Dua BUMN Farmasi Produksi 3 Jenis Obat untuk Perawatan Pasien Covid-19
Merdeka.com - Wakil Menteri BUMN, Budi Gunadi Sadikin menyebut bahwa ada dua perusahaan BUMN sudah bisa memproduksi obat-obatan yang digunakan untuk perawatan pasien terjangkit Covid-19. Perusahaan tersebut yaitu Indofarma dan Kimia Farma, yang telah mampu membuat tiga jenis obat yakni antiviral, antibiotik dan antiinflamasi.
"Ketiga obat itu sudah bisa diproduksi Indofarma dan Kimia Farma," kata Budi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Gabungan Komisi VI, VII dan Komisi IX secara virtual, Jakarta, Selasa (5/5).
Pada jenis obat antiviral yang sudah diproduksi yaitu oseltamivir. Budi mengakui bahwa dalam produksi obat ini, perusahaan BUMN mengalami kesulitan bahan baku yang masih impor dari India dan China.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Di mana obat buatan luar angkasa tersebut diproduksi? Proses produksi obat ini dilakukan di satelit W-Series 1 yang terpasang pada Rocket Lab's orbital Photon platform setelah diluncurkan dengan roket SpaceX Falcon 9 pada bulan Juni di tahun yang sama.
-
Siapa yang mengembangkan obat ini? Ahli biologi molekuler dan dokter gigi, Takahashi Katsu, telah mengembangkan obat sejenis ini untuk pertama kalinya setelah bekerja dalam bidang regenarasi gigi selama 20 tahun.
-
Mengapa obat ini dikembangkan? Kehilangan gigi sering kali menjadi masalah bagi orang-orang yang mengidap kondisi ini, mulai dari masalah penampilan hingga masalah fungsional, seperti berkurangnya kemampuan menggigit.
-
Bagaimana obat dibuat di luar angkasa? Proses produksi obat ini memanfaatkan lingkungan luar angkasa yang bebas gravitasi untuk mempromosikan pembentukan struktur kristal protein yang lebih berkualitas secara lebih cepat daripada yang mungkin terjadi di bumi.
-
Mengapa obat dibuat di luar angkasa? Dengan demikian, obat yang dihasilkan di luar angkasa diharapkan memiliki kualitas yang lebih baik dan efektivitas yang lebih tinggi dalam pengobatan penyakit tertentu.
Dalam hal ini pihaknya telah menyewa pesawat Garuda Indonesia untuk membawa oseltamivir. Sehingga obat itu sudah cukup diproduksi Kimia Farma dan Indofarma.
Perusahaan BUMN Farmasi juga sudah memproduksi chloroquine dan azithromycin yang merupakan obat antibiotik dan antiinflamasi dalam jumlah yang cukup. Produk obat ini pun sudah siap distribusikan ke seluruh RS Indonesia.
BUMN juga bekerjasama dengan LBM Eijkman dan lembaga riset perguruan tinggi untuk bisa berpartisipasi baik ditataran lokal maupun internasional. Pada tataran internasional Bio Farma sudah masuk dalam grup solitaire WHO.
Aktif Temukan Vaksin
Dalam kerjasama ini Bio Farma sudah bisa melakukan clinical trial untuk vaksin Covid-19. Kerja sama juga dilakukan dengan Sinovac, sebuah perusahaan Bioteknologi dari China yang pertama kali bergerak menghadapi virus Covid-19.
"Kami juga sudah aktif di organisasi dunia mengenai epidemic innovation yang bergerak di bidang vaksin," kata dia.
Sementara itu di dalam negeri, BUMN sudah berkoordinasi dengan seluruh lembaga penelitian mikrobiologi perguruan tinggi, balitbangkes, dan LBM Eijkman. Salah satu yang sedang dikembangkan yakni terapi plasma konvalesen.
Saat ini prosesnya sudah sampai pada tahap tahap uji klinis terakhir. Tahap ini dilakukan bersama RS Angkatan Darat, Eijkman dan Bio Farma. Jika hal ini sudah lulus uji bisa, maka bisa segera digunakan untuk pasien terjangkit.
"Apabila uji clinical sudah lulus dan izin dari Kemenkes untuk bisa segera mengimplementasikan terapi plasma konvalesen," kata dia mengakhiri.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi juga telah memberikan instruksi untuk mencari solusi guna menekan harga obat di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDampak buruk pelemahan rupiah karena tingkat importasi obat-obat-obatan di Indonesia masih relatif tinggi.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan BMN ini digunakan untuk usaha yang lebih produktif.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca Selengkapnya"Kita berencana menambah produsen komponen BBO yang berasal dari industri dalam negeri, karena saat ini kita masih bergantung pada import," kata Anies
Baca SelengkapnyaBudi menyebut, pemerintah terus menggencarkan transformasi kesehatan.
Baca SelengkapnyaApresiasi itu di berikan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Baca SelengkapnyaProduksi vaksin dalam negeri dianggap akan mampu mendorong ketahanan kesehatan nasional.
Baca SelengkapnyaTiko bilang, produksi Indofarma akan mengikuti permintaan dari Holding BUMN Farmasi, PT Bio Farma (Persero).
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, alat kesehatan di Indonesia masih didominasi impor.
Baca SelengkapnyaIndustri petrokimia dalam negeri juga semakin diberatkan dengan pencabutan Larangan dan Pembatasan (Lartas) impor bahan baku plastik.
Baca SelengkapnyaKhusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.
Baca Selengkapnya