Ketimbang Malaysia, jumlah pembangkit listrik RI dinilai sedikit
Merdeka.com - Dewan Perwakilan Rakyat mendorong pembangunan pembangkit listrik dengan menggunakan energi terbarukan. Mengingat, saat ini, konsumsi listrik di Indonesia masih terbilang rendah ketimbang negara tetangga.
"Konsumsi Malaysia bisa 4 kali lipat dari kita. Ini gambaran betapa jumlah pembangkit listrik kita amat sangat rendah," kata Anggota Komisi VII DPR-RI Kurtubi, Jakarta, Minggu (21/8).
Menurutnya, proyek kelistrikan bisa mendorong peningkatan pemanfaatan energi terbarukan. Dimana, pemerintah menargetkan penggunaan energi terbarukan mencapai 23 persen dari total bauran energi nasional pada 2025.
-
Apa itu energi listrik? Energi listrik adalah bentuk energi yang dihasilkan oleh pergerakan partikel bermuatan, khususnya elektron, melalui suatu penghantar atau rangkaian tertutup.
-
Bagaimana cara Motor Listrik Indonesia mengurangi emisi? Kehadiran sejumlah brand lokal tidak terlepas dari upaya pemerintah Indonesia dalam mengembangkan industri otomotif berbasis elektrifikasi untuk mengurangi emisi karbon dioksida.
"Dari sisi suplai, sumber energi fosil kan jelas suatu saat akan habis. Tapi energi baru terbarukan , seperti panas bumi ini kan karunia Tuhan yang harus dimanfaatkan karena tidak bisa diekspor," kata Kurtubi
Dalam kesempatan sama, Pakar Energi Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Muchsin menilai pencapaian target 23 persen energi terbaruka tak bisa hanya dengan mengandalkan subsidi pemerintah. Itu perlu terobosan lain, seperti pendanaan masyarakat.
"Bisa langsung ke konsumen. Misalnya Rp 1,3 triliun ditambah dengan bantuan dari 50 juta pelanggan PLN."
Dalam Rancangan APBN 2017, pemerintah mengalokasikan anggaran subsidi sebesar Rp 1,3 triliun untuk pengembangan energi terbarukan. Itu untuk Pembangkit Listrik Mikro Hidro (PLTMH) kapasitas 302,42 megawatt sebesar Rp 520,24 miliar.
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) 125 megawatt sebesar Rp 205,78 miliar. Kemudian, Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa 42,8 megawatt sebesar Rp 302,35 miliar.
Lalu, Pembangkit Listrik Tenaga Biogas 6,2 megawatt sebesar Rp 38,34 miliar. Selain itu, Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) 1,6 megawatt sebesar Rp 7,79 miliar, dan BBN Etanol 50 ribu kiloliter sebesar Rp 225 miliar. (mdk/yud)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Realisasi capaian pembangkit pada periode 2023 sebesar 4.182,2 megawatt.
Baca SelengkapnyaDiharapkan Indonesia bisa berbalik ekspor listrik ke Negeri Jiran di masa depan.
Baca Selengkapnyaingapura Ternyata Sangat Bergantung dengan Indonesia, Terutama soal Listrik dan Air
Baca SelengkapnyaBiaya cas mobil listrik sangat bergantung pada jenis baterai
Baca SelengkapnyaFilipina mampu mengembangkan dan memanfaatkan panas bumi dengan baik untuk kelistrikan di negaranya.
Baca SelengkapnyaUntuk tahap pertama, Indonesia siap mengekspor listrik rendah karbon.
Baca SelengkapnyaBeberapa perusahaan Indonesia dan Singapura telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait ekspor listrik.
Baca SelengkapnyaSaat ini masyarakat mengalami peningkatan konsumsi listrik yang sejalan dengan pemulihan ekonomi.
Baca SelengkapnyaPembangunan pembangkit listrik dan jaringan transmisi masih jauh dari target.
Baca SelengkapnyaAda 5 perusahaan dari Indonesia yang menawarkan proposal kuat untuk menyediakan listrik rendah karbon ke Singapura.
Baca SelengkapnyaKalau dihitung, jumlah tersebut masih jauh dari target 50.000 unit.
Baca SelengkapnyaLuhut memaparkan, jumlah kapasitas ekspor listrik bersih ke Singapura akan bertambah dari rencana semula 2 Gigawatt menjadi 3,4 Gigawatt.
Baca Selengkapnya