Ekonomi AS membaik, bos Bappenas waspadai pelemahan Rupiah dan anjloknya IHSG

merdeka.com Sekitar 6 Tahun yang lalu

Merdeka.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro mewaspadai dampak dari pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang semakin membaik. Dengan pertumbuhan tersebut, secara otomatis kata dia maka akan berpengaruh pada nilai tukar Rupiah.

"Bahwa ekonomi Amerika semakin baik sehingga lebih agresif menaikkan tingkat bunga, itu sudah pasti akan mengirim sinyal tidak hanya ke Indonesia tetapi ke seluruh dunia yang pasti nilai tukar dolar akan menguat terhadap hampir semua mata uang dunia tidak terkecuali Rupiah," kata Bambang di Kantornya, Jakarta, Kamis, (8/3).

Menurut Bambang, pihaknya dan pemerintah lainnya akan terus mempertahankan kekuatan nilai tukar Rupiah. "Kita harus memberikan masukan bagaimana kita bisa memperkuat Rupiah secara fundamental bukan hanya intervensi pasar dengan cadangan devisa," imbuhnya.

Orang lain juga bertanya?

Membaiknya perekonomian AS juga dikhawatirkan akan membuat uang di negara berkembang seperti Indonesia akan kabur atau capital outflow dari pasar modal. Meski indeks terkoreksi ke bawah dengan baik, dan kredit surat utang Indonesia berhasil naik namun tetap perlu diwaspadai.

"Kita lihat indeks terkoreksi lumayan terkoreksi ke bawah demikian juga kredit surat utang kita berhasil naik meski tidak terlalu tinggi tentunya ini adalah hal hal yang harus kita waspadai. Sementara normalisasi kebijakan moneter juga akan berisiko pada pelemahan nilai tular Rupiah dan capital outflow dari negara-negara berkembang," ujarnya.

Dalam pandangan Bambang, untuk mengantisipasi dan memperkuat ekonomi dalam negeri saat ini adalah melalui Rencana Kerja Pemerintah (RKP). RKP ini dinilai akan mampu menyelesaikan permasalahan pembangunan Indonesia jangka pendek. Pemerintah katanya telah memacu investasi dan infrastruktur untuk pertumbuhan pemerataan di Indonesia.

"Prioritas pemerintah dalam jangka pendek. Karena tugas kami salah satunya adalah prioritas nasional. Kalau melihat jangka pendek dan tinggal kita bisa melihat tantangan-tantangan yang tidak mudah lagi karena yang akan kita hadapi sudah kita hadapi hari ini," tandasnya.

(mdk/idr)