Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dunia Masih Butuh USD10 Miliar untuk Mitigasi Pandemi

Dunia Masih Butuh USD10 Miliar untuk Mitigasi Pandemi pertumbuhan ekonomi. ©2019 Merdeka.com/Imam Buhori

Merdeka.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan dunia masih membutuhkan dana USD 10 miliar untuk menghadapi potensi pandemi di masa depan. Sebab total kebutuhannya mencapai USD 30,3 miliar untuk semua negara dunia.

"Kami telah mengindentifikasi dunia membutuhkan dana USD 10 miliar untuk Pandemi Fund," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers 2nd G20 Joint Finance and Health Minister Meeting di Hotel Mulia, Nusa Dua Bali, Bali, Sabtu (12/11) malam.

Direktur Eksekutif Bank Dunia, Wempi Saputra menjelaskan sejauh ini setiap negara dan lembaga dunia telah memiliki dana untuk mengantisipasi datangnya pandemi. Di tingkat nasional setiap negara dunia telah menyediakan USD 19,4 miliar dari kebutuhan USD 26,4 miliar. Sedangkan di tingkat global telah terkumpul USD 1,2 miliar dari kebutuhan USD 19,4 miliar.

"Jadi gap (rentang kebutuhan) USD USD 7 miliar sama 3,5 miliar ini USD 10,5 miliar," kata dia.

Wempi mengatakan sumber dana tersebut berasal dari konsesi dunia dan yang disiapkan masing-masing negara dan lembaga keuangan global . Namun, saat ini masih terdapat kekurangan dana sebesar USD 10,5 miliar.

"Ada yang di global fund, Gavi, Cepi dan lain-lain karena secara nasional ini lebih mapan. Nah untuk negara-negara miskin dan berkembang belum punya kemampuan untuk mengalokasikan anggaran buat sektor ini," kata dia.

Dana yang dikumpulkan ditingkat nasional biasanya berasal dari negara-negara maju. Sedangkan negara-negara miskin dan berkembang masih belum banyak menyiapkan anggaran untuk sistem kesehatan publiknya.

"Kalau nasional buat negara sendiri, ini buat meningkatkan resilien kesehatan masyarakat nasional," kata dia.

Sementara itu dana yang berasal dari lembaga keuangan dunia untuk diberikan kepada negara-negara berkembang atau negara miskin. "Kalau yang global itu modelnya komunikasi seperti kasusnya vaksin. Negara miskin tidak punya uang di bantu negara maju. Bisa bilateral, apakah via WHO atau global fund," kata dia.

Sementara itu, Forum G20 Presidensi Indonesia telah membentuk sebuah lembaga keuangan khusus bernama Dana Perantara Keuangan atau Financial Intermediary Fund (FIF) atau Pandemic Fund. Sementara ini, telah terkumpul dana USD 1,4 miliar yang berasal dari 20 negara dunia dan 3 lembaga keuangan global.

"Jadi pandemi fund ini sangat penting karena kita harus sediakan satu sistem untuk cegah pandemi masa depan," pungkasnya.

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Inflasi Masih Tinggi, Sri Mulyani: Kondisi Ekonomi Dunia Sedang Tidak Baik
Inflasi Masih Tinggi, Sri Mulyani: Kondisi Ekonomi Dunia Sedang Tidak Baik

Lonjakan inflasi yang dirasakan oleh sejumlah negara mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat, termasuk di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Berkat Proposal Ini, Indonesia Dapat Kucuran Dana Rp385 Miliar dari Amerika
Berkat Proposal Ini, Indonesia Dapat Kucuran Dana Rp385 Miliar dari Amerika

Program pendanaan ini akan berlangsung dalam durasi tiga tahun.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani: Geopolitik Bikin Investasi Lambat
Sri Mulyani: Geopolitik Bikin Investasi Lambat

Indonesia berupaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Baca Selengkapnya
Utang Jatuh Tempo RI Capai Rp800 Triliun pada 2025
Utang Jatuh Tempo RI Capai Rp800 Triliun pada 2025

Kepercayaan diri dalam mengelola pasar, tergantung dengan kepercayaan pasar.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Kasih Peringatan: PDB Bisa Turun 10 Persen Akibat Krisis Iklim
Sri Mulyani Kasih Peringatan: PDB Bisa Turun 10 Persen Akibat Krisis Iklim

Sri Mulyani bilang, kehilangan 10 persen PDB akan memberikan konsekuensi yang tidak hanya mempengaruhi ekonomi.

Baca Selengkapnya
Wamenkeu: Perubahan Iklim Tak Lepas dari Peranan Sektor Keuangan
Wamenkeu: Perubahan Iklim Tak Lepas dari Peranan Sektor Keuangan

Pemerintah menargetkan net zero emission (NZE) atau emisi nol bersih pada tahun 2060 mendatang.

Baca Selengkapnya
Sambangi PBB, Pimpinan BKSAP DPR Ingatkan Dana Perubahan Iklim 100 Miliar Dolar AS Wajib Ditepati
Sambangi PBB, Pimpinan BKSAP DPR Ingatkan Dana Perubahan Iklim 100 Miliar Dolar AS Wajib Ditepati

Pimpinan BKSAP DPR memaparkan isu Pembangunan Berkelanjutan saat menghadiri Inter-Parliamentary Union (IPU) Parliamentary Forum at The United Nation.

Baca Selengkapnya
Siap-Siap Orang Kaya Bakal Kena Pajak Baru, Tarifnya 2 Persen
Siap-Siap Orang Kaya Bakal Kena Pajak Baru, Tarifnya 2 Persen

OECD berencana mengeluarkan kebijakan pengenaan pajak kepada orang terkaya atau miliarder yang tarifnya 2 persen.

Baca Selengkapnya
Harga Minyak Dunia Meroket Dekati USD 100 per Barel, Sri Mulyani Beri Respons Begini
Harga Minyak Dunia Meroket Dekati USD 100 per Barel, Sri Mulyani Beri Respons Begini

Padahal, kesepakatan Pemerintah bersama DPR RI menetapkan harga minyak mentah mencapai USD 82 per barel.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Dunia Membaik, Indonesia Waspadai Kenaikan Harga dan Suku Bunga
Ekonomi Dunia Membaik, Indonesia Waspadai Kenaikan Harga dan Suku Bunga

Sri Mulyani mengatakan beberapa persoalan dunia yang dapat mengancam perekonomian dan sistem keuangan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Ungkap Penerimaan Pajak Selalu Naik Setiap Masa
Sri Mulyani Ungkap Penerimaan Pajak Selalu Naik Setiap Masa

Proses mencapai target penerimaan pajak tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Baca Selengkapnya
Di ISF 2024, Pemerintah Akui Butuh Dukungan Modal Negara Maju Atasi Dampak Perubahan Iklim
Di ISF 2024, Pemerintah Akui Butuh Dukungan Modal Negara Maju Atasi Dampak Perubahan Iklim

Tanpa pendanaan dari negara maju, upaya mitigasi perubahan iklim oleh negara berkembang, termasuk Indonesia akan mengalami hambatan.

Baca Selengkapnya