Ekspansi Bisnis di Indonesia, OYO Siapkan Investasi Rp4,3 Triliun
Merdeka.com - Jaringan hotel asal India, OYO Hotels and Homes tercatat telah melakukan ekspansi ke lebih dari 1.000 hotel dengan 27.000 kamar yang tersebar di 100 kota di Indonesia pada tahun 2019 ini. Hal ini membuat OYO menjadi jaringan terbesar di Indonesia dan terbesar ke-3 di dunia berdasarkan jumlah kamar.
Setelah mencapai target di 2019 dan melihat perkembangan yang terjadi, OYO menyiapkan investasi modal tahun 2020 di Indonesia sebesar USD 300 juta atau sekitar Rp4,3 triliun (Rp14.210 per USD). Dana ini meningkat dari investasi yang sebelumnya yang hanya USD 100 juta.
Country Head of Bussiness Development from OYO Indonesia, Agus Hartono Wijaya menyebutkan bahwa dana investasi ini rencananya digunakan untuk renovasi hotel yang menjadi mitranya agar memiliki properti yang bagus.
-
Siapa pemilik hotel? Pemilik hotel, Jim dan Whit Hanks, mengatakan mereka merasa terhormat memiliki peran dalam sejarah lokal.
-
Kenapa Hotel Indonesia dibangun? Sukarno pun teringat bahwa dua tahun lagi (1962) Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Games IV, sementara Ibu Kota belum memiliki bangunan yang layak untuk dibanggakan di hadapan para atlet se-Asia.
-
Dimana Hotel Indonesia dibangun? Menempati lahan seluas 25.082 meter persegi, hotel ini mempunyai slogan A Dramatic Symbol of Free Nations Working Together.
-
Siapa yang membangun Hotel Nusantara? Adapun pembangunan hotel ini adalah hasil investasi konsorsium yang diinisiasi oleh Agung Sedayu Group (ASG) .
-
Dimana pembangunan Hotel Nusantara? Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pun meninjau langsung proyek pembangunan Hotel Nusantara di IKN pada Rabu (20/12/2023) lalu.
-
Siapa yang meresmikan Hotel Indonesia? Hotel Indonesia diresmikan pada tanggal 5 Agustus 1962 oleh Presiden RI Pertama, Soekarno, guna menyambut pagelaran Asian Games IV tahun 1962.
"Jadi pendanaan untuk seperti ini, capex (capital expenditure) untuk bangun hotelnya, karena kalau hotenya cantik, orang jadi mau tinggal disini," ujar Agus saat ditemui dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (4/9).
Selain itu, dia mengatakan bahwa pendanaan akan dialokasikan untuk pengembangan sumber daya manusia (SDM) terutama di ranah akomodasi perhotelan.
Sementara itu pada tahun 2019 ini, tingkat okupansi OYO hotels telah mencapai 75 - 80 persen yang didominasi oleh masyarakat Indonesia. "Sebenarnya saya tidak tahu pastinya tetapi 90 persen pelanggan di OYO hotels merupakan orang Indonesia," imbuhnya.
Kendati demikian, Agus menyebutkan bahwa bisnis penginapan ini tergantung dengan musim dan keunikan dari masing-masing hotel di daerah itu sendiri. Namun secara umum dari segi persebaran daerah, mitra OYO Hotels cukup merata.
Reporter Magang: Evie Hanea Rofiah
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beberapa perusahaan AS menyatakan minat untuk berinvestasi di sektor pariwisata hijau.
Baca SelengkapnyaMelihat adanya investor asli Kalimantan Timur yang turut serta dalam pembangunan IKN, Jokowi pun menilai hal tersebut sangat baik.
Baca SelengkapnyaInJourney Hospitality Antisipasi Lonjakan Okupansi Hotel Saat Lebaran
Baca SelengkapnyaLuhut mengatakan, terdapat sejumlah persiapan untuk memaksimalkan peluang dari pengembangan Wealth Management Centre (WMC) yang menggunakan skema family office.
Baca SelengkapnyaIndustri pariwisata termasuk di dalamnya hiburan, properti dan perhotelan sudah kembali pulih.
Baca SelengkapnyaTingginya minat investasi jadi bukti nyata IKN mendapatkan atensi pelaku usaha.
Baca SelengkapnyaSejak dimumumkan pembangunan IKN, Pakuwon Group melihat peluang yang besar di daerah tersebut.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini, investasi yang sudah masuk dalam pembangunan IKN Nusantara mencapai Rp47,5 triliun.
Baca SelengkapnyaPemerintah terus berupaya meningkatkan investasi di IKN Nusantara.
Baca SelengkapnyaHotel ini memiliki konsep modern Indonesia etnik, dengan kapasitas 200 kamar.
Baca SelengkapnyaJokowi pun mempersilakan investor dari berbagai sektor untuk menanamkan modalnya di IKN.
Baca SelengkapnyaTercatat, sekitar 10 miliuner termasuk Pansy Ho dari Hong Kong dan Sukanto Tanoto dari Indonesia membangun hotel di Singapura.
Baca Selengkapnya