Ekonomi melemah, 2.326 karyawan kelapa sawit kehilangan pekerjaan
Merdeka.com - Lima perusahaan sawit yang masuk dalam kelompok Makin Group mengurangi 2.326 karyawannya. Hal ini harus dilakukan agar perusahaan tetap berjalan di tengah melemahnya ekonomi global dan Indonesia.
"Ada lima perusahaan yang melakukan pengurangan karyawan, Semuanya merupakan perusahaan kelompok Makin Group," kata Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kotawaringin Timur, Bima, Ekawardhana yang didampingi Kepala Bidang Hubungan Industrial, Gatut Setyo Utomo seperti ditulis Antara Sampit, Senin (27/6).
Menurutnya, pengurangan karyawan itu bukan PHK (pemutusan hubungan kerja), namun karyawan yang mengundurkan diri. Mungkin itu kesepakatan antara perusahaan dengan karyawan.
-
Apa yang terjadi pada karyawan yang di PHK? Berdasarkan data dari pelacak independen Layoffs.fyi, hingga 30 Agustus 2024, sebanyak 422 perusahaan teknologi telah memberhentikan 136.782 karyawan.
-
Kenapa karyawan resign? 'Ini bisa menjadi alasan resign yang baik dan masuk akal terutama jika kamu merasa pergi kerja merupakan sebuah beban berat di pagi hari,' jelasnya.
-
Kenapa pekerja Indonesia dipecat? Pihak perkebunan yang mempekerjakan mereka mengatakan mereka dipecat karena kurang cepat memetik buah-buah yang akan dipasok ke supermarket besar.
-
Kenapa perusahaan teknologi PHK karyawan? Pengurangan tenaga kerja ini mencerminkan tren yang lebih luas di industri, didorong oleh langkah penghematan biaya, upaya restrukturisasi, dan pergeseran strategi menuju teknologi baru seperti kecerdasan buatan (AI).
-
Siapa yang mengalami penurunan gaji? Laporan tersebut menganalisis data dari lebih dari 10.000 karyawan startup dan melibatkan wawancara dengan 183 pemimpin serta pendiri startup di Indonesia, Singapura, Vietnam, dan Taiwan.
-
Siapa saja yang terkena PHK massal di perusahaan teknologi? Beberapa nama besar seperti Tesla, Toshiba, Dell, Xerox, Paypal seakan berlomba-lomba melakukan PHK dalam jumlah besar sejak awal tahun.
Data diterima Dinsosnakertans, lima perusahaan perkebunan kelala sawit milik Makin Group yang melakukan pengurangan karyawan adalah PT Mukti Sawit Kauripan, PT Surya Inti Sawit Kahuripan, PT Wanayasa Kahuripan Indonesia, PT Katingan Indah Utama dan PT Intiga Prabhara Kahuripan.
Pemberian tali asih kepada ribuan karyawan itu dilaksanakan hampir bersamaan yaitu pada 24 hingga 28 Mei lalu. Pemberian tali kasih karena karyawan yang mengundurkan diri.
Jumlah karyawan yang menerima tali asih dirincikan, yakni PT Mukti Sawit Kahuripan sebanyak 192 orang, PT Surya Inti Sawit Kahuripan sebanyak 397 orang, PT Wanayasa Kahuripan Indonesia sebanyak 255 orang, PT Katingan Indah Utama sebanyak 1.028 orang dan PT Intiga Prabhakara Kahuripan sebanyak 454 orang.
Dalam laporannya ke Dinsosnakertrans, pihak perusahaan beralasan, tawaran pemberian tali asih menjadi solusi karena kondisi yang memaksa. Yakni kondisi keuangan perusahaan kurang baik, beban biaya operasional perusahaan cukup tinggi serta produktivitas turun.
Turunnya harga minyak sawit turun sejak 2011 sebesar USD 1.275 hingga tahun 2015 menjadi USD 570 atau turun 55,3 persen, juga cukup mengganggu kondisi perusahaan. Kenaikan biaya produksi utama yaitu tenaga kerja dan pupuk, yakni kenaikan upah minim yang sangat tinggi dari tahun ke tahun. Selain itu terjadi penurunan produktivitas tandan buah segar akibat perubahan iklim dan kemarau panjang.
Kondisi itu berdampak pada pembayaran upah karyawan dan koperasi tidak tepat waktu, perbaikan dan perawatan ditunda, penghematan biaya operasional, utang bank dan terancamnya kelangsungan perusahaan.
"Sesuai undang-undang, penyelesaian bipartit antara perusahaan dan pekerja itu memang diutamakan. Kalau sudah sepakat menyelesaikan seperti ini, kami tidak bisa ikut campur. Tapi kami tetap memantau," kata Bima.
Pantauan Dinsosnakertrans, para karyawan yang menerima tali asih tersebut pulang ke kampung mereka ke luar Kalimantan Tengah, khususnya Pulau Jawa. Ini diperkirakan karena saat ini bertepatan menjelang hari raya Idul Fitri.
Bima menyarankan pihak perusahaan di daerah ini membenahi manajemen agar kondisi keuangan perusahaan juga membaik. Jika pun ada masalah ketenagakerjaan, diharapkan diselesaikan dengan baik sesuai aturan.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kapasitas produksi lima pabrik milik Kimia Farma yang akan ditutup tersebut tidak pernah mencapai target.
Baca SelengkapnyaSedikitnya 10 pabrik tekstil berskala besar di Jawa Tengah bangkrut sehingga sekitar 10 ribu karyawan mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).
Baca SelengkapnyaJokowi juga menduga pabrik sepatu bata tutup karena kurang efisiensi.
Baca SelengkapnyaKinerja sektor manufaktur Indonesia justru mengalami penurunan di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diklaim tetap kuat.
Baca SelengkapnyaBaru Kerja 5 Pekan di Perkebunan, Pekerja Indonesia di Inggris Dipecat karena Kurang Cepat Memetik Buah
Baca SelengkapnyaLangkah ini bagian dari transformasi bisnis menjadi lebih efisien ke depan.
Baca SelengkapnyaPHK yang terjadi sebagian besar dipicu oleh krisis di berbagai lini pada sektor manufaktur.
Baca SelengkapnyaPT Timah pertama kali teken kerja sama dengan lima smelter swasta pada tahun 2018 hingga 2020.
Baca SelengkapnyaIni juga dinilai akan berdampak negatif terhadap para pekerja lintas sektor dan industri, termasuk industri periklanan.
Baca SelengkapnyaIndustri rokok tembakau resah karena tarif cukai naik tiap tahun
Baca SelengkapnyaPeraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 8 Tahun 2024 memicu komoditas tekstil impor secara lebih bebas ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaPenutupan gerai-gerai ini berdampak pada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 371 karyawan.
Baca Selengkapnya