Ekonomi dunia membaik, BI ingatkan utang asing dilindung nilai
Merdeka.com - Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo, mengingatkan kalangan dunia usaha untuk berhati-hati ketika melakukan pinjaman atau berutang. Di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi, ada baiknya dunia usaha melakukan upaya preventif dengan melakukan lindung nilai atau hedging pada utang.
"Jangan seperti sekarang di mana banyak perusahaan-perusahaan, yang mempunyai penerimaan dalam Rupiah, pinjam valas dan tidak dihedging dan akibatnya akan berdampak kepada laporan rugi laba dari pada perusahaan-perusahaan itu," ujarnya saat di Gedung BI, Jakarta, Jumat (3/1).
Agus menyampaikan bahwa dalam berutang harus betul-betul memperhatikan aspek produktivitas dan harus dikelola dengan baik. "Kita sama-sama mengamati bahwa berutang itu tidak salah, tetapi kalau berhutang yang tidak perlu itu sebaiknya tidak perlu dilakukan," ungkapnya.
-
Bagaimana cara Bank Pemerintah mengelola keuangan negara? Bank pemerintah bertanggung jawab untuk mengelola keuangan publik, termasuk penerimaan dan pengeluaran negara. Mereka memproses transaksi keuangan pemerintah, mengelola anggaran, dan memastikan keseimbangan keuangan yang sehat.
-
Gimana cara mengelola aset dengan baik? Penting bagi Anda untuk menyusun skala prioritas sebelum melakukan pembelian barang. Anda bisa menggunakan skala perencanaan keuangan dengan alokasi 40% - 30% - 20% dan 10%.
-
Bagaimana cara melunasi utang secara efektif? Meskipun bisa memberikan kenyamanan dalam jangka pendek, utang semacam ini bisa menjadi beban finansial yang berat dalam jangka panjang. Untuk menghindari akumulasi utang yang berlebihan, segeralah melunasi utang yang ada dan jika memungkinkan, menghindari terperangkap dalam siklus utang yang berkelanjutan.
-
Kenapa kebutuhan uang Bank Indonesia meningkat? 'Jumlah tersebut meningkat 12,5 persen, jika dibandingkan dengan kebutuhan uang dalam periode yang sama menjelang nataru di akhir tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun rupiah,' kata Erwin, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12).
-
Bagaimana utang negara dihitung? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Kenapa penting memahami bunga pinjaman? Penting untuk memahami dengan jelas mengenai bunga pinjaman sebelum mengambil pinjaman, karena bunga yang tinggi dapat membuat total biaya pinjaman menjadi sangat besar.
Menurutnya, perbaikan ekonomi dunia, akan menimbulkan peningkatan yield bunga surat utang di negara-negara maju. Akibatnya, dana asing bakal lari dari dalam negeri sehingga Indonesia akan kekeringan likuiditas.
Saat itu, nilai tukar Rupiah akan semakin melemah dan pada akhirnya berdampak pada kinerja utang asing perusahaan.
"Kita sudah lihat bagaimana yield daripada Rupiah kita itu sudah cukup tinggi. Nanti kalau di luar negeri terjadi peningkatan-peningkatan bunga, itu akan betul-betul berdampak kepada Indonesia," jelas dia.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Puteri mengatakan, penguatan ini menjadi sinyal positif dan harus terus dijaga
Baca Selengkapnya"Utang itu tidak berarti kita kemudian ugal-ugalan, oleh karena itu kita harus hati-hati sekali," kata Sri Mulyani.
Baca SelengkapnyaDalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN.
Baca SelengkapnyaRealisasi tersebut setara dengan 33,1 persen dari target APBN 2024 sebesar Rp648,1 triliun.
Baca SelengkapnyaMenteri Erick Thohir ingatkan BUMN yang memiliki utang dalam bentuk dolar AS karena nilai tukar Rupiah terus anjlok beberapa hari terakhir.
Baca SelengkapnyaMelansir data Bloomberg, nilai tukar Rupiah diperjualbelikan direntang Rp16.417 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaRealisasi penerbitan utang Juli 2023 yang terkontraksi 17,8 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Baca SelengkapnyaNilai tukar (kurs) Rupiah berada di level Rp15.618 per USD.
Baca SelengkapnyaTensi geopolitik global masih melanjutkan peningkatan seiring berlanjutnya konflik di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaTingkat inflasi di US yang sulit turun salah satunya dipicu oleh kenaikan harga energi.
Baca SelengkapnyaKemenkeu mencatat, utang jatuh tempo tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) Rp705,5 triliun dan pinjaman senilai Rp94,83 triliun.
Baca SelengkapnyaTernyata ini alasan Bank Indonesia masih tahan suku bunga acuan di tengah penurunan inflasi.
Baca Selengkapnya