Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Duet Malaysia-RI di balik kemudi AirAsia Indonesia

Duet Malaysia-RI di balik kemudi AirAsia Indonesia Pramugari AirAsia. ©2014 merdeka.com/istimewa

Merdeka.com - Awal Desember 2014, sebuah buku bertajuk 'Ten Awesome Years' diluncurkan ke publik. Sebuah buku yang berisi kiprah maskapai penerbangan AirAsia Indonesia yang mampu bertahan terbang selama 10 tahun di langit Indonesia.

Satu dasawarsa bukan waktu sebentar untuk bisa bertahan di tengah makin ketatnya persaingan bisnis sektor penerbangan tanah air. Beberapa maskapai penerbangan nasional sudah terlebih dulu tumbang. Sebut saja Adam Air, Batavia Air, Mandala Airlines, hingga yang terakhir Merpati Nusantara Airlines.

Karena itu Presiden Direktur atau Chief Executive Officer (CEO) AirAsia Indonesia Sunu Widyatmoko begitu bangga dengan kinerja perusahaan yang dipimpinnya. Sunu pernah menyatakan keyakinannya bakal meraup untung besar dari bisnis sektor transportasi. Sebab, pesawat menjadi masa depan transportasi di Indonesia.

Salah satunya karena kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan. Didukung tingginya daya beli masyarakat Indonesia dan makin besarnya kelompok kelas menengah.

Berbekal taglien "Now Everybody Can Fly", pertumbuhan maskapai milik Tony Fernandes ini tergolong cukup cepat. Tony Fernandes cukup rajin menyambangi Indonesia. Dia juga terlihat hadir kemarin, Senin (29/12), memberikan ungkapan duka sekaligus memberikan keterangan terkait hilangnya pesawat AirAsia Indonesia nomor penerbangan QZ 8501 pada Minggu (28/12).

Pesawat rute Surabaya-Singapura yang mengangkut 155 orang penumpang itu hilang kontak di sekitar perairan Belitung. Ini merupakan tragedi kecelakaan terbesar yang pernah dialami AirAsia Indonesia. Sebab, selama ini bisa dikatakan maskapai ini zero accident. Kalaupun mengalami kecelakaan, kategorinya ringan.

Merdeka.com mengajak pembaca menelusuri di balik kemudi maskapai penerbangan AirAsia Indonesia. Berikut paparannya.

Duet RI-Malaysia

Awalnya, AirAsia adalah maskapai penerbangan milik pemerintah Malaysia. Maskapai ini dibeli Tony Fernandes pada Desember 2001 dengan harga simbolik RM 1.

Di bawah komando Tony, AirAsia mengukuhkan diri dengan layanan penerbangan berbiaya murah (low cost carrier/LCC).

Pada 2004, AirAsia melebarkan sayap dengan ekspansi ke Indonesia. AirAsia mencaplok saham PT Air Wagon Internasional (AWAIR) yang sudah hanya sanggup terbang selama setahun (1999-2000), kemudian bangkrut. Proses akuisisi juga melibatkan perusahaan lokal.

Setelah proses akuisisi Indonesia AirAsia resmi mengudara pada Desember 2005. Sahamnya, 49 persen dimiliki oleh AirAsia International Limited. Sisanya atau 51 persen dimiliki Pin Harris 20 persen, Sendjaja Widjaja 21 persen dan PT Fersindo Nusaperkasa 10 persen.

Kekuatan armada

Presiden Direktur atau Chief Executive Officer (CEO) AirAsia Indonesia Sunu Widyatmoko menceritakan, pada 2004-2005, AirAsia Indonesia hanya memiliki 2 pesawat dan hanya melayani rute Bandung-Kuala Lumpur.

Setelah 10 tahun, AirAsia memiliki 30 pesawat Airbus A320 dengan melayani 22 rute internasional dan 11 rute domestik.

Sunu mengakui, pencapaian itu juga dibantu dukungan stakeholder dan pemerintah. Dengan pelbagai inovasi, AirAsia Indonesia berambisi menjadi raja di udara.

"Ini juga mencatat harapan kisah AirAsia dalam mendedikasikan inovasi. Tanpa dukungan dari pemerintah dan semuanya, kita tidak akan menjadi seperti in. Saya harap, kita terus berjaya dalam udara di Indonesia," ucapnya.

6 kali dinobatkan maskapai murah terbaik

Pengamat Penerbangan Arista Atmadjati menyatakan, maskapai penerbangan milik Tony Fernandes ini cukup diakui di industri penerbangan internasional. Rekam jejak penerbangan AirAsia pun bisa dibilang cukup baik.

"Record penerbangan di Indonesia dalam 1 dekade ini aman saja, tidak ada yang fatal sih. Sebenarnya track record maskapai AirAsia termasuk bagus selama ini karena mendapat the best LCC dari Skytrax selama 6 kali berturut-turut dan maintenancenya bagus," jelas dia.

Saingan Lion Air

AirAsia Indonesia menyandang predikat sebagai maskapai layanan penerbangan murah atau Low Cost Carrier. Di tanah air, persaingan penerbangan murah semakin ketat.

AirAsia Indonesia membunyikan genderang perang dengan Lion Air, yang sama-sama berambisi menguasai pasar penerbangan murah tanah air. Genderang perang antara Lion Air dan AirAsia Indonesia terus dibunyikan.

Salah satunya keluar dari bos AirAsia Tony Fernandes. "Kita akan menjadi kompetitif, saya akan menjadi mimpi buruk bagi Lion Air di Indonesia," tegas CEO AirAsia Tony Fernandes saat ditemui di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Namun, persaingan harus sehat. Meski bersaing, pihaknya juga tidak menutup diri untuk bekerja sama dengan Lion Air.

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Resmi Merger, Erick Thohir Sulap Pengelola Bandara AP I dan AP II Jadi PT Angkasa Pura Indonesia
Resmi Merger, Erick Thohir Sulap Pengelola Bandara AP I dan AP II Jadi PT Angkasa Pura Indonesia

Setelah merger PT Angkasa Pura Indonesia resmi menjadi operator bandar udara terbesar nomor lima dunia.

Baca Selengkapnya
Menilik Kisah Dakota RI-001 Seulawah, Pesawat Angkut Pertama Sekaligus Pelopor Penerbangan Sipil di Indonesia
Menilik Kisah Dakota RI-001 Seulawah, Pesawat Angkut Pertama Sekaligus Pelopor Penerbangan Sipil di Indonesia

Pesawat persembahan dari masyarakat Aceh ini menjadi langkah besar industri penerbangan sipil di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Potret Lawas Bahagianya Presiden Soeharto & BJ Habibie Indonesia Bisa Bikin Pesawat Sendiri, Senyumannya Lebar Sumringah
Potret Lawas Bahagianya Presiden Soeharto & BJ Habibie Indonesia Bisa Bikin Pesawat Sendiri, Senyumannya Lebar Sumringah

Sejarah tercipta bagi dunia dirgantara Tanah Air pada 10 Agustus 1995 saat Indonesia berhasil menerbangkan pesawat buatan negeri N-250 Gatot Kaca.

Baca Selengkapnya
STARLUX Airlines Buka Rute Penerbangan Taiwan-Jakarta
STARLUX Airlines Buka Rute Penerbangan Taiwan-Jakarta

Penerbangan perdana ini menggunakan pesawat Airbus A321-Neo dan akan beroperasi lima hari dalam sepekan.

Baca Selengkapnya
Indonesia Janji Penuhi Kewajiban Pembayaran Pengembangan Pesawat Tempur dengan Korea Selatan
Indonesia Janji Penuhi Kewajiban Pembayaran Pengembangan Pesawat Tempur dengan Korea Selatan

Nilai dari proyek pengembangan ini sekitar Rp100 triliun.

Baca Selengkapnya
Deretan Insiden Batik Air yang Bikin Geger, Terbaru Pilot Ketiduran Saat Terbangkan Pesawat
Deretan Insiden Batik Air yang Bikin Geger, Terbaru Pilot Ketiduran Saat Terbangkan Pesawat

Batik Air menjadi sorotan karena pilot dan co-pilot tertidur saat mengemudikan pesawat.

Baca Selengkapnya
Delapan Helikopter H225M Buatan Airbus Perkuat Pertahanan Indonesia
Delapan Helikopter H225M Buatan Airbus Perkuat Pertahanan Indonesia

H225M dikenal sebagai helikopter yang aman, andal, kuat, dan serbaguna yang mampu melaksanakan berbagai misi.

Baca Selengkapnya
Tak Banyak yang Tahu, Pria Tajir Berharta Rp26 Triliun Ternyata Crazy Rich Cirebon
Tak Banyak yang Tahu, Pria Tajir Berharta Rp26 Triliun Ternyata Crazy Rich Cirebon

Melansir dari laman Forbes.com, sosok ini memiliki kekayaan bersih senilai USD1,7 miliar di tahun 2015 lalu.

Baca Selengkapnya
FOTO: Aksi Pesawat Tempur TNI AU Kawal Kepulangan Jokowi ke Solo, Berikan Penghormatan Khusus untuk Presiden ke-7 RI
FOTO: Aksi Pesawat Tempur TNI AU Kawal Kepulangan Jokowi ke Solo, Berikan Penghormatan Khusus untuk Presiden ke-7 RI

Deretan pesawat tempur TNI AU yang dikerahkan untuk mengawal Jokowi adalah 4 unit F-16 Fighting Falcon, 3 unit T-50i Golden Eagle, dan 1 unit Sukhoi SU-30 MK2.

Baca Selengkapnya
Lion Air Kuasai 70 Persen Lalu Lintas Udara, Menhub Tak Ingin Ada Monopoli Penerbangan
Lion Air Kuasai 70 Persen Lalu Lintas Udara, Menhub Tak Ingin Ada Monopoli Penerbangan

Lion Air Group saat ini menguasai hampir 70 persen dari market share pesawat domestik dengan total 367 pesawat.

Baca Selengkapnya
Erick Thohir Resmi Gabungkan Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II Jadi InJourney Airports
Erick Thohir Resmi Gabungkan Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II Jadi InJourney Airports

Erick menyebut hal ini bentuk adaptif BUMN dalam menghadapi perubahan zaman.

Baca Selengkapnya
Pilot dan Copilot Batik Air Tertidur Berbarengan 28 Menit di Ketinggian 36.000 Kaki, Begini Kronologinya
Pilot dan Copilot Batik Air Tertidur Berbarengan 28 Menit di Ketinggian 36.000 Kaki, Begini Kronologinya

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengklasifikasikan hal tersebut dalam kategori 'serius'.

Baca Selengkapnya