Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ekonomi global jadi kendala dalam proyek listrik 35.000 MW

Ekonomi global jadi kendala dalam proyek listrik 35.000 MW Tower Listrik. ©shutterstock.com

Merdeka.com - Proyek kelistrikan 35.000 MW diharapkan selesai pada lima tahun ke depan masih terus berlanjut. Proyek ini dibagi atas dua wilayah yaitu PLN sebesar 10.000 MW dan swasta sebesar 25.000 MW.

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Satya Widya Yudha mengatakan kendala utama dalam pengembangan program tersebut adalah perlambatan ekonomi global. Apalagi, pemerintah mengundang swasta untuk menggarap proyek ini.

"Mengundang investor dalam kondisi ekonomi global seperti sekarang sangat sulit. Apalagi, harga jual yang ditawarkan tak cukup menjanjikan," ujar Satyadalam diskusi Energi Kita yang digagas RRI, merdeka.com, IJTI dan IKN di Hall Dewan Pers, Jakarta, Minggu (7/8).

Menurutnya, kondisi saat ini membuat swasta tidak bisa segesit yang dibayangkan untuk berinvestasi. Permasalahan untuk berinvestasi di Indonesia dikatakan masih sulit terutama soal lahan. Terutama bagi investor asing dan swasta. Sampai saat ini pihak investor swasta sudah berkontribusi sebesar 8.361 MW dari 25.000 MW.

"Swasta itu 8.361 MW. PLN ya seperti Gorontalo, sudah disahkan oleh presiden sebanyak 100 MW, PLN sudah banyak membangun. Kita tidak punya data lengkapnya, kita hanya menyiapkan program," kata Dirjen Ketenagalistrikan ESDM Jarman.

Dalam hal mengatasi masalah mengenai lahan dan investor, Kementerian ESDM berusaha menyelesaikan permasalahan tersebut. Hal ini dapat dijadikan evaluasi kementerian agar terselesaikannya program listrik 35.000 MW.

"Evaluasi ini memang harus dilakukan setiap tahun, agar masalah dapat teratasi. Ini membuktikan pemerintah terus konsisten," jelas Direktur Pembina Program Ketenagalistrikan Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Alihuddin Sitompul.

Laporan: Aisyah

(mdk/sau)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP