Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dukung Reformasi WTO, Ini Harapan Indonesia

Dukung Reformasi WTO, Ini Harapan Indonesia WTO. ©WTO.com

Merdeka.com - Indonesia terbuka bagi ide-ide reformasi dan modernisasi, pada organisasi perdagangan dunia (World Trade Organization/WTO) dalam menjalankan fungsinya. Hal ini untuk mendapat perubahan positif dari organisasi tersebut.

Menteri Perdagangan Enggariasto Lukita mengatakan reformasi WTO akan membawa perubahan positif bagi s‎istem perdagangan multilateral, dan diharapkan tetap mampu mengakomodasi kepentingan negara berkembang, termasuk Indonesia. Sebab itu, Indonesia terbuka terhadap berbagai ide terkait reformasi WTO selama dapat mengakomodasi kepentingan seluruh anggota.

"Oleh karena itu, WTO sebaiknya tidak melupakan dan mengabaikan hal-hal yang belum terselesaikan, seperti perundingan putaran Doha dan hal lainnya, serta tetap memperhatikan kepentingan negara berkembang dan negara kurang berkembang. Sementara itu, sebagai koordinator G-33, Indonesia juga menginginkan agar reformasi WTO juga terus memperhatikan hal-hal seperti public stock holding dan mekanisme special safeguard," kata Mendag Enggar, di Jakarta, Sabtu (23/11).

Orang lain juga bertanya?

Mendag Enggar mengungkapkan usulan untuk mereformasi WTO didasarkan pada semakin merebaknya ketidakpastian pada sistem perdagangan dunia. WTO juga dinilai semakin melemah dalam menjalankan fungsinya. Hal ini dapat dilihat dari tidak berkembangnya penyelesaian perundingan putaran Doha, proteksionisme yang banyak dilakukan negara anggota dan tekanan perdagangan yang meningkat, ancaman blokade Amerika Serikat (AS) terhadap pengisian anggota Appellate Body (AB), serta kurang efektifnya sistem monitoring WTO.

"Dengan demikian, usulan reformasi dan modernisasi mencakup tiga fungsi WTO, yaitu monitoring, mekanisme penyelesaian sengketa, dan negosiasi," lanjut Mendag Enggar.

Usulan reformasi dan modernisasi WTO sebelumnya telah disepakati beberapa negara pendukung seperti Kanada, Australia, Brasil, Chile, Jepang, Kenya, Korea, Meksiko, Selandia Baru, Norwegia, Singapura, Swiss, dan Uni Eropa melalui pertemuan Joint Communication di Ottawa, Kanada, 24—25 Oktober 2018.

Terkait dengan monitoring dan transparansi, negara-negara pendukung reformasi WTO berpendapat sistem monitoring WTO harus diperkuat, untuk mengatasi tekanan perdagangan yang meningkat akhir-akhir ini.

Secara khusus, Kanada dan Uni Eropa mengusulkan cara memperkuat sistem monitoring, yaitu dengan mengurangi kompleksitas prosedur notifikasi, meningkatkan kapasitas anggota, memperkuat monitoring pada level komite, memberikan insentif kepada yang melakukan notifikasi seperti pembiayaan dan bantuan teknis, serta memberikan sanksi bagi negara yang tidak mematuhi sistem monitoring.

"Indonesia juga terbuka terhadap usulan penguatan sistem dan transparansi WTO, namun juga dengan catatan agar mempertimbangkan tantangan yang dihadapi negara berkembang supaya mampu memenuhi komitmen ini," tutur Mendag Enggar.

Reformasi WTO juga mencakup upaya mengakhiri blokade AS terhadap pengisian anggota AB mengingat tanpa pengisian baru, anggota AB hanya akan tersisa satu orang pada akhir Desember 2019. Pengisian kekosongan anggota AB telah diusulkan Meksiko yang didukung 68 negara termasuk Indonesia. Sebanyak 13 negara juga telah mengimbau penghentian blokade AB pada pertemuan di Ottawa Oktober lalu.

Indonesia mendukung pengisian kekosongan anggota AB sesegera mungkin, karena untuk menyelesaikan‎ satu kasus banding diperlukan tiga anggota AB, sehingga dikhawatirkan AB akan lumpuh jika tidak segera diisi kekosongannya.

Sedangkan, hal yang melatarbelakangi reformasi dan modernisasi WTO dalam hal negosiasi adalah, peraturan WTO yang dinilai tidak lagi sesuai dengan perkembangan global sehingga menghambat implementasi kerja WTO, seperti sulitnya penyelesaian perundingan Doha Development Agenda (DDA) dan kesepakatan special and differential treatment (S&DT) yang justru dianggap sebagai batu sandungan.

Oleh karena itu, Kanada dan Uni eropa mengusulkan alternatif cara pengambilan keputusan dengan mengidentifikasikan isu-isu prioritas dari sisi multilateral dan plurilateral, yaitu terkait hutang menyelesaikan perundingan DDA, isu-isu modernisasi seperti perdagangan digital, UMKM, dan investasi; serta isu kompetisi seperti pendisiplinan industri dan perusahaan milik negara.

"Salah satu isu modernisasi yang memerlukan input dari Indonesia adalah terkait moratorium perdagangan elektronik (e-commerce). Kami pemerintah, berharap dapat segera memaparkan posisi runding pada pertemuan selanjutnya dengan WTO pada akhir November 2018," jelas Mendag Enggar.

Sementara itu, dengan adanya usulan reformasi, negara berkembang dan kurang berkembang anggota WTO memanfaatkan kesempatan tersebut untuk meminta perlakuan khusus, mengingat adanya perbedaan tingkat pembangunan. Mendag Enggar menegaskan, agar reformasi WTO dapat menguntungkan semua anggota.

Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono

Sumber: Liputan6

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Hadiri Pertemuan Menteri APEC, Indonesia Tekankan Pentingnya Penguatan Sistem Perdagangan Multilateral
Hadiri Pertemuan Menteri APEC, Indonesia Tekankan Pentingnya Penguatan Sistem Perdagangan Multilateral

Mendag Budi menyatakan, Indonesia mendukung Reformasi WTO untuk perdagangan inklusif dan berkelanjutan.

Baca Selengkapnya
Buka Rakornis Perwadag di Luar Negeri, Mendag: Tingkatkan Ekspor Nonmigas dengan Inisiatif dan Kreativitas Baru
Buka Rakornis Perwadag di Luar Negeri, Mendag: Tingkatkan Ekspor Nonmigas dengan Inisiatif dan Kreativitas Baru

Mendag Zulkifli Hasan menjelaskan, ekonomi Indonesia diproyeksi tumbuh 5,17 persen.

Baca Selengkapnya
Perundingan Indonesia EU-CEPA Mangkrak, Airlangga Beri Penjelasan Begini
Perundingan Indonesia EU-CEPA Mangkrak, Airlangga Beri Penjelasan Begini

I-EU CEPA merupakan perjanjian dagang bilateral paling komprehensif.

Baca Selengkapnya
Ikuti Pertemuan Menteri APEC 2023, Mendag Zulhas Serukan Reformasi WTO Hingga Isu Kemanusiaan
Ikuti Pertemuan Menteri APEC 2023, Mendag Zulhas Serukan Reformasi WTO Hingga Isu Kemanusiaan

Indonesia juga sepakat dengan Ekonomi APEC bahwa kunci pertumbuhan ekonomi yang merata adalah memastikan keuntungan perdagangan dan investasi.

Baca Selengkapnya
Solusi Ketahanan Pangan Indonesia Ditolak Dunia
Solusi Ketahanan Pangan Indonesia Ditolak Dunia

Bicara soal sektor pertanian terkendala beberapa kepentingan dari negara anggota. Tak hanya soal public stockholding, tapi juga terkait domestic support.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Sikap Tegas Prabowo Usai Bertemu Biden Hingga Xi Jinping
VIDEO: Sikap Tegas Prabowo Usai Bertemu Biden Hingga Xi Jinping "Kita Ingin Bebas Adil"

Menurutnya, APEC merupakan platform strategis untuk mempererat hubungan antarnegara di kawasan Asia-Pasifik.

Baca Selengkapnya
Ekspor Harus Tumbuh 9,6 Persen untuk Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
Ekspor Harus Tumbuh 9,6 Persen untuk Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Sektor ekspor akan memainkan peran penting dalam mewujudkan tujuan tersebut.

Baca Selengkapnya
Pemerintah RI Bakal Lobi Donald Trump untuk Turunkan Tarif Dagang, Pengusaha Titip Pesan Begini
Pemerintah RI Bakal Lobi Donald Trump untuk Turunkan Tarif Dagang, Pengusaha Titip Pesan Begini

Shinta menekankan pentingnya pemerintah RI untuk terus berupaya agar kebijakan proteksionisme tidak menambah hambatan baru bagi pengusaha dan ekonomi.

Baca Selengkapnya
Diam-Diam China Rayu Indonesia agar Tak Turuti Kebijakan Perdagangan Negara Barat
Diam-Diam China Rayu Indonesia agar Tak Turuti Kebijakan Perdagangan Negara Barat

Meski begitu, Mendag Zulkifli mengaku tak meresnpons serius ungkapan tersebut. Dia hanya mengamini kalau Indonesia kelak akan menjadi negara besar.

Baca Selengkapnya
Ketua OJK: Sektor Jasa Keuangan Terjaga Stabil di Tengah Ketidakpastian Global
Ketua OJK: Sektor Jasa Keuangan Terjaga Stabil di Tengah Ketidakpastian Global

Tensi perang dagang kembali meningkat akibat kenaikan tarif Amerika Serikat dan beberapa negara Amerika Latin terhadap produk-produk dari China.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Buka-bukaan soal Parahnya Imbas Gejolak Ekonomi Global ke Indonesia
Sri Mulyani Buka-bukaan soal Parahnya Imbas Gejolak Ekonomi Global ke Indonesia

Indeks kinerja manufaktur atau Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia terkontraksi di level 49,3.

Baca Selengkapnya
AFTA adalah Kerja Sama Regional di Kawasan Asia Tenggara, Berikut Penjelasan dan Tujuannya
AFTA adalah Kerja Sama Regional di Kawasan Asia Tenggara, Berikut Penjelasan dan Tujuannya

AFTA menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan integrasi ekonomi di ASEAN dan menciptakan pasar yang lebih efisien di wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya