Dunia di ambang perang tarif pajak, ini respons Sri Mulyani
Merdeka.com - Sejumlah negara dunia seperti China, India, hingga Amerika Serikat berencana mereformasi kebijakan perpajakannya guna menarik investasi. Salah satu langkah yang diambil ialah dengan memangkas tarif pajak.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengakui bahwa rencana negara-negara besar ini sempat menjadi perdebatan di pertemuan G-20. Sebab, dikhawatirkan timbul perang tarif antara negara dunia.
"Apapun arah yang dilakukan India, China, Indonesia, Amerika, semua dalam rangka setiap negara memiliki kebutuhan mengumpulkan penerimaan pajak di satu sisi. Tapi di sisi lain mereka juga ingin menjaga momentum ekonomi," ujar menkeu saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Kamis (27/4) malam.
-
Apa yang disampaikan Sri Mulyani tentang anggaran perlinsos Kemensos? 'Apabila dilihat pada chart tersebut, realisasi anggaran perlinsos dan bansos dari Kemensos 6 tahun terakhir, 2019—2024 periode yang sama Januari—Februari, tidak terdapat perbedaan pola realisasi belanja perlinsos kecuali pada tahun 2023,' ucap Sri Mulyani di Mahkamah Konstitusi RI, Jumat (5/4).
-
Apa yang diungkapkan Sri Mulyani tentang bukber Kabinet Jokowi? Sangat terbatas, tidak semua menteri hadir termasuk dari PDIP, PKB dan NasDem.
-
Kenapa Sri Mulyani bertemu Jokowi? 'Ya betul. Pukul 14.30 WIB, Bu Menkeu diagendakan untuk diterima Bapak Presiden di Istana Merdeka, untuk melaporkan hal-hal yang terkait pelaksanaan APBN 2024,' kata Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana kepada wartawan, Jumat (2/2/2024).
-
Siapa yang hadir di rapat Sri Mulyani dan Jokowi? Rapat itu juga dihadiri Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.
-
Apa yang dilakukan Sri Mulyani setelah bertemu Jokowi? Namun, Sri Mulyani enggan bicara banyak setelah rapat bersama Jokowi. Dia menolak memberikan pernyataan dan enggan tanya jawab dengan awak media. Sembari menjawab singkat, ia cuma menunjukkan gestur minta maaf dengan tangannya.
-
Apa yang dilakukan Sri Mulyani dan Retno setelah rapat internal? “Saya dan @retno_marsudi seperti dua anak sekolah bandel ya…“ Sri Mulyani
Terkait Indonesia, lanjutnya, saat ini belum berencana menurunkan tarif pajak. Sejauh ini fokus pemerintah baru pada pembahasan Rancangan Undang Undang (RUU) Ketentuan Umum Perpajakan (KUP) dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Selanjutnya baru diajukan RUU Pajak Penghasilan (PPh) dan RUU Pajak Pertambahan Nilai (PPN). "Diharapkan dengan pembahasan ini (KUP) kita bisa membuat suatu situasi pengelolaan dari administrasi perpajakan yang lebih efektif dan efisien. Tidak membebani wajib pajak tapi juga simpel untuk para fiskus kita dalam menjalankan tugasnya," jelasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani khawatir jika target rasio pajak 23 persen itu justru menimbulkan kesalahpahaman.
Baca SelengkapnyaPadahal, kesepakatan Pemerintah bersama DPR RI menetapkan harga minyak mentah mencapai USD 82 per barel.
Baca SelengkapnyaIndonesia berupaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan harga minyak dunia timbulkan kekhawatiran bakal turut berdampak terhadap harga BBM di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaTekanan yang dialami negara-negara maju itu dipengaruhi kenaikan suku bunga yang terlalu tinggi yang terjadi di berbagai negara.
Baca SelengkapnyaDia juga mengajak masyarakat Indonesia untuk terus meningkatkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT).
Baca SelengkapnyaKondisi ekonomi global 2023 diprediksikan oleh banyak lembaga internasional merupakan tahun yang cukup gelap.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi mengirim Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ke Brazil di tengah isu reshuffle kabinet.
Baca SelengkapnyaProses mencapai target penerimaan pajak tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Baca SelengkapnyaOECD berencana mengeluarkan kebijakan pengenaan pajak kepada orang terkaya atau miliarder yang tarifnya 2 persen.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengimbau kepada seluruh jajaran bea dan cukai untuk dapat menghidupkan kembali semangat leadership, ownership dan ketahanan.
Baca Selengkapnya