Ekonom: Di Negara Maju UKM dan Perusahaan Besar Terhubung, Tidak di Indonesia
Merdeka.com - Pandemi Covid-19 meluluhlantakan sektor usaha menengah, kecil dan mikro (UMKM) Indonesia yang mampu menyerap tenaga kerja hingga 97 persen. Pun, sektor ini berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hingga 57 persen.
Ekonom CORE Indonesia, Hendri Saparini, mengatakan di masa krisis seperti ini UMKM menjadi tulang punggung penyelamatan sektor ekonomi. Hanya saja, sektor UMKM ini secara produk masih kurang berdaya saing.
"Kita sadar struktur ekonomi ini disokong UKM tetapi UKM kita kurang produktif dan berdaya saing," kata Hendri dalam diskusi virtual CORE Indonesia bertajuk '75 Tahun Merdeka, Saatnya Reformasi Ekonomi, Jakarta, Jumat (21/8).
-
Bagaimana UMKM bisa bertahan di masa pandemi? Lewat jalur digital itu, IniTempe bertahan, bisa bertahan selama pandemi. Omzet bulanan Benny bahkan bisa mencapai puluhan juta dari dunia digital itu.
-
Di mana UMKM Bontang terdampak pandemi? Wabah Covid-19 pada awal tahun 2020 memberikan dampak besar terhadap sektor perkonomian Indonesia, termasuk pada UMKM Kota Bontang.
-
Kenapa UMKM penting untuk pertumbuhan ekonomi? UMKM seperti IniTempe yang digagas oleh Benny memang penting untuk pertumbuhan ekonomi nasional. Tak tanggung-tanggung, UMKM memberikan sumbangan 61% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
-
Apa itu UMKM? UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis usaha kecil yang dijalankan oleh individu atau kelompok dengan modal terbatas, tetapi memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara.
-
Mengapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Apa kontribusi besar UMKM terhadap ekonomi nasional? Jadi kalau melihat data ini UMKM kita ini sumbangsinya terhadap ekonomi nasional kita sangat besar. Bayangkan 97 persen tenaga kerja ini di-supply dari UMKM kita,' ucapnya.
Sektor UKM yang ada di Indonesia seolah memiliki dunia sendiri. Pengusaha kelas menengah ini tidak terhubung dengan perusahaan besar yang seharusnya menjadi pasarnya. Hendri menyebut hanya 18 persen sampai 19 persen UKM yang baru terhubung dengan perusahaan besar.
Padahal di negara-negara maju, UKM dan perusahaan menjalin kerja sama dan saling berhubungan. "UKM ini ada di dunianya sendiri dan pengusaha besar juga ada di dunianya sendiri. Padahal kalau di negara-negara maju mereka saling terhubung," kata Hendri
Pengamat ekonomi ini melihat negara memang sudah memberikan berbagai kebijakan untuk penguatan UMKM. Namun, kebijakan tersebut tidak terintegrasi dengan industri besar.
Contoh Kasus
Dia mencontohkan, di Jepang misalnya, pelaku UKM banyak yang memproduksi bahan baku industri. Sebaliknya, yang terjadi di Indonesia, bahan baku industri diimpor langsung dari luar negeri.
"Di Jepang, ribuan UMKM di sana supporting bahan baku industrinya," kata dia.
Termasuk perusahaan BUMN yang masih banyak mengimpor bahan baku. "Kalau kita lihat BUMN, TKDN-nya masih rendah dan barangnya impor juga untuk bahan baku," imbuh Hendri.
Seharusnya, kata Hendri, pemerintah lewat perusahaan BUMN bisa menjadi perusahaan yang menampung produk pelaku UMKM. Sehingga bisa membuka peluang pasar baru untuk pelaku UMKM tumbuh. Baik perusahaan Swasta maupun BUMN sebaiknya mendata produk yang bisa didukung oleh UMKM.
"Itu akan jadi strategi untuk create linkage dan mengurangi impor," katanya mengakhiri.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
UMKM diharapkan dapat berkiprah di pasar digital walaupun hal tersebut bukanlah hal yang mudah.
Baca SelengkapnyaBank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaMenteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki meminta lebih banyak UMKM yang terlibat dalam rantai pasok industri.
Baca SelengkapnyaMenkop Teten meminta agar UMKM bisa berevolusi agar memiliki daya saing.
Baca SelengkapnyaMenurut mantan Wali Kota Semarang ini, saat peristiwa 1998, ekonomi Indonesia di tangan konglomerasi besar.
Baca SelengkapnyaDukungan tersebut harus menjadi motivasi bagi perusahaan lain agar memiliki perhatian yang sama kepada UMKM.
Baca SelengkapnyaPeran UMKM sangat besar bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia, dengan jumlahnya mencapai 99 persen dari keseluruhan unit usaha.
Baca SelengkapnyaSekretaris KemenKopUKM Arif Rahman Hakim mengatakan UMKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia dan negara-negara anggota APEC lainnya.
Baca SelengkapnyaProduk tersebut bahkan telah menembus pasar internasional di lebih dari 100 negara.
Baca SelengkapnyaMaman Abdurrahman berkolaborasi bersama Komisi Pengawas persaingan Usaha (KPPU) mewujudkan konektivitas antara usaha besar dan UMKM.
Baca Selengkapnya