Ekonomi Indonesia saat ini diklaim lebih tahan krisis
Merdeka.com - Pengamat ekonomi, Poltak Hotradero, mengatakan Indonesia tidak perlu cemas akan ancaman krisis seperti yang akan terjadi pada 1998 dan 2008. Sebab, kondisi perekonomian saat ini sudah makin membaik.
"(Krisis) 1998 itu apa sih akarnya? Perbankan. Kelolanya asal-asalan, jadi kasir oleh banyak kelompok bisnis, lending limit ditabrak, nggak ada transparansi, laporan keuangan. Sekarang banknya lebih sedikit. Laporan keuangan, balance sheetnya ketahuan bisa dilihat di Web BI. Perbankan kita kodalnya lebih kuat, CAR 22 persen," ungkapnya di Jakarta, Kamis (17/5).
"Dulu juga Indonesia agak ugal-ugalan dalam loan dalam bentuk Dolar. Dulu orang bisa ngambil pinjaman dalam Dolar terus colateral-nya dalam Rupiah, sekarang tidak bisa," lanjut dia.
-
Siapa yang menilai sektor keuangan stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial, seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Apa yang membuat sektor keuangan stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial, seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Kenapa OJK melihat sektor keuangan stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Kenapa kinerja intermediasi perbankan tetap baik? Kinerja intermediasi terjaga baik dengan kredit tumbuh 12,36% yoy atau sebesar Rp 7.478 triliun didorong oleh kredit investasi yang mencapai 15,09% yoy dan Kredit Modal Kerja yang tumbuh sebesar 11,68% yoy.
-
Bagaimana utang produktif menguntungkan orang kaya? Utang produktif dapat ditujukan untuk aspek-aspek yang berkontribusi langsung pada peningkatan penghasilan perusahaan. Misalnya utang untuk ekspansi bisnis, beli lahan untuk membangun pabrik baru, membeli mesin produksi, dan lain-lain.
-
Kapan kinerja industri perbankan terjaga stabil? Di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian dan gejolak geopolitik global, kinerja industri perbankan Indonesia per Juni 2024 terjaga stabil,' jelas Mahendra Siregar dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Jumat (2/8).
Selain itu, dia mengatakan bahwa saat ini pengelolaan utang juga dilakukan dengan lebih baik dan termasuk utang jangka panjang. "Harus lihat detail, utang Pemerintah juga dipublikasikan bentuknya SUN, jatuh temponya jelas, bentuknya juga variasi, lebih terdiversifikasi. Sekarang utang pemerintah ada yang sampai 30 tahun. Masalah yang 2008 itu, 70 persen jatuh tempo dalam waktu setahun. Dulu Surat Utang Negara paling panjang cuma 10 tahun," jelasnya.
Terkait utang swasta, juga tidak perlu dicemaskan. Sebab, sebagian besar porsi utang swasta itu merupakan utang perusahaan asing. "Utang swasta, bagian yang cukup besar adalah utang swasta perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia. Cek di laporan BI," kata dia.
"Dia (perusahaan asing) bikin pabrik, bikin utang sama holding, digaransi sama siapa, sama holding. Tidak ada masalah. Utang valas justru dari perusahaan induknya yang ngutangin," tambah Poltak.
Meskipun demikian, pemerintah diminta tetap harus menjaga perekonomian dengan baik. Salah satunya dengan mengawasi kinerja bank-bank kecil.
"Bank-bank yang kecil-kecil. Dari dulu BI sekarang OJK, minta tambah modal, tapi tidak mau, maunya apa. Mau punya bank ini seperti hobi. Kalau ada apa-apa kan bisa mengganggu persepsi masyarakat. Bank kecil itu, harus ditertibkan," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Utang Indonesia saat ini justru mengalami perbaikan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Baca SelengkapnyaMenurut Luhut, pemerintah juga menargetkan pertumbuhan ekonomi bisa dicapai tanpa perlu mengorbankan keberlanjutan fiskal.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit tersebut menunjukkan kualitas kredit terjaga di tengah situasi global yang mengalami pelemahan.
Baca SelengkapnyaJika dibandingkan dengan posisi akhir bulan Mei 2023, mengalami kenaikan Rp17,68 triliun.
Baca SelengkapnyaRealisasi tersebut setara dengan 33,1 persen dari target APBN 2024 sebesar Rp648,1 triliun.
Baca SelengkapnyaKemenkeu mencatat, utang jatuh tempo tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) Rp705,5 triliun dan pinjaman senilai Rp94,83 triliun.
Baca SelengkapnyaRealisasi penerbitan utang Juli 2023 yang terkontraksi 17,8 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Baca SelengkapnyaOtoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja sektor jasa keuangan di Indonesia terbilang stabil.
Baca SelengkapnyaSalah satu faktor kinerja positif perekonomian nasional yaitu belanja untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Baca SelengkapnyaPosisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca SelengkapnyaPerkembangan ULN tersebut terutama dipengaruhi oleh peningkatan aliran masuk modal asing pada SBN.
Baca SelengkapnyaKemampuan fiskal negara masih relatif kuat. Rasio penerimaan pajak yang berada pada level 10,2 persen pada 2023 juga masih mungkin untuk didongkrak ke depan.
Baca Selengkapnya