Ekonomi China di 2023 Diperkirakan akan Tumbuh, AS dan Eropa Masih Melemah
Merdeka.com - Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mirza Adityaswara mengatakan, pertumbuhan ekonomi global diprediksi akan melambat karena sejumlah tantangan yang dihadapi pada 2023 mendatang. Namun, China akan mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi, sementara Amerika Serikat (AS) dan Eropa masih diprediksi melemah.
Salah satunya karena kebijakan zero covid sebagai pembatasa mobilitas masyarakat yang masih dilakukan. Maka, seiring dengan pembukaan mobilitas di akhir 2022, pertumbuhan ekonomi China akan membaik di tahun depan.
"Di antara negara-negara di dunia, negara besar yang pertumbuhan ekonominya meningkat di 2023 adalah China kenapa? Karena di tahun 2022, China masih melakukan pengetatan pergerakan manusia, istilahnya zero covid policy," ujarnya dalam Bisnis Indonesia Business Challenge 2023, Kamis (15/12).
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa yang menjadi tantangan ekonomi global bagi BRI? Tantangan Perlambatan Ekonomi Global Sejak Tahun Lalu Berbagai tantangan ketidakpastian ekonomi, seperti kondisi perekonomian yang dihantui resesi dan perlambatan ekonomi global sejak tahun lalu.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023 lebih tinggi? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,“ terang Edy.
-
Bagaimana pertumbuhan kredit BRI di tahun 2024? Hingga akhir Maret 2024 tercatat BRI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp1.308,65 triliun atau tumbuh double digit sebesar 10,89% year on year.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi bisa dicapai? Pengembangan kuantitas produksi berikut umumnya disebabkan oleh semakin majunya teknologi, adanya inovasi bisnis yang efisien serta eskalasi minat konsumen pada tren tertentu.
Dengan pengetatan ini, China mengalami pelambatan ekonomi di 2022 dengan mencatatkan pertumbuhan 3,3 persen. Sebelumnya, pada 2021 ekonomi China tumbuh 8,1 persen.
"Nah tahun 2023, karena tiongkok sekarang sudah melakukan pelonggaran pergerakan manusia, maka dari itu tahun 2023 diperkirakan bahwa Tiongkok akan meningkat pertumbuhan ekonominya ke 4,6 persen," beber Mirza.
Kendati begitu, Mirza mengatakan kalau peningkatan ekonomi ini masih lebih rendah dari pertumbuhan yang biasanya dicapai. Yakni, dalam kisaran 6-9 persen pada saat sebelum pandemi Covid-19.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan Eropa masih akan melemah di 2023, dipicu dari kenaikan suku bunga yang dilakukan. Diketahui, Fed Fund Rate meningkat dari 0,25 menjadi sekitar 4 persen di 2022. Ini memicu kenaikan sejumlah suku bunga bank sentral di berbagai negara.
"Maka terjadi perlambatan ekonomi. Dan pada 2022 ini ekonomi AS diperkirakan hanya tumbuh 1,8 direvisi 0,7 persen dari forecast OECD sebelumnya dan 2023 menjadi 0,5 persen," sambung dia.
Kemudian, Eropa juga diprediksi akan mengalami pelambatan pertumbuhan ekonomi. Dari angka 3,3 persen di 2022, menjadi tumbuh hanya 0,5 persen di 2023. "Kita ketahui Amerika menaikkan bunga Europe area menaikkan bunga, beberapa negara di dunia termasuk Indonesia juga menaikkan bunga," pungkas Mirza Adityaswara.
Reporter: Arief Rahman H.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ekonomi Amerika Serikat (AS) diperkirakan mulai melambat di semester II-2024 seiring dengan penurunan permintaan domestik.
Baca SelengkapnyaBank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaDi lain pihak, pemerintah negara barat dan industri menghadapi stimulus fiskal yang sangat terbatas.
Baca SelengkapnyaAS dan China tengah terlibat dalam persaingan menjadi raksasa ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaPerekonomian di China yang merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia, masih menunjukkan kinerja yang lemah
Baca SelengkapnyaSituasi global yang tidak berjalan baik saat ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang semakin merosot.
Baca SelengkapnyaRamalan IMF menyebut kondisi ekonomi dunia masih terpuruk.
Baca SelengkapnyaLoyonya perekonomian China dipengaruhi oleh terus melemahnya permintaan domestik. Kondisi ini diperparah oleh kinerja properti yang masih belum menggembirakan.
Baca SelengkapnyaPasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaBI memperkirakan pertumbuhan ekonomi global tahun 2023 tetap sebesar 2,7 persen (yoy), yang disertai dengan pergeseran sumber pertumbuhan.
Baca SelengkapnyaSituasi ini memberikan tekanan pada pasar keuangan dunia.
Baca SelengkapnyaProyeksi ini sejalan dengan berbagai rilis lembaga internasional yang menyebutkan hal serupa.
Baca Selengkapnya