Ekonomi Global Diprediksi Terus Melemah, Ini Dampak Bakal Dirasakan Indonesia
Merdeka.com - Bank Indonesia memprediksi perekonomian global tumbuh lebih rendah dari proyeksi sebelumnya. Ini terjadi di tengah meningkatnya resiko stagflasi dan tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.
Tekanan inflasi global terus meningkat seiring dengan tingginya harga komoditas akibat berlanjutnya gangguan rantai pasokan sejalan ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina, serta meluasnya kebijakan proteksionisme, terutama pada komoditas pangan.
"Berbagai negara terutama Amerika Serikat merespon peningkatan inflasi tersebut dengan pengetatan kebijakan moneter, dan kenaikan suku bunga yang lebih agresif. Sehingga menahan pemulihan ekonomi dan meningkatkan risiko stagflasi," kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Juli 2022 dengan Cakupan Triwulanan, Kamis (21/7).
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Apa penyebab inflasi selain permintaan melebihi penawaran? Kenaikan biaya produksi juga bisa menjadi penyebab inflasi. Misalnya, kenaikan harga bahan baku, tenaga kerja, atau energi dapat mendorong produsen untuk menaikkan harga jual agar tetap mendapatkan keuntungan.
-
Apa saja kebutuhan pokok yang harganya naik? Memasuki akhir November, harga sejumlah kebutuhan pokok melambung tinggi. Di pasar tradisional Boyolali, harga gula putih dan gula merah naik drastis. Kenaikan harga gula cukup tinggi hingga mencapai Rp4.000 per kilogram.
-
Kenapa inflasi tinggi merusak daya beli? Namun, inflasi yang terlalu tinggi atau tidak terkendali dapat merusak daya beli masyarakat, menyebabkan ketidakpastian ekonomi, dan menghambat pertumbuhan ekonomi.
-
Dimana harga sembako masih tinggi? Harga sejumlah bahan pokok masih terpantau tinggi di beberapa daerah. Di Pasar Induk Rau, Serang, kondisi tersebut masih terjadi hingga Kamis (13/7) siang.
Pertumbuhan ekonomi berbagai negara seperti AS, Eropa, Jepang, China, dan India diperkirakan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya, yang disertai dengan peningkatan kekhawatiran resesi di Amerika Serikat. “Dengan perkembangan tersebut, ekonomi global tahun 2022 diperkirakan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya 3,5 persen menjadi 2,5 persen,” ujarnya.
Sejalan dengan perkembangan tersebut, ketidakpastian pasar keuangan global tetap tinggi dan mengakibatkan terbatasnya aliran modal asing dan menekan nilai tukar di negara emerging market dan berkembang, termasuk Indonesia.
Sementara itu, perekonomian domestik diperkirakan terus berlanjut meskipun dampak perlambatan ekonomi global perlu tetap diwaspadai. Perekonomian domestik pada triwulan II tahun 2022 diperkirakan terus melanjutkan perbaikan ditopang peningkatan konsumsi dan investasi non bangunan, serta kinerja ekspor lebih tinggi dibanding perkiraan awal.
Indikator 2022
Berbagai indikator dini pada Juni 2022 dan hasil survei Bank Indonesia terakhir seperti keyakinan konsumen, penjualan eceran, dan ekspansi Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur, mengindikasikan terus membaiknya pemulihan ekonomi domestik.
Dari sisi eksternal, kinerja ekspor lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya, khususnya pada komoditas batu bara, besi baja, dan biji logam, didukung oleh permintaan ekspor yang tetap kuat dan harga komoditas global yang masih tinggi.
Pertumbuhan ekonomi juga ditopang oleh perbaikan berbagai lapangan usaha, seperti industri pengolahan, perdagangan, transportasi dan pergudangan.
Sementara itu secara spasial perbaikan ekonomi ditopang oleh seluruh wilayah terutama, Jawa, Sumatera, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Ke depan perbaikan domestik didukung oleh peningkatan mobilitas, sumber pembiayaan, dan aktivitas dunia usaha. Namun, demikian perlambatan ekonomi global dapat berpengaruh terhadap kinerja ekspor. Sementara kenaikan inflasi dapat menahan peningkatan konsumsi swasta.
“Dengan perkembangan tersebut pertumbuhan ekonomi 2022 diperkirakan bias ke bawah dalam kisaran proyeksi Bank Indonesia tahun 2022, yaitu 4,5 persen sampai 5,3 persen,” pungkasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tiga negara besar yakni Amerika Serikat, China dan Eropa dalam situasi mengendalikan dan mengelola ekonomi yang tidak mudah.
Baca SelengkapnyaKekacauan dunia terjadi dipicu oleh potensi resesi Amerika Serikat hingga perang yang terjadi di Eropa dan Timur Tengah
Baca SelengkapnyaEkonomi dunia diperkirakan melambat akibat konflik global saat ini.
Baca SelengkapnyaIndeks kinerja manufaktur atau Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia terkontraksi di level 49,3.
Baca SelengkapnyaKetidakpastian global memberikan pengaruh terhadap industri sawit di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPrabowo memandang perkembangan dinamika geopolitik dan geostrategis global yang begitu cepat pengaruhnya terhadap suatu negara.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi tak mencapai target pemerintah karena dipengaruhi gejolak ekonomi global.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan kondisi ini disebabkan ketidakpastiaan ekonomo dan konflik geopolitik yang tak kunjung usai.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan masalah pangan dalam negeri masih terjadi.
Baca SelengkapnyaKestabilan ekonomi akan sulit dikembalikan jika sudah terganggu.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Indonesia sangat tergantung dengan komoditas ini, kenaikan harga beras semakin menghimpit masyarakat paling miskin.
Baca SelengkapnyaPemerintah harap konflik Timur Tengah tidak berkepanjangan.
Baca Selengkapnya