Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ekonomi Indonesia saat ini diklaim lebih tahan krisis

Ekonomi Indonesia saat ini diklaim lebih tahan krisis krisis ekonomi. shutterstock

Merdeka.com - Pengamat ekonomi, Poltak Hotradero, mengatakan Indonesia tidak perlu cemas akan ancaman krisis seperti yang akan terjadi pada 1998 dan 2008. Sebab, kondisi perekonomian saat ini sudah makin membaik.

"(Krisis) 1998 itu apa sih akarnya? Perbankan. Kelolanya asal-asalan, jadi kasir oleh banyak kelompok bisnis, lending limit ditabrak, nggak ada transparansi, laporan keuangan. Sekarang banknya lebih sedikit. Laporan keuangan, balance sheetnya ketahuan bisa dilihat di Web BI. Perbankan kita kodalnya lebih kuat, CAR 22 persen," ungkapnya di Jakarta, Kamis (17/5).

"Dulu juga Indonesia agak ugal-ugalan dalam loan dalam bentuk Dolar. Dulu orang bisa ngambil pinjaman dalam Dolar terus colateral-nya dalam Rupiah, sekarang tidak bisa," lanjut dia.

Orang lain juga bertanya?

Selain itu, dia mengatakan bahwa saat ini pengelolaan utang juga dilakukan dengan lebih baik dan termasuk utang jangka panjang. "Harus lihat detail, utang Pemerintah juga dipublikasikan bentuknya SUN, jatuh temponya jelas, bentuknya juga variasi, lebih terdiversifikasi. Sekarang utang pemerintah ada yang sampai 30 tahun. Masalah yang 2008 itu, 70 persen jatuh tempo dalam waktu setahun. Dulu Surat Utang Negara paling panjang cuma 10 tahun," jelasnya.

Terkait utang swasta, juga tidak perlu dicemaskan. Sebab, sebagian besar porsi utang swasta itu merupakan utang perusahaan asing. "Utang swasta, bagian yang cukup besar adalah utang swasta perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia. Cek di laporan BI," kata dia.

"Dia (perusahaan asing) bikin pabrik, bikin utang sama holding, digaransi sama siapa, sama holding. Tidak ada masalah. Utang valas justru dari perusahaan induknya yang ngutangin," tambah Poltak.

Meskipun demikian, pemerintah diminta tetap harus menjaga perekonomian dengan baik. Salah satunya dengan mengawasi kinerja bank-bank kecil.

"Bank-bank yang kecil-kecil. Dari dulu BI sekarang OJK, minta tambah modal, tapi tidak mau, maunya apa. Mau punya bank ini seperti hobi. Kalau ada apa-apa kan bisa mengganggu persepsi masyarakat. Bank kecil itu, harus ditertibkan," tandasnya.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Utang Indonesia Tembus Rp8.041 Triliun per November 2023, Kemenkeu: Masih Aman
Utang Indonesia Tembus Rp8.041 Triliun per November 2023, Kemenkeu: Masih Aman

Utang Indonesia saat ini justru mengalami perbaikan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Baca Selengkapnya
Luhut: Utang Indonesia Masih Sangat Rendah, Program IKN dan Makan Bergizi Gratis Bisa Diselesaikan
Luhut: Utang Indonesia Masih Sangat Rendah, Program IKN dan Makan Bergizi Gratis Bisa Diselesaikan

Menurut Luhut, pemerintah juga menargetkan pertumbuhan ekonomi bisa dicapai tanpa perlu mengorbankan keberlanjutan fiskal.

Baca Selengkapnya
Kredit Perbankan RI Tumbuh 12,15 persen Ditengah Perlambatan Ekonomi Global
Kredit Perbankan RI Tumbuh 12,15 persen Ditengah Perlambatan Ekonomi Global

Pertumbuhan kredit tersebut menunjukkan kualitas kredit terjaga di tengah situasi global yang mengalami pelemahan.

Baca Selengkapnya
Naik Lagi, Utang Pemerintah Kini Tembus Rp7.805 Triliun
Naik Lagi, Utang Pemerintah Kini Tembus Rp7.805 Triliun

Jika dibandingkan dengan posisi akhir bulan Mei 2023, mengalami kenaikan Rp17,68 triliun.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Tambah Utang Rp214 Triliun per Juni 2024
Pemerintah Tambah Utang Rp214 Triliun per Juni 2024

Realisasi tersebut setara dengan 33,1 persen dari target APBN 2024 sebesar Rp648,1 triliun.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Prabowo Harus Bayar Utang Negara Rp800 Triliun di 2025
Pemerintah Prabowo Harus Bayar Utang Negara Rp800 Triliun di 2025

Kemenkeu mencatat, utang jatuh tempo tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) Rp705,5 triliun dan pinjaman senilai Rp94,83 triliun.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Tarik Utang Rp194 Triliun per Juli 2023
Pemerintah Tarik Utang Rp194 Triliun per Juli 2023

Realisasi penerbitan utang Juli 2023 yang terkontraksi 17,8 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Baca Selengkapnya
Geopolitik Global Memanas, Bos OJK Klaim Kinerja Sektor Jasa Keuangan Tetap Stabil
Geopolitik Global Memanas, Bos OJK Klaim Kinerja Sektor Jasa Keuangan Tetap Stabil

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja sektor jasa keuangan di Indonesia terbilang stabil.

Baca Selengkapnya
Kinerja Perekonomian Indonesia 2023 Solid, OJK: Dipicu Belanja untuk Pembangunan IKN
Kinerja Perekonomian Indonesia 2023 Solid, OJK: Dipicu Belanja untuk Pembangunan IKN

Salah satu faktor kinerja positif perekonomian nasional yaitu belanja untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun
Pemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun

Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun

Baca Selengkapnya
Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.584 Triliun, BI: Masih Terkendali
Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.584 Triliun, BI: Masih Terkendali

Perkembangan ULN tersebut terutama dipengaruhi oleh peningkatan aliran masuk modal asing pada SBN.

Baca Selengkapnya
Membandingkan Rasio Utang Indonesia dengan Jepang dan Amerika Serikat, Siapa Paling Aman?
Membandingkan Rasio Utang Indonesia dengan Jepang dan Amerika Serikat, Siapa Paling Aman?

Kemampuan fiskal negara masih relatif kuat. Rasio penerimaan pajak yang berada pada level 10,2 persen pada 2023 juga masih mungkin untuk didongkrak ke depan.

Baca Selengkapnya