Ekonomi tengah sulit, DPR minta pemerintah turunkan harga BBM
Merdeka.com - Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Kardaya Warnika menilai sudah saatnya pemerintah menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Alasannya, kondisi perekonomian saat ini yang sedang terpuruk sehingga menekan masyarakat kalangan menengah ke bawah.
"Akan baik kalau dalam keadaan krisis ekonomi untuk membantu khususnya yang masyarakat menengah ke bawah, harga BBM menjadi lebih murah," kata Kardaya di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (17/9).
Alasan lain diungkap Kardaya, harga BBM harus turun lantaran harga minyak dunia yang sedang terperosok. Kardaya melihat penurunan harga minyak dunia sangat signifikan.
-
Mengapa Pertamina turunkan harga BBM? 'Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,' ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Kenapa Pertamina turunkan harga BBM? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
-
Dimana harga BBM termahal di dunia? Biaya satu galon bahan bakar di Hong Kong mencapai Rp187.000.
-
Kenapa pemerintah mau kurangi subsidi BBM? 'Jadi yang teman-teman pantas membutuhkan subsidi ini kita tentunya akan jaga. Jadi masyarakat yang ekonominya rentan pasti akan terus berikan, kita tidak mau naikan harganya,' tegasnya di Jakarta, Senin (5/8).'Tapi mungkin ada teman-teman juga yang ke depannya sebenarnya harusnya sudah enggak butuh lagi subsidinya, itu bisa diarahkan untuk tidak menggunakan,' kata Rachmat.
-
Kapan konsumsi BBM Pertamina melonjak? PT Pertamina Patra Niaga, Sebagai Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) mencatat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) pada masa mudik Hari Raya Idulfitri 1445 H, tepatnya per Kamis (4/4) pada H-6 melonjak dibandingkan hari biasa.
-
Kapan Pertamina turunkan harga BBM? Pada periode 1 November 2023, Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
"Kami minta kalau harga BBM itu turun karena pertama karena harga minyak itu turun. Harga BBM saat ini pada waktu itu kita hitung dengan asumsi harga minyak sekitar USD 60. Sekarang harga minyaknya kan pada kisaran 45-40-45 jadi itu turun sekitar 27an persen," ucap Kardaya.
Kardaya menyadari bahwa penurunan harga BBM dunia diiringi dengan depresiasi nilai tukar mata uang dunia terhadap Dolar Amerika Serikat, termasuk Rupiah. Namun, depresiasi Rupiah terhadap USD tidak sebesar penurunan harga minyak dunia.
"Kalau tidak salah kurs itu melemahnya sekitar 12-13 persen. Sementara, harga minyak turun 27-28 persen lah. Jadi penurunan harga minyak jauh melebihi daripada melemahnya Rupiah. Artinya lebih kuat penurunan harga minyaknya kan, sehingga harga BBM itu logikanya itu mesti turun," ungkapnya.
Terkait harga BBM yang sepantasnya diberlakukan oleh pemerintah, Kardaya mengungkap beberapa metodologi yang bisa digunakan untuk memproyeksi harga BBM yang dinilai sesuai untuk masyarakat.
Salah satunya adalah membandingkan harga BBM dalam negeri dengan harga BBM yang berlaku di negeri tetangga seperti Malaysia.
"Malaysia, saya dapatkan informasi, Malaysia menurunkan menjadi kalau dihitung rupiah 6400 satu liter," tuturnya.
Cara lain adalah dengan melihat harga minyak internasional. Kardaya mencontohkan harga minyak di bunker Singapura. Harga untuk minyak di bunker Singapura berlaku dalam satuan dolar per metrikton. Satuan metrikton diubah menjadi liter. Setelah itu ditambah dengan ongkos distribusi.
"Ongkos distribusi dari Singapura ke Indonesia, dulu menyampaikannya sekitar 5 persen. Tapi itu kan bisa berubah. Habis itu ditambah PPN 10 persen. Kalau dihitung, saya lupa gak lihat harga hari ini. Maka harga BBM itu akan lebih rendah daripada harga BBM yang sekarang ada di pasaran," paparnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelemahan daya beli masyarakat kelas menengah karena kebijakan struktural pemerintah.
Baca SelengkapnyaPadahal, masyarakat masih terbebani kenaikan PPN dari 10 persen menjadi 11 persen pada April 2022 lalu.
Baca SelengkapnyaEddy menyampaikan, kenaikan atau penyesuaian harga BBM non subsidi itu bisa dilakukan dengan memperhatikan daya beli masyarakat saat ini.
Baca SelengkapnyaJumlah kelas menengah ini turun menjadi kelompok menuju ke kelas menengah
Baca SelengkapnyaPemerintah perlu memberikan bantuan bagi kelas menengah untuk mendorong daya beli kelompok masyarakat itu kembali bangkit.
Baca SelengkapnyaSebenarnya anggaran perlindungan sosial juga dialokasikan untuk subsidi dan kompensasi yang dinikmati hampir seluruh masyarakat Indonesia.
Baca SelengkapnyaDia menilai, saat ini, inflasi pangan masih terlampau tinggi yang berpotensi untuk menurunkan daya beli masyarakat kelas menengah.
Baca SelengkapnyaDampak tarif PPN 12 persen dapat mendorong ekonomi masyarakat kelas menengah kian sulit hingga mengurangi belanjanya.
Baca SelengkapnyaArifin tak menapikkan jika kenaikan harga minyak mentah dunia bakal semakin membebani pemerintah memberikan subsidi untuk sejumlah produk BBM.
Baca SelengkapnyaThomas mengakui, fenomena penurunan kelas menengah ini akan menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat jumlah kelas menengah pada tahun 2019 mencapai 57,33 juta orang.
Baca SelengkapnyaMengutip Reuters, Brent berjangka untuk pengiriman November pada Jumat ini, berada di posisi USD 95,38 per barel.
Baca Selengkapnya