Dunia Telah Diperingatkan akan Ancaman Pandemi Sejak 2006
Merdeka.com - Pandemi Covid-19 sangat merugikan manusia dan ekonomi secara langsung. Pandemi ini seharusnya membuat dunia sadar dan bersiap menghadapi risiko jangka panjang, termasuk perubahan iklim, serangan dunia maya, dan senjata pemusnah massal.
Hal ini terungkap dalam Global Risks Report 2021 dari World Economic Forum (WEF). Dalam laporan ini, WEF membagikan hasil terbaru dari Global Risks Perception Survey (GPRS).
Laporan ini berisi kesimpulan untuk meningkatkan ketahanan, mengambil pelajaran dari pandemi, serta analisis risiko historis.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Mengapa virus menyerang manusia? Virus yang dapat menyerang manusia memang perlu dipahami.
-
Kenapa virus bisa bahaya? Virus-virus ini dapat menyebabkan penyakit ringan hingga mematikan.
-
Siapa yang khawatir tentang kemungkinan pandemi berikutnya? Salah satu orang terkaya dunia, Bill Gates telah mengingatkan publik selama beberapa dekade terakhir mengenai sejumlah ancaman serius. Dia menyebutkan bahwa bencana iklim hingga kemungkinan serangan siber besar akan menjadi ancaman serius bagi umat manusia di bumi, tetapi itu bukan yang utama. Dia menyebut, ada dua ancaman terbesar yang mengkhawatirkan Bill Gates. Kedua ancaman terbesar tersebut adalah kemungkinan terjadinya perang besar akibat ketidakstabilan global saat ini dan kemungkinan pandemi berikutnya dalam 25 tahun ke depan.
-
Apa saja penyakit akibat pemanasan global? Penyakit Akibat Pemanasan Global 1. Penyakit Pernapasan Pemanasan global menyebabkan peningkatan alergen, polusi udara, dan gas berbahaya lainnya yang terperangkap di atmosfer Bumi. Ini berakibat pada peningkatan risiko penyakit pernapasan seperti Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) dan asma. Anak-anak sangat rentan terhadap dampak ini karena polusi udara dapat merusak fungsi paru-paru dan menghambat pertumbuhannya. Selain itu, peningkatan suhu juga dapat memperburuk kondisi orang dengan penyakit pernapasan karena mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur suhu dan memperparah gejala penyakit. 2. Penyakit Menular Pemanasan global juga meningkatkan suhu udara dan curah hujan, yang berkaitan dengan peningkatan jumlah dan perluasan penyebaran hewan pembawa penyakit, seperti nyamuk. Ini menyebabkan peningkatan risiko penyakit menular seperti malaria, demam berdarah, dan kaki gajah. Di daerah tropis, seperti Indonesia, perubahan iklim ini sangat berpengaruh pada siklus hidup dan penyebaran vektor penyakit ini. 3. Penyakit Mental Perubahan iklim dan pemanasan global dapat memicu bencana alam yang berkaitan dengan iklim dan cuaca, seperti badai, banjir, kekeringan, dan gelombang panas. Menghadapi bencana ini dapat menyebabkan stres, gangguan kecemasan, depresi, gangguan stres pascatrauma, bahkan percobaan bunuh diri. Dampak ini biasanya lebih parah pada orang yang sebelumnya mengalami gangguan kesehatan mental karena beberapa jenis obat psikiatrik dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk mengatur suhu tubuh dan meningkatkan sensitivitas terhadap udara panas. 4. Heat Stroke Pemanasan global dapat menyebabkan gelombang panas, yaitu kondisi di mana cuaca menjadi sangat panas dengan suhu 40°C atau lebih. Ini dapat menyebabkan heat stroke, suatu kondisi medis serius di mana tubuh tidak mampu mengatur suhu sendiri, yang dapat menyebabkan kerusakan pada otak dan organ vital lainnya. 5. Kanker Kulit Pemanasan global menyebabkan penipisan lapisan ozon, yang berfungsi sebagai pelindung Bumi dari sinar ultraviolet yang berbahaya. Akibatnya, paparan sinar UVA dan UVB yang meningkat dapat merusak sel kulit dan meningkatkan risiko kanker kulit.Sinar UV ini dapat menyebabkan mutasi DNA sel kulit, yang dapat berkembang menjadi kanker. 6. Kolera Kolera adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri dan dapat menyebabkan dehidrasi yang parah. Pemanasan global meningkatkan suhu Bumi, yang dapat meningkatkan penyebaran bakteri penyebab kolera, terutama di air hangat. Oleh karena itu, kebersihan lingkungan sangat penting untuk mencegah penyebaran kolera. 7. Penyakit Lyme Penyakit Lyme disebabkan oleh bakteri yang ditularkan melalui gigitan kutu. Peningkatan suhu Bumi mempercepat perkembangan dan penetasan telur kutu, yang meningkatkan risiko infeksi penyakit Lyme. Pencegahan penyakit Lyme melibatkan menjaga kebersihan diri dan menggunakan pakaian tertutup saat beraktivitas di luar ruangan.
Di dalam laporan tersebut, kerugian manusia dan ekonomi secara langsung dari Covid-19 disebut sangat besar. Pandemi diantaranya mengancam kemunduran dalam pengurangan kemiskinan dan ketidaksetaraan, dan melemahkan kerja sama global.
President WEF, Børge Brende, mengatakan Global Risks Report pada 2006 telah memberikan peringatan tentang pandemi dan risiko terkait kesehatan lainnya. Saat itu, laporan menyinggung soal "lethal flu".
"Tahun 2020, risiko pandemi global menjadi kenyataan. Covid-19 tidak mengenal batasan, ada di mana-mana, dan ini sama seperti perubahan iklim yang juga tidak mengenal batasan," ungkap Børge.
Risiko tertinggi berdasarkan Likelihood dalam 10 tahun ke depan adalah cuaca ekstrim, kegagalan dalam mengatasi iklim, kerusakan lingkungan yang disebabkan manusia, konsentrasi daya digital, ketidaksetaraan digital, dan kegagalan keamanan siber.
Untuk risiko tertinggi berdasarkan dampak dalam 10 tahun mendatang adalah penyakit menular, diikuti kegagalan mengatasi perubahan iklim, dan risiko lingkungan lain, serta senjata pemusnah massal, krisis mata pencaharian, krisis utang, dan kerusakan infrastruktur IT.
Ancaman Jangka Pendek dan Mengengah
Sementara mengenai berbagai risiko yang menjadi ancaman penting bagi dunia dalam waktu dekat, yaitu dua tahun mendatang termasuk krisis pekerjaan dan mata pencaharian, ketidaksetaraan digital, stagnasi ekonomi, kerusakan lingkungan akibat ulah manusia, dan serangan teroris.
Risiko ekonomi menonjol dalam jangka waktu tiga hingga lima tahun ke depan, termasuk penggelembungan aset, ketidakstabilan harga, guncangan komoditas, dan krisis utang. Hal ini diikuti risiko geopolitik termasuk hubungan dan konflik antar negara.
Dalam rentang lima hingga 10 tahun, laporan WEF menyoroti risiko lingkungan seperti hilangnya keanekaragaman hayati, krisis sumber daya alam, dominasi kegagalan menangani iklim, dan pengaruh buruk teknologi.
Laporan WEF ini bekerja sama dengan Marsh McLennan, SK Group, dan Zurich Insurance Group. Survei dalam laporan melibatkan lebih dari 650 anggota global WEF.
Reporter: Andina Librianty
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua DPR RI Puan Maharani mengingatkan Pemerintah akan pentingnya kesiapan dalam menghadapi potensi pandemi yang mungkin terjadi di masa depan.
Baca SelengkapnyaDi tengah perubahan iklim yang semakin nyata, pemanasan global tidak hanya mengubah ekosistem bumi, tetapi juga membawa dampak signifikan terhadap kesehatan.
Baca SelengkapnyaDampak ini menunjukkan betapa pentingnya tindakan mitigasi dan adaptasi untuk melindungi lingkungan dan kesehatan dari efek negatif kenaikan suhu global.
Baca SelengkapnyaKedua ancaman terbesar tersebut adalah kemungkinan terjadinya perang besar akibat ketidakstabilan global saat ini dan kemungkinan pandemi berikutnya.
Baca SelengkapnyaPerubahan iklim merujuk pada perubahan cuaca dan suhu di Bumi. Perubahan ini memengaruhi kehidupan manusia dalam berbagai cara, termasuk kesehatan.
Baca SelengkapnyaFirman mengatakan, seluruh data penanganan virus Covid-19 ini dikumpulkan dari para perangkat daerah dan BUMD seluruh DKI.
Baca SelengkapnyaBerikut peristiwa mengerikan saat internet mati total di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaDibantu PBB, Indonesia Bangun Sistem Kesehatan yang Tahan Terhadap Perubahan Iklim
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat
Baca SelengkapnyaPolusi Udara Jakarta berada pada fase terburuk dan memicu berbagai penyakit
Baca SelengkapnyaPerubahan lingkungan adalah salah satu isu paling mendesak yang dihadapi dunia saat ini.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca Selengkapnya