DPR ke Menteri Rini: Kalau saya jadi ibu, saya pecat RJ Lino

Merdeka.com - Anggota Komisi VI, Endang Srikanti Handayani angkat bicara terkait penggeledahan ruangan Direktur Utama PT Pelindo II, RJ Lino beberapa waktu lalu. Endang terlihat emosi dan tidak suka melihat gaya RJ Lino yang marah ketika ruangannya digeledah.
Endang meminta Menteri BUMN, Rini Soemarno untuk segera menyelesaikan permasalahan di Pelindo II. Pasalnya perusahaan pelat merah ini adalah operator Pelabuhan Tanjung Priok, yang menjadi tulang punggung ekspor-impor Indonesia.
"Apa dirut semacam ini yang Anda pilih? Pagi saya lihat ngomong, 'saya tidak ditanya dulu ada penggeledahan, digeledah seperti teroris, kalau begini tidak didukung sangat sulit untuk kerja, saya akan segera kirim surat pengunduran diri, saya kok tidak didukung presiden, itu omongan Dirut Pelindo? Kalau saya jadi Ibu, saya keluarkan orang itu (RJ Lino)," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (3/9).
Hal senada juga diutarakan oleh Anggota Komisi VI lainnya, Azam Azman. Azam mengatakan Menteri BUMN memiliki hak untuk memberhentikan direksi BUMN. "Masa menteri bisa dikendalikan direksi BUMN, bahaya itu," ujar Azam.
Direktur Utama PT Pelindo II Richard Joost Lino merasa geram dengan tindakan Bareskrim Mabes Polri yang menggeledah kantornya hari ini. Bareskrim menggeledah PT Pelindo II untuk mencari bukti dugaan korupsi pengadaan 10 unit mobil Crane.
RJ Lino bahkan langsung melaporkan hal ini kepada Kepala Bappenas Sofyan Djalil, usai tahu kantornya digeledah. Lewat sambungan telepon, dia meminta agar Sofyan melapor ke Presiden Joko Widodo untuk menyelesaikan persoalan ini segera. Jika tidak, dia mengancam bakal mundur dari posisi dirut PT Pelindo secepatnya.
"Ini contoh enggak baik untuk negeri ini. Kasih tahu Pak Presiden, kalau caranya begini saya berhenti saja besok," kata RJ Lino kepada Sofyan Jalil via telepon di Kantor Pusat PT. Pelindo II, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (28/8).
Berikut percakapan RJ Lino dengan Sofyan Djalil yang diperdengarkan langsung melalui speaker ponsel kepada para wartawan:
"Halo Pak Sofyan, selamat siang pak," ucap RJ Lino.
"Kenapa Pak RJ Lino?" ucap Sofyan.
"Ini saya pulang rapat di luar tiba-tiba kok begitu banyak polisi di kantor," lanjut RJ Lino.
"Ada apa?" balas Sofyan.
"Ada penggeledahan. Mereka cari file. Ya saya hormatilah tugas mereka. Tapi ya saya tidak bisa begini-ini. Harusnya dipanggil dulu, ditanya dulu, dicek dulu ada apa gitu ya."
"Hmmm," sahut Sofyan.
"Kemudian seperti Crane itu yang 10 itu. Very small investment dari investment yang besar. Kemudian itu kan sudah proses itu sudah diperiksa berkali-kali, BPK sudah periksa dan sudah clear juga, proses lelang sampai semuanya," jelas RJ Lino.
"Yang dulu itu?" lanjut Sofyan.
"Sebenarnya bukan lagi dipanggil KPK. KPK saya masih ikut campur untuk mutusin. Kalau ini saya sama sekali nggak tahu. Jadi mulai proses lelang," ucapnya.
"Memang ada yang lapor?" balas Sofyan.
"Saya kira ini ada karyawan JICT yang laporlah ini biasa. Yang ini mulai proses lelang sampai diputusi pemenang kontrak saya tidak ngerti apa-apa," ucap RJ Lino.
"Ya. Yaya.. terus?" jawab Sofyan.
"Saya tidak pernah teken kontrak. Terus terang saya SMS Pak Luhut Panjaitan (Menko Polhukam-red). Beliau lagi rapat. Saya protes besar. Kalau begini caranya, saya berenti lah sekarang," jelasnya.
"Terus bagaimana sekarang?" jawab Sofyan.
"Kalau seperti ini caranya, saya berhenti saja. Nggak bisa negeri ini pak," ucap RJ Lino.
"Ditelepon Pak Tito? Pak kapolda?" ucap Sofyan.
"Enggak tadi saya telepon Pak Luhut. Bukan kapolda pak. Tadi dari Bareskrim Polri yang ke sini. Pak Sofyan yaa, kalau Presiden tidak bisa clear hari ini, besok berhenti lah. Susah negeri ini seperti ini. Kita kayak dihukum media. Begitu datang, media begitu banyak. Saya seperti dibuat seperti kriminal. Come on Pak. I'm make this company so rich. Enggak fair pak. Bapak tolong kasih tahu presiden deh, kalau caranya seperti ini, saya berhenti," ancam RJ Lino.
"Ibu Rini Sumarno (Menteri BUMN) gimana?," singkat Sofyan.
"Ibu Rini sudah telepon Kapolri. Ini contoh enggak baik untuk negeri ini. Kasih tahu Presiden pak, kalau caranya begini saya berhenti saja besok. Saya sama sekali disappointed. Saya sama sekali disappointed."
"Dasarnya apa?" ucap Sofyan.
"Dasarnya katanya ada korupsi sama money laundring. Come on. Jadi Pak Sofyan tolong kasih tahu presiden, kalau tidak clearkan hari ini, saya berhenti besok. Saya tidak mau kerja seperti ini. Negeri ini tidak bisa seperti ini," tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, Bareskrim Polri bersama dengan Polres Pelabuhan Tanjung Priok melakukan penggeledahan terhadap Kantor PT Pelindo II. BUMN pengelola pelabuhan ini dianggap melakukan pencucian uang, melalui pengadaan 10 unit mobile Crane yang dibeli pada 2013 lalu yang memakan biaya miliaran Rupiah.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya