Ekonomi Minus 4,19 Persen, Istana Tegaskan RI Belum Jatuh ke Jurang Resesi
Merdeka.com - Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi, Arif Budimanta menegaskan saat ini Indonesia belum mengalami resesi meski pertumbuhan ekonomi terkontraksi minus 4,19 persen di kuartal II-2020. Menurut dia, resesi terjadi apabila pertumbuhan ekonomi selama dua kuartal berturut-turut terkontraksi.
"Itu belum bisa disebut mengalami resesi. Konsensus semua ekonomi diseluruh dunia menyatakan resesi adalah pertumbuhan negatif perekonomian berturut-turut selama 2 kuartal dihitung secara tahunan," kata Arif Budimanta kepada wartawan, Senin (10/8).
Menurutnya, pertumbuhan negatif pada kuartal II telah diprediksi sebelumnya sebagai dampak dari adanya Covid-19 yang mengharuskan adanya pembatasan sosial berskala besar. "Pada kuartal I kita masih tumbuh positif 2,97 persen (y-o-y) dan dikuartal III kita punya peluang kembali ke level positif setelah bergeraknya lagi aktivitas perekonomian dengan protokol adaptasi kebiasaan baru (AKB)," jelasnya.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kapan pertumbuhan ekonomi RI di atas 5 persen? “Bahkan hal ini sudah berlangsung selama 7 kuartal atau hampir 2 tahun berturut-turut.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023 lebih tinggi? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,“ terang Edy.
-
Kapan deflasi di Indonesia terjadi? Badan Pusat Statistik (BPS) menginformasikan bahwa Indonesia mengalami deflasi lagi pada bulan September 2024.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
Arif menekankan, pertumbuhan ekonomi yang negatif ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja. Namun, hampir seluruh negara juga mengalami hal serupa bahkan dengan kontraksi yang lebih tajam. "Seperti yang terjadi di Uni Eropa -14,4 persen, Singapura -12,6 persen, Amerika Serikat -9,5 persen, Malaysia -8,4 persen," ucapnya.
Dia meyakini, saat ini Indonesia masih bisa menghindari resesi jika ekonomi di kuartal III tahun ini tumbuh positif. Dia menilai kondisi ekonomi di Indonesia saat ini relatif lebih baik dibandingkan negara-negara tersebut. Hal ini lantaran Presiden Jokowi sejak awal telah memberikan arahan untuk melakukan program dan fasilitas yang sifatnya counter cyclical untuk mendorong ekonomi domestik.
"Khususnya konsumsi masyarakat sehingga tidak membuat ekonomi kita terkontraksi lebih dalam lagi," tutur Arif.
Sebelumnya Mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Andrinof Chaniago mendorong pemerintah untuk mempercepat realisasi anggaran program pemulihan ekonomi (PEN) di kuartal III-2020. Dengan demikian, akselerasi pertumbuhan ekonomi di kuartal tersebut dapat kembali terdongkrak.
"Kuartal III mau tidak mau anggaran harus jalan kita akan gerakan ekonomi," kata dia dalam sebuah diskusi di Jakarta, Minggu (9/8).
Mengenai besaran pertumbuhan angkanya, dirinya tidak bisa memastikan. Hanya saja pertumbuhan kuartal III dapat lebih baik dari yang terjadi pada sebelumnya di kuartal II-2020.
"Soal angka besar kemungkinan tidak seperti kuartal II dan akhir tahun masih tanda tanya. Kalau liat ramalan-ramalan (akhir tahun) kita bisa minus juga nol. Ini kesiapan psikologi saja," katanya.
Reporter: Lizsa Egeham
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Airlangga menyatakan, peluang Indonesia masuk ke jurang resesi sangatlah kecil.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi di kuartal II-2024 hanya 5,05 persen, lebih rendah dari capaian kuartal I-2024 di angka 5,11 persen.
Baca Selengkapnya7,2 Juta Penduduk Indonesia Jadi Pengangguran, Wamenkeu: Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi
Baca SelengkapnyaMeskipun Rupiah anjlok sejak awal tahun, Menko Airlangga tetap optimis pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 di angka 5 persen.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat Indonesia mengalami deflasi sejak bulan Mei-Agustus 2024. Tak hanya itu angka kelas menengah juga anjlok karena meningkatknya penduduk kelas bawah.
Baca SelengkapnyaTren perlambatan ini menjadi perhatian mengingat kondisi ekonomi global yang masih penuh tantangan, seperti ketidakpastian pasar dan perlambatan.
Baca SelengkapnyaSebagai contoh, Mendag menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini berada di atas rata-rata negara dunia, dengan terjaga di kisaran 5 persen.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia terus melakukan berbagai inovasi untuk meredam segala tekanan terhadap rupiah.
Baca SelengkapnyaDalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaGubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo optimis perkembangan terkini menunjukkan kegiatan ekonomi pada kuartal II 2024 tetap terjaga dengan baik.
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan ekspor yang masih positif.
Baca Selengkapnya