Ekonomi RI Kuat Bertahan di Tengah Ancaman Resesi Global
Merdeka.com - Pemerintah memastikan Indonesia tidak akan mengalami krisis ekonomi pasca pandemi Covid-19. Sebab, sejak sebelum pandemi terjadi, pemerintah sangat disiplin dalam mengelola standar kebijakan fiskal.
Ini membuat Indonesia menjadi negara yang berdaya tahan (resilien) dalam menghadapi krisis pandemi dan gejolak global.
"Pengelolaan kebijakan fiskal dan moneter ini sejak lama prudent dan konservatif. Kebijakan fiskal kita disiplin, defisit kita di bawah 3 persen dari PDB dan utang kita di bawah 30 persen dari PDB," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu.
-
Apa yang membuat sektor keuangan stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial, seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Kapan kinerja industri perbankan terjaga stabil? Di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian dan gejolak geopolitik global, kinerja industri perbankan Indonesia per Juni 2024 terjaga stabil,' jelas Mahendra Siregar dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Jumat (2/8).
-
Kenapa OJK melihat sektor keuangan stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Siapa yang menilai sektor keuangan stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial, seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Kenapa ekonomi di Sulawesi Utara stabil? Keberhasilan itu, lanjut politukus PDIP ini, karena pihaknya berhasil menjaga harga-harga kebutuhan tetap stabil dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi .'Kemarin juga kita mendapatkan penghargaan dari pemerintah pusat bahwa Sulut bisa menggerakkan ekonomi kreatif yang ada.
-
Kenapa kinerja intermediasi perbankan tetap baik? Kinerja intermediasi terjaga baik dengan kredit tumbuh 12,36% yoy atau sebesar Rp 7.478 triliun didorong oleh kredit investasi yang mencapai 15,09% yoy dan Kredit Modal Kerja yang tumbuh sebesar 11,68% yoy.
Di sisi lain, tingkat inflasi Indonesia dalam 5 tahun terakhir masih di bawah 5 persen. Neraca berjalan juga mengalami surplus. Belum lagi Indonesia tengah menikmati keuntungan dari kenaikan harga komoditas. Mulai dari ekspor nikel, batubara, CPO dan yang lainnya.
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) memutuskan kembali mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate atau BI7DRRR di level 3,50 persen pada Juli 2022. Selain suku bunga acuan, bank sentral pun kembali menahan suku bunga deposite facility tetap sebesar 2,75 persen dan suku bunga lending facility tetap di level 4,25 persen.
Aktivitas ekonomi di Tanah Air terlihat semakin pulih seiring dengan Covid-19 yang terkendali dan kekebalan imunitas yang meningkat.
Tangguhnya ekonomi RI juga tercermin dari Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang tetap terjaga, sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal. Kinerja NPI pada triwulan-II 2022 diprakirakan mencatat surplus, didukung oleh kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas, sejalan dengan masih tingginya harga komoditas global.
Neraca transaksi modal dan finansial diperkirakan tetap terjaga didukung oleh aliran modal masuk dalam bentuk penanaman modal asing (PMA).
Sementara itu, investasi portofolio pada triwulan II 2022 mencatat net inflow sebesar USD 200 juta. Namun demikian, memasuki triwulan III 2022 (hingga 19 Juli 2022), investasi portofolio mencatat net outflow sebesar USD 2,0 miliar, sejalan dengan ketidakpastian pasar keuangan global yang tinggi.
Posisi cadangan devisa Indonesia akhir Juni 2022 tercatat sebesar USD 136,4 miliar setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Kinerja NPI pada 2022 diperkirakan akan tetap terjaga dengan transaksi berjalan dalam kisaran surplus 0,3 persen sampai dengan defisit 0,5 persen dari PDB terutama ditopang oleh harga komoditas global yang tetap tinggi. Kinerja NPI tersebut juga didukung neraca transaksi modal dan finansial terutama dalam bentuk PMA sejalan dengan iklim investasi dalam negeri yang terjaga.
Kondisi Pasar Modal Sampai Semester I-2022
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat IHSG sudah kembali ke titik normal usai setelah titik terendah pada Maret 2020 imbas pandemi Covid-19. Selama periode 2017 hingga 28 Juni 2022, IHSG tumbuh 10,08 persen di tengah tekanan pandemi COVID-19. IHSG sempat sentuh posisi 6.355,65 pada 2017, kini pernah sentuh posisi 6.996,46 pada 28 Juni 2022.
Pertumbuhan IHSG juga diikuti oleh pertumbuhan positif kapitalisasi pasar dan NAB reksa dana. Jumlah emiten yang listing di bursa juga tumbuh sejalan dengan pertumbuhan jumlah investor pasar modal yang naik signifikan selama 4-5 tahun terakhir.
Tercatat jumlah investor tanah air naik signifikan mencapai 9,09 juta investor pada 28 Juni 2022, atau meningkat lebih dari delapan kali lipat sejak 2017. Pada 2017, investor tercatat 1.122.668 menjadi 9.097.355 investor pada 28 Juni 2022. Ada kenaikan 710,3 persen untuk jumlah investor di pasar modal dalam lima tahun periode 2017-2022.
Selain itu, pertumbuhan positif di sektor pasar modal domestik telah mendorong kapitalisasi pasar modal di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai Rp 9.128,54 triliun pada 28 Juni 2022. Kapitalisasi pasar bursa tersebut mencapai 54 persen dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2021 yang sebesar Rp 16.970 triliun.
Kapitalisasi pasar naik 29,4 persen dari 2017 tercatat Rp 7.052,39 triliun menjadi Rp 9.128,5 triliun pada 28 Juni 2022.
OJK juga mencatat penghimpunan dana di pasar modal terus meningkat. Bahkan penghimpunan dana di pasar modal sentuh posisi tertinggi sepanjang sejarah. Penghimpunan dana di pasar modal menyentuh Rp 363,3 triliun pada 2021.
"Kinerja cemerlang pasar modal Indonesia selama lima tahun terakhir didorong oleh pengaturan dan pengawasan yang solid, sinergi bersama pemerintah dan stakeholders terkait, serta terkendalinya pandemi sehingga meningkatkan aktivitas sosial ekonomi masyarakat dan mendorong pertumbuhan perekonomian nasional,” demikian mengutip keterangan OJK.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaPerekonomian Indonesia mampu membuktikan diri menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbaik di dunia.
Baca SelengkapnyaHal itu didukung oleh kondisi dari APBN kebijakan fiskal, kebijakan moneter dari Bank Indonesia dan sektor keuangan yang stabil.
Baca SelengkapnyaKinerja apik ini tak lepas dari terjaganya tren pemulihan ekonomi nasional hingga memasuki akhir tahun 2023.
Baca SelengkapnyaSebagai contoh, Mendag menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini berada di atas rata-rata negara dunia, dengan terjaga di kisaran 5 persen.
Baca SelengkapnyaIndonesia patut bersyukur karena pertumbuhan ekonomi masih di atas 5 persen di tengah kondisi perekonomian global yang melemah.
Baca SelengkapnyaOtoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja sektor jasa keuangan di Indonesia terbilang stabil.
Baca SelengkapnyaArtinya, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi dan angka inflasi relatif bagus dan rendah.
Baca SelengkapnyaTensi geopolitik global masih melanjutkan peningkatan seiring berlanjutnya konflik di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia terus melakukan berbagai inovasi untuk meredam segala tekanan terhadap rupiah.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Indrawati menghadiri pertemuan para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 di Gandhinagar, India.
Baca SelengkapnyaTerdapat 5 ancaman ekonomi global saat ini, di antaranya penurunan inflasi hingga suku bunga tinggi.
Baca Selengkapnya