhatian seluruh negara.
Baca Selengkapnya