Dorong Hilirisasi, Jokowi Berencana Setop Ekspor Timah
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap pergerakan hilirisasi di timah akan segera mengikuti seperti yang dilakukan pemerintah dalam hilirisasi nikel. Meski demikian, pemerintah masih menghitung kapan akan benar-benar menghentikan ekspor bahan mentah, termasuk timah.
"Yang kita harapkan pergerakan hilirisasi di timah akan segera mengikuti seperti yang kita lakukan di nikel. Tetapi kita belum berhitung kapan akan kita setop untuk ekspor bahan mentah timah," kata Jokowi di smelter Top Submerged Lance (TSL) Ausmelt PT Timah Tbk yang berlokasi di Kabupaten Bangka Tengah, Bangka Belitung, Kamis (20/10).
Dia menjelaskan, pemerintah akan memastikan penghentian ekspor timah tidak akan merugikan banyak pihak. Mengingat, hilirisasi tambang dilakukan untuk menciptakan nilai tambah, salah satunya dapat membuka lapangan pekerjaan yang sebesar-besarnya.
-
Kenapa hilirisasi nikel penting? Sejak 1 Januari 2020, pemerintah memang melarang ekspor bijih nikel. Semua harus diolah di dalam negeri menjadi barang jadi, sehingga nilai jualnya akan makin tinggi.
-
Apa saja produk dari hilirisasi nikel? Belasan industri tumbuh di sana, dengan produk utama berupa nikel, stainless steel, dan carbon steel. Industri pendukungnya macam-macam, dari coal power plant, pabrik mangan, silikon, chrome, kapur, kokas, dan lain-lain.
-
Kenapa Jokowi ingin hentikan penjualan bahan mentah? 'Karena pak Jokowi mengatakan kepada saya, 'mas Bowo mas Bowo Menhan tidak mungkin Indonesia makmur kalau kita jual bahan-bahan kita murah ke luar negeri,' ujar dia.
-
Bagaimana hilirisasi nikel meningkatkan ekonomi? Dari hilirisasi nikel, pendapatan Indonesia melejit. Pada 2015 ekspor Indonesia hanya Rp45 triliun. Setelah larangan ekspor bahan mentah nikel diberlakukan pada 2020, nilai ekspornya meroket Rp340 triliun pada 2021. Pada 2022 melonjak jadi Rp520 triliun, dan tahun lalu angkanya Rp520 triliun.
-
Dimana hilirisasi nikel dilakukan? PT. IMIP mengelola kawasan industri nikel dengan rantai terpanjang di dunia, dari hulu sampai hilir. Belasan industri tumbuh di sana, dengan produk utama berupa nikel, stainless steel, dan carbon steel.
-
Bagaimana pengaruh hilirisasi nikel terhadap harga nikel? Sebelumnya ramai diberitakan turunnya harga nikel dunia ini salah satunya dinilai karena dunia 'kebanjiran' pasokan nikel RI.
"(Kapan dihentikan ekspor bahan mentah) baru dihitung, akan kita setop. Kapan? baru kita hitung. Nanti kalau sudah hitungannya matang, ketemu kalkulasinya akan saya umumkan setop misalnya tahun depan atau setop tahun ini bisa terjadi. Saya kira kesiapan-kesiapan dari smelter baik nilai BUMN maupun nilai swasta harus kita kalkulasi semuanya," ungkapnya.
Jokowi menyebut smelter baru yang dimilik PT Timah Tbk menunjukkan keseriusan pemerintah dalam melakukan hilirisasi. Smelter atau pabrik pengolahan dan pemurnian bijih tambang milik PT Timah Tbk tersebut direncanakan selesai dibangun pada November 2022.
"Hari ini saya melihat smelter baru yang dimiliki oleh PT Timah. Ini menunjukkan keseriusan kita dalam rangka hilirilisasi timah. Nikel sudah, timah, bauksit," katanya.
Proyek smelter Top Submerged Lance (TSL) Ausmelt PT Timah Tbk sudah dimulai sejak 2019 dengan kemajuan sekitar 97,33 persen. Smelter tersebut ditargetkan dapat meleburkan konsentrat biji timah dengan kadar 40 persen (low grade). Proses peleburan tersebut lebih cepat dengan efisiensi 25-34 persen dibandingkan smelter saat ini.
Selain lebih efisien, smelter ini diharapkan dapat menghasilkan timah kadar yang lebih rendah dibandingkan timah aluvial yang ada saat ini sehingga dapat memperkuat eksplorasi di tambang primer.
Biaya pembangunan smelter tersebut mencapai sekitar 80 juta dolar AS atau setara Rp1,2 triliun dengan kapasitas 40 ribu ton crude tin per tahun.
Produksi bijih timah PT Timah pada semester I 2022 tercatat sebanyak 9.901 Metrik Ton (MT) atau turun 14 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 11.457 MT.
Sedangkan produksi logam timah di periode ini juga turun sebesar 26 persen menjadi 8.805 MT dari periode enam bulan pertama 2021 sebesar 11.915 MT. Sementara penjualan logam timah tercatat sebesar 9.942 MT atau turun sebesar 21 persen dibandingkan periode enam bulan pertama 2021 sebesar 12.523 MT.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah tengah bersiap menghentikan ekspor bahan mentah tembaga dan timah. Ekspor baru dilakukan setelah dilakukan hilirisasi.
Baca SelengkapnyaKejadian serupa juga terjadi pada tahun 1970 dan 1980, saat komoditas yang dimiliki banyak oleh Indonesia tidak memberikan nilai tambah bagi penerimaan negara.
Baca SelengkapnyaIndonesia kaya dengan sumber daya alamnya, termasuk bahan mineral, hasil perkebunan, hasil kelautan, serta sumber energi baru dan terbarukan.
Baca SelengkapnyaBahlil pun memastikan program hilirisasi tambang saat ini telah berjalan dengan baik.
Baca SelengkapnyaSetelah merebut hulu, Jokowi merangsek ke hilir. Dan ini bukan hanya tentang kedaulatan, ini tentang cara berdagang ribuan lowongan bagi kita
Baca SelengkapnyaLuhut mengakui Presiden Jokowi telah menjadikan Indonesia sebagai negara industri hilirisasi.
Baca SelengkapnyaPasalnya, dengan kebijakan ini otomatis kegiatan ekspor hasil tambang akan dihentikan.
Baca SelengkapnyaDia meminta hilirisasi industri dengan menghentikan ekspor bahan mentah tetap dilanjutkan meski Indonesia kalah atas gugatan Uni Eropa, WTO, hingga IMF.
Baca SelengkapnyaPemerintah telah membuat roadmap hilirisasi hingga tahun 2040.
Baca SelengkapnyaAda beberapa negara yang tak setuju dengan berbagai kebijakan pemerintah Indonesia.
Baca SelengkapnyaPrabowo bakal melanjutkan untuk hilirisasi sektor lain seperti pertanian, perkebunan, hingga kelautan.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) mencatat, dari hilirisasi nikel saja mampu mencapai USD 33,8 miliar atau setara Rp 510 triliun.
Baca Selengkapnya