Ekonomi Indonesia dibayangi defisit neraca transaksi berjalan
Merdeka.com - Hingga beberapa tahun ke depan, Indonesia masih akan menghadapi persoalan pada neraca berjalan atau current account. Tahun lalu, persoalan ini membuat pertumbuhan ekonomi nasional melambat.
Kepala Ekonom Standard Chartered Bank Fauzi Ichsan menuturkan, persoalan defisit neraca berjalan masih akan menjadi permasalahan Indonesia setidaknya dalam kurun waktu dua hingga tiga tahun mendatang.
Kondisi ini membuat investor memilih menunggu (wait and see) sebelum memutuskan berinvestasi di Indonesia. Investor menanti keseriusan pemerintah mengatasi persoalan defisit transaksi berjalan.
-
Apa yang terjadi di Indonesia? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan dalam sepekan ke depan hampir seluruh wilayah di Indonesia akan dilanda suhu panas.
-
Siapa yang akan dihadapi Indonesia? Selanjutnya, Jay Idzes dan rekan-rekannya akan menghadapi Jepang. Pertandingan yang dijadwalkan berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta pada 15 November itu menempatkan tim asuhan Shin Tae-yong dalam posisi yang cukup menegangkan.
-
Apa tantangan utama pemerintahan baru terkait ekonomi? Tantangan dari Dalam Akhmad Akbar mengatakan bahwa pemerintahan Prabowo dan Gibran akan sibuk menghadapi tantangan dari dalam pemerintahannya sendiri.
-
Kenapa Indonesia di masa depan diprediksi menjadi sepi? Akun TikTok ini menggunakan AI untuk menggambarkan kondisi Indonesia bak kota mati di masa mendatang.
-
Mengapa industri game di Indonesia terus berkembang? Dengan semakin berkembangnya digitalisasi dan jumlah pemain game yang bertambah, serta dukungan dari ekosistem yang kuat, kedua industri ini diprediksi akan terus tumbuh dengan pesat.
-
Kenapa Pertamina perlu antisipasi gejolak ekonomi global? Erick menyebut kondisi ini memicu menguatnya dolar AS terhadap rupiah dan tentunya kenaikan harga minyak WTI dan Brent yang masing-masing telah menembus 85,7 dolar AS dan 90,5 dolar AS per barel.'Harga minyak ini bahkan diprediksi beberapa ekonom bisa mencapai 100 dolar AS per barel apabila konflik meluas dan melibatkan Amerika Serikat,' lanjut dia.
Menurut Fauzi, untuk mengatasi persoalan defisit neraca berjalan, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan. Langkah paling strategis, menaikkan harga Bahan Bakar Bersubsidi. "Tapi sepertinya langkah tersebut tidak mungkin dilakukan tahun ini," kata Fauzi di Hotel JW Marriott, Jakarta, Senin (27/1).
Strategi lain yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan defisit neraca berjalan adalah dari sisi makro prudential. Salah satunya kebijakan Bank Indonesia kembali menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate.
"BI Rate bisa naik lagi sekitar 50 basis poin di semester I tahun ini. Nasabah kami malah menilai BI Rate akan ada di kisaran 8-8,5 persen," papar Fauzi.
Menurut Fauzi, kebijakan menaikkan BI Rate lebih mungkin dilaksanakan untuk mengurangi defisit neraca berjalan melalui pengetatan impor, terutama migas. Dengan kenaikan BI Rate, maka laju pertumbuhan ekonomi bisa ditekan lantaran kebijakan tersebut memukul hampir semua sektor di Indonesia.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Transaksi berjalan Indonesia telah mengalami defisit secara terus-menerus dalam dua kuartal terakhir.
Baca SelengkapnyaNPI pada triwulan I 2024 mencatat defisit USD6,0 miliar dan posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2024 tercatat tetap tinggi sebesar USD140,4 miliar.
Baca SelengkapnyaPendapatan negara sampai 12 Desember 2023 tercatat mencapai Rp2.553,2 triliun.
Baca SelengkapnyaMenurut pemerintah, deflasi saat ini dipengaruhi oleh penurunan permintaan pasar global akibat konflik internasional.
Baca SelengkapnyaCatatan ini memperpanjang daftar surplus selama 41 bulan berturut-turut.
Baca SelengkapnyaJumlah kelas menengah ini turun menjadi kelompok menuju ke kelas menengah
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi tak mencapai target pemerintah karena dipengaruhi gejolak ekonomi global.
Baca SelengkapnyaArsjad mengatakan, Indonesia saat ini masih dalam konteks terjebak di perangkat negara berpendapatan menengah (middle income trap).
Baca SelengkapnyaPer Agustus 2024, posisi utang Indonesia berada di angka Rp8.461,93 triliun, setara dengan 38,49 persen dari PDB.
Baca SelengkapnyaRealisasi pendapatan negara pada Mei 2024 tersebut anjlok 7,1 persen secara year on year (yoy).
Baca SelengkapnyaIndonesia mulai memasuki pesta demokrasi yang dapat memengaruhi risk appetite investor dan pelaku usaha.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit USD1,89 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan juga minyak mentah.
Baca Selengkapnya