Ekspansi kredit, BNI terbitkan obligasi Rp 10 triliun
Merdeka.com - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) akan menerbitkan surat utang dalam bentuk obligasi sebagai upaya mendiversifikasi sumber pendanaan perseroan. Penerbitan surat utang ini sebesar Rp 10 triliun yang akan digunakan untuk ekspansi kredit perseroan.
Wakil Direktur Utama BNl, Herry Sidharta mengatakan langkah tersebut menjadi bagian dari program Penerbitan Obligasi Berkelanjutan I BNl Tahun 2017 dengan jumlal pokok sebanyak-banyaknya sebesar Rp 10 triliun yang dilakukan secara bertahap. Pada Tahap I, emiten berkode BBNI ini akan menerbitkan obligasi senilai maksimal Rp 3 triliun, dengan tenor 5 (lima) tahun.
Herry mengungkapkan, dana hasil obligasi ini akan dipergunakan BNI untuk ekspansi kredit dalam rangka pengembangan bisnis. Perseroan akan menempatkan dana tersebut dalam instrumen keuangan yang aman, likuid dan tetap profitable.
-
Mengapa BNI tingkatkan kredit BUMN? Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan memasuki semester kedua 2023, perseroan mulai melihat banyak BUMN yang berbenah dan siap untuk melakukan ekspansi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih kuat.
-
Ke mana BNI salurkan kredit BUMN? Fokus penyaluran kredit BUMN BNI adalah kepada BUMN yang bergerak di sektor energi seperti PLN dan Pertamina serta sektor Pangan Bulog.
-
Bagaimana BNI meningkatkan kepemilikan publik? BNI kembali menerbitkan saham baru melalui Penawaran Umum Terbatas pada 2010. Hal tersebut membuat kepemilikan publik meningkat menjadi 40%
-
Apa yang BNI tingkatkan? PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp97.9 triliun di September 2023 kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
-
Apa yang BNI lakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? BNI terus berupaya menjadi katalisator pertumbuhan perekonomian Indonesia melalui agenda transformasi yang dijalankan secara komprehensif dan tetap relevan dengan kebutuhan nasabah.
-
Kapan BNI tingkatkan kredit? Kredit tersebut tumbuh sebesar Rp6.3 Triliun secara year to date dari Rp91.6 Triliun di Desember 2022.
"Kami akan menerbitkan instrument obligasi tersebut secara bertahap. Untuk tahap berikutnya akan dilakukan dengan mempertimbangkan pemilihan waktu atau timing yang tepat dengan memperhatikan kondisi pasar dan likuiditas baik internal maupun eksternal," kata Herry, di Hotel Ritz Carlton, Rabu (7/6).
Herry mengatakan, penerbitan obligasi BNI ini tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dan pasar saat ini. Di mana beberapa pihak memperkirakan pemulihan perekonomian global relatif lebih cepat pada tahun ini daripada tahun 2016 lalu. kemudian diproyeksikan dua tahun kedepan, perekonomian dunia diperkirakan akan relatif lebih baik.
"Indikator dari kebijakan tersebut diukur dari besaran aset, tingkat pengembalian investasi, produktivitas pegawai, sinergi antar unit dan perusahaan anak, dan layanan yang unggul serta nilai perusahaan bagi investor," pungkasnya.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pencapaian laba ini didukung kinerja kredit yang mengalami percepatan di kuartal kedua.
Baca SelengkapnyaDari sisi permodalan, hingga Juni tahun 2023 CAR BNI berada pada level yang kuat sebesar 21,6 persen.
Baca SelengkapnyaSRBI akan mulai diimplementasikan pada 15 September 2023 sebagai instrumen operasi moneter rupiah kontraksi.
Baca SelengkapnyaLangkah ini menjadi bagian upaya BNI untuk memperkuat posisi keuangan dan memperluas kapasitas pendanaannya di tengah persaingan global yang semakin ketat.
Baca SelengkapnyaBRI mengakses pendanaan melalui alternative funding, salah satunya melalui Initial Public Offering (IPO). Sebagai upaya meningkatkan level nasabah korporasi.
Baca SelengkapnyaRealisasi tersebut mengalami pertumbuhan 12,7 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaSetoran dividen BRI ke kas negara selama periode 2014-2023 berkisar di rentang Rp3,6 triliun hingga Rp23,23 triliun.
Baca SelengkapnyaKontribusi terhadap penerimaan negara tersebut berasal dari sumbangan pajak sebesar Rp53,4 triliun dan dividen Rp23,6 triliun.
Baca SelengkapnyaRasio kecukupan permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) terus meningkat dari 18,9 persen per September 2022 menjadi 21,9 persen per September 2023.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini, investasi yang sudah masuk dalam pembangunan IKN Nusantara mencapai Rp47,5 triliun.
Baca SelengkapnyaSepanjang tahun 2023 BNI meraup laba bersih Rp20,9 triliun, naik 14,2 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaBRI berhasil terus meningkatkan portfolio pembiayaan berkelanjutan (sustainable financing).
Baca Selengkapnya