Ekonomi Mulai Pulih, Sri Mulyani Waspadai Kenaikan Harga Pangan
Merdeka.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan tren kenaikan harga komoditas pangan perlu diwaspadai, termasuk di tengah gangguan cuaca di beberapa wilayah dunia, yang dikhawatirkan akan memicu Inflasi bagi Indonesia maupun dunia.
"Indeks harga pangan yang harus kita waspadai karena kita khawatir nanti akan bisa menjadi pemicu inflasi. Jadi indeks harga pangan ini merupakan hal yang perlu untuk kita waspadai," kata Sri Mulyani dalam APBN KITA Edisi Oktober 2021, Senin (25/10).
Menkeu menerangkan, kewaspadaan itu muncul lantaran tren ekonomi global maupun Indonesia mulai menunjukkan perbaikan. Sehingga hal itu mempengaruhi kinerja manufaktur global dan Indonesia.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Kenapa suhu di Indonesia meningkat? Dan di beberapa waktu terakhir ini, suhu udara maksimum di Indonesia berada dalam kisaran 34-36 derajat Celcius. Hal ini menunjukkan bahwa suhu udara di Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
-
Apa yang diminta Mendagri kepada Pemda terkait inflasi? Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian meminta pemerintah daerah (Pemda) agar terus memonitor perkembangan inflasi di wilayahnya masing-masing.
-
Bagaimana Mendagri mengendalikan inflasi di Indonesia? Bapak Presiden memerintahkan kepada kita untuk terus monitor dan dilaksanakan terus acara seperti ini, dan acara seperti ini banyak diapresiasi. Beliau sampai mengatakan bahwa di depan menteri yang lain, beliau menyampaikan bahwa hanya di Indonesia inflasi dikendalikan per minggu. Oleh karena itulah saya minta follow up rekan-rekan di daerah untuk betul-betul serius melaksanakan koordinasi inflasi.
-
Di mana perubahan iklim mempengaruhi produksi pangan? Perubahan iklim dapat mengganggu produksi pangan, baik secara langsung melalui efek pada pertanian dan perikanan, maupun secara tidak langsung melalui dampak pada ekosistem dan sumber daya air.
Hal ini terlihat dari Purchasing Managers' Index (PMI) global sampai dengan bulan september tercatat ekspansif di level 54,1 dampak semakin terkendalinya covid-19. Disisi lain, PMI Indonesia juga semakin ekspansif.
Kegiatan manufaktur yang ditunjukkan dengan PMI Indonesia sebesar 52,2 dan PMI manufaktur di berbagai negara ASEAN juga mulai menunjukkan pemulihan. Namun, dia mengatakan bukan berarti delta varian dari covid-19 sudah selesai.
"Kalau kita lihat Indonesia (di level) 52,2 statusnya (PMI) pada akhir bulan September ini adalah yang tertinggi diantara Asean 5," ujarnya.
Sedangkan jika dilihat di negara-negara utama yang mempengaruhi kinerja perekonomian global, seperti Amerika dan Eropa yaitu di level 60 dan 58,6. Artinya kegiatan manufaktur global mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Dari sisi kegiatan manufaktur dan inilah yang memicu pemulihan ekonomi secara global.
"Kenaikan aktivitas ekonomi seluruh dunia juga menyebabkan kenaikan harga komoditas. kalau kita lihat di indonesia akan menghadapi juga dampak dari kenaikan komoditas unggulan ini. Yang mengalami kenaikan harga batubara bahkan sempat melonjak sangat tinggi dibandingkan dengan periode tahun 2020 maupun awal tahun 2021," ujarnya.
Selain itu, harga gas juga mengalami kenaikan meskipun kemudian mengalami koreksi sedikit, kata Menkeu. Demikian juga dengan harga minyak dalam hal ini baik West Texas Intermediate (WTI) maupun Brent.
"Untuk pergerakan harga komoditas non energi, kita lihat indeks harga nikel juga mengalami kenaikan dan cukup stabil tinggi, CPO kita juga mengalami kenaikan," pungkasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pergerakan inflasi pangan dapat memberi tekanan besar terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan.
Baca SelengkapnyaHarga-harga pangan meningkat yang menyumbang kepada inflasi,
Baca SelengkapnyaSelain beras, Sri Mulyani menyebut ada beberapa harga pangan juga mengalami kenaikan, seperti bawang putih 1,9 persen, cabai merah 17 persen.
Baca SelengkapnyaInflasi naik di bulan Febuari terutama harga beberapa komoditas.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengatakan beberapa persoalan dunia yang dapat mengancam perekonomian dan sistem keuangan Indonesia.
Baca SelengkapnyaInflasi di berbagai negara saat ini, terutama negara maju sudah mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menjelaskan, inflasi yang rendah sangat penting untuk mendukung daya beli masyarakat, terutama di kalangan kelompok menengah bawah.
Baca SelengkapnyaTinggiya harga tersebut berdampak pada tekanan inflasi yang tinggi.
Baca SelengkapnyaLonjakan inflasi yang dirasakan oleh sejumlah negara mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat, termasuk di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan harga minyak dunia timbulkan kekhawatiran bakal turut berdampak terhadap harga BBM di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaDia juga mengajak masyarakat Indonesia untuk terus meningkatkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT).
Baca SelengkapnyaIndonesia berupaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Baca Selengkapnya