DPR sebut pabrik semen Rembang hanya butuh perbaiki izin lingkungan
Merdeka.com - Komisi VI DPR RI melakukan kunjungan kerja ke pabrik Semen Indonesia di Rembang, Jateng dan Tuban, Jatim. Kunjungan tersebut sebagai tindak lanjut atas hasil putusan yang dikeluarkan Mahkamah Agung (MA) terkait izin pabrik Semen Indonesia di Rembang beberapa waktu yang lalu.
Ketua tim kunjungan ke Pabrik Semen Indonesia di Rembang, Azam Azman Natawijaya mengatakan pembangunan pabrik Semen Indonesia di Rembang syarat akan kepentingan, baik dari investor maupun pihak lainnya. Sebagai aset milik negara, keberadaan Semen Indonesia harus dilindungi dan didukung.
Saat ini, kondisi industri semen dalam negeri menjadi incaran investor asing. Sebagai gambaran, BUMN Semen hanya menguasai 36 persen kapasitas industri semen di Indonesia. Swasta dan asing menguasai 64 persen, sementara Semen Indonesia memiliki total kapasitas hanya 34 persen dengan market share sebesar 42,44 persen.
-
Mengapa pembangunan pabrik semen di Kaltim penting? Isran menjelaskan, peresmian pabrik semen ini menandai perkembangan industri hilir di Kalimantan Timur.
-
Bagaimana pabrik semen di Kaltim diproyeksikan untuk meningkatkan ekonomi daerah? Kolaborasi ini, kata dia, tidak hanya membawa manfaat ekonomi. Tetapi juga akan menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kualitas infrastruktur, serta membuka peluang bagi pengembangan komoditas lain di sekitar pabrik.
-
Dimana pabrik semen di Kaltim dibangun? Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Isran Noor meresmikan pabrik semen milik PT Kobexindo Cement di Desa Selangkau Kecamatan Kaliorang Kabupaten Kutai Timur (Kutim).
-
Siapa yang berinvestasi dalam pembangunan pabrik semen di Kaltim? Pembangunan pabrik semen di Kutim, adalah hasil investasi Hongshi Holding dari Tiongkok yang bekerja sama dengan PT.Kobexindo Cement.
-
Apa yang didorong oleh Kementan? Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong HUT ke 78 RI menjadi semangat dalam membangun pertanian yang berdaulat pangan.
-
Mengapa petani Kendeng menolak pabrik semen? Untuk menolak pembangunan itu, pada tahun 2016 dan 2017 lalu mereka melakukan aksi cor kaki. Mereka memprotes pembangunan pabrik tersebut karena dibangun di wilayah karst yang berfungsi untuk menyerap air. Selain itu Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang dilakukan pihak terkait dinilai tidak transparan.
Sebagai langkah kongkret dukungan kepada pabrik semen ini, Komisi VI akan menyampaikan kepada presiden agar pembangunan pabrik Semen Indonesia di Rembang bisa terus berjalan.
"Kami dukung sepenuhnya pabrik ini. Semen Indonesia hanya butuh memperbarui izin lingkungan untuk melanjutkan pembangunan pabrik ini, selain menjalin komunikasi dan pendekatan kepada beberapa pihak," ujar Azam dalam keterangannya di Jakarta, Senin (28/11).
Sementara itu, Anggota Komisi VI DPR RI Abdul Wahid mengatakan penolakan pendirian pabrik semen di Rembang ini hanya oleh segelintir orang saja, tidak lebih dari lima persen. Sebagian besar warga mendukung adanya pembangunan pabrik semen.
Di antara penolak tersebut, salah satunya adalah warga Pati, Jawa Tengah. Dia merasa terusik dengan adanya pabrik sehingga memprovokasi warga untuk melakukan penolakan pendirian pabrik ini.
"Kami, Komisi VI sepakat dengan Gubernur, Kapolda dan Pangdam untuk mengawal agar pembangunan pabrik ini terus berjalan," kata Abdul.
Direktur Enjinering dan Proyek Semen Indonesia, Gatot Kustyadji mengatakan progres pembangunan pabrik Semen Indonesia di Rembang per 31 Oktober 2016 telah mencapai 97,1 persen. Pendirian pabrik dengan rencana investasi sebesar Rp 4,9 triliun ini akan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat Rembang, di antaranya penyediaan lapangan pekerjaan, pengembangan ekonomi masyarakat, pembinaan UMKM, pemenuhan kebutuhan air, peningkatan kesejahteraan, dan pengentasan kemiskinan.
"Penyerapan tenaga kerja dalam masa pengerjaan proyek mencapai 6.075 orang, dengan tenaga kerja dari Rembang sebanyak 1.236 orang. Kami berharap dengan adanya pabrik Semen Indonesia ini, angka kemiskinan di Rembang dapat berkurang dari 19,5 persen menjadi di bawah 10 persen," ungkap Gatot.
Pendirian Pabrik Semen Indonesia di Rembang akan memberikan dampak sosial dan lingkungan yang positif bagi masyarakat. Semen Indonesia melalui berbagai program Corporate Social Responbility (CSR) telah menyalurkan dana CSR sebesar Rp 7 miliar pada tahun 2014, dan meningkat menjadi Rp 10,35 miliar pada tahun 2015.
"Tahun 2016 ini, Semen Indonesia menganggarkan Rp 35 miliar untuk program CSR di Rembang. Kami berharap program CSR ini dapat mensejahterakan warga Rembang," pungkasnya.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anggota Komisi VI DPR, Fraksi PDIP Rieke Diah Pitaloka dengan lantang mengatakan di depan Dirut Semen Indonesia, untuk tidak lagi membangun pabrik.
Baca SelengkapnyaPabrik Semen Gresik dinilai berperan dalam meningkatkan atau menghasilkan nilai tambah sumber daya alam strategis.
Baca SelengkapnyaSubsitusi ke bioenergi merupakan salah satu upaya strategis Pemerintah untuk mengurangi impor BBM.
Baca SelengkapnyaIsran Noor meresmikan pabrik semen milik PT Kobexindo Cement di Desa Selangkau
Baca SelengkapnyaHKI berharap dengan adanya RPP ini, sektor industri di Indonesia dapat terus tumbuh dan berkembang dengan pesat.
Baca SelengkapnyaKhilmi tak setuju dengan pembangunan pabrik tersebut
Baca SelengkapnyaPermintaan semen diperkirakan tetap tinggi karena ada upaya pemerintah dalam mempercepat penyediaan perumahan bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaGreen Cement dalam proses produksinya menghasilkan emisi gas rumah kaca (emisi karbon) yang lebih rendah dibandingkan semen konvensional (OPC).
Baca SelengkapnyaSIG melalui anak usahanya, SBI, juga menjadi inisiator sekaligus operator fasilitas RDF pertama di Indonesia.
Baca SelengkapnyaProduk rendah karbon memberi nilai tambah efisiensi untuk jaminan ketersediaan pasokan bahan bangunan.
Baca SelengkapnyaSIG memiliki fokus menciptakan program-program inovasi lingkungan dan sosial berdasarkan kebutuhan.
Baca SelengkapnyaKondisi Sungai Citarum semakin membaik. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta pemerintah pusat tetap berperan menanggulangi pencemaran di sungai itu.
Baca Selengkapnya