DPR nilai kapal ternak Pelni tak efektif turunkan harga daging sapi
Merdeka.com - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menilai kapal ternak yang dioperasikan oleh PT Pelni tidak efektif. Sebab, kapal ternak ini tak mampu menurunkan harga daging sapi hingga Rp 80.000 per kilogram (kg).
Wakil Ketua Komisi IV DPR Viva Yoga Mauladi menilai pemerintah tak jeli melihat persoalan daging sapi ini.
"Pemerintah kurang jeli memilah soal daging. Contohnya ada ayam kampung, ada ayam ras beda harganya, ayam kampung lebih tinggi. Di sapi pasar juga sama. Sapi kampung, sapi bali, sapi aceh, sapi madura, harganya lebih tinggi dibandingkan sapi ras, apalagi lebih tinggi dibanding daging beku impor. Kalau pemerintah menyatakan Rp 80.000 kg sebelum lebaran, mungkin konteksnya daging sapi beku impor, pengusaha sudah dapat untung," ujarnya di Gado-Gado Boplo, Jakarta, Sabtu (18/6).
-
Kenapa sapi di TPA Putri Cempo berbahaya? Sapi-sapi tersebut dinilai tidak layak konsumsi karena dagingnya mengandung timbal di atas ambang batas.
-
Siapa yang beternak sapi di Jakarta? Hidup di perkotaan padat seperti Jakarta, hampir mustahil rasanya merintis usaha peternakan. Namun, hal yang tidak mungkin itu justru bisa dimentahkan oleh Abdul Latif.
-
Siapa yang punya sapi di TPA Putri Cempo? Sapi-sapi itu merupakan milik warga yang tinggal di sekitar TPA Putri Cempo.
-
Kenapa sapi Presiden Jokowi mengamuk? Diketahui, sapi tersebut mengamuk saat warga berupaya menjatuhkannya untuk kemudian disembelih.
-
Siapa yang menjadi juragan sapi? Delia Septianti dikenal sebagai seorang penyanyi. Ia lama tak menjadi penyanyi setelah keluar dari grup Ecoutez. Namun Delia kembali menjadi vokalis Ecoutez pada 2023 ini Selain sebagai vokalis, Delia diketahui membuka usaha. Juragan Sapi Delia Septianti memilih membuka usaha jualan sapi.
-
Kenapa daging sapi bau amis? Kebersihan saat pemotongan hewan kurban merupakan faktor utama. Jika proses pemotongan tidak steril, daging bisa terkontaminasi bakteri dan mikroorganisme yang menyebabkan bau tak sedap.
Dia pun meminta kapal ternak untuk diberhentikan saja. Lantaran, kapal ternak ini menggunakan subsidi dari negara sebesar Rp 500.000 per ekor. Padahal, suplai daging sapi di Jabodetabek, Jabar dan Jateng hanya 1 persen dari kebutuhan total.
"Apakah mensubsidi 1 persen bisa menurunkan harga pasar? Tidak mungkin toh, makanya diberhentikan saja, karena itu uang negara tidak akan mampu," jelasnya.
Untuk itu, dia menawarkan beberapa solusi yang bisa digunakan pemerintah untuk menekan harga daging sapi yaitu dengan memperbanyak sentra peternakan.
"Yang punya sapi kan bukan pemerintah, 95 persen punya rakyat, sapi potong peternakan rakyat. BUMN harus dimanfaatkan, dibangun baik," tegas dia.
Selain itu, pemerintah juga harus melakukan diversifikasi daging sapi. Menurut Viva, banyak protein hewani yang bisa dipenuhi tidak hanya dari sapi saja.
"Diversifikasi pemenuhan protein hewani bukan daging sapi saja. Kita punya kerbau lokal banyak, hanya bergantung pada sapi ada apa, setelah diimportasi berasal dari negara tertentu. Kami tidak berharap seperti itu, mengkonsumsi yang layak dan aman memenuhi prosedur," pungkasnya.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam kunjungan ke Lampung, Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan dia ingin harga daging sapi minimal bisa Rp 50.000 per kilogram.
Baca SelengkapnyaTiming dari impor tersebut juga harus dipikirkan Kementerian Perdagangan RI.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Kementan tengah fokus pada pemenuhan pangan dalam negeri untuk menekan kebijakan impor. Dua di antara komoditas jagung dan padi.
Baca SelengkapnyaWakil Menteri Kementerian UKM menilai kebijakan Kemendag menyulitkan peternak sapi lokal.
Baca SelengkapnyaDalam tugasnya Kemendag akan mengeluarkan persetujuan impor. Kemudian, Bapanas bertugas untuk memberikan penugasan impor tersebut.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi IV DPR RI Ono Surono menilai, pemerintah Jokowi tak serius menggarap sektor maritim.
Baca SelengkapnyaBanyak pihak menilai, pengolahan ikan menjadi susu tidak tepat.
Baca SelengkapnyaSudaryono menekankan pentingnya mempertimbangkan aspek gizi dan ekonomi dalam negeri.
Baca SelengkapnyaPembangunan pabrik susu ikan tidak memerlukan anggaran yang sangat besar, cukup Rp20 miliar untuk mendirikan satu pabrik.
Baca SelengkapnyaDaniel juga menyoroti sikap pemerintah yang belakangan semakin suka impor.
Baca SelengkapnyaKondisi ini diperparah dengan para pelaku industri pengolahan susu (IPS) yang mengimpor bukan dalam bentuk susu segar.
Baca SelengkapnyaBeredar di media sosial video peternak sapi perah di Pasuruan yang membuang 500.000 liter susu.
Baca Selengkapnya