Ekspor Indonesia Capai USD18,48 Miliar di April 2021
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia capai USD18,48 miliar di April 2021. Nilai tersebut naik 0,69 persen dibandingkan Maret sebesar USD18,35 miliar dan naik sebesar 51,94 persen dibanding April 2021 yang sebesar USD12,16 miliar.
"Pada April 2021 ini nilai ekspor kita adalah sebesar USD18,48 miliar," ujar Kepala BPS Kecuk Suhariyanto melalui Youtube BPS, Jakarta, Kamis (20/5).
Suhariyanto mengatakan, ekspor Indonesia dipengaruhi oleh naiknya berbagai harga komoditas sepanjang April 2021. Beberapa di antaranya adalah timah, aluminium, emas dan kelapa sawit.
-
Apa yang meningkat 1.540% sejak 2022? 'Hasil riset mengungkapkan adanya lonjakan 1.540 persen kasus penipuan menggunakan deepfakce di wilayah APAC sejak 2022 hingga 2023. Risetnya itu berjudul VIDA Where’s The Fraud - Protecting Indonesia Business from AI Generated Fraud.'
-
Kapan ekspor pertanian mencapai Rp. 616,35 Triliun? Begitupun di Tahun 2021 ekspor pertanian tercatat mencapai Rp. 616,35 Triliun meningkat 36,43 % jika dibandingkan tahun sebelumnya.
-
Kapan PMI Manufaktur Indonesia berada di level tertinggi? Data Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global untuk bulan Maret 2024 menunjukkan bahwa PMI Manufaktur Indonesia berada di level 54,2.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa yang dimaksud dengan persentase kenaikan? Persentase kenaikan sendiri sangat diperlukan oleh para pelaku usaha dalam menghitung keuntungan. Dengan menghitung persentase kenaikan, pelaku usaha atau perusahaan dapat memiliki patokan untuk membandingkan kenaikan keuntungan, produksi barang, atau penjualan.
"Ada beberapa komoditas nonmigas yang mengalami peningkatan harga yang mengalami kenaikan harga. Seperti timah, aluminium, emas dan kelapa sawit," jelasnya.
Suhariyanto mencontohkan, harga emas pada bulan lalu tercatat naik sebesar 2,13 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Bahkan jika dibandingkan dengan tahun lalu harganya naik 4,6 persen.
"Emas dari bulan Maret ke bulan April 2021 juga meningkat 2,13 persen secara year on year meningkat 4,6 persen sebaliknya ada beberapa komoditas nonmigas yang dari bulan Maret ke bulan April mengalami penurunan harga 9,10 persen meskipun secara year on year meningkat 61, 41 persen," katanya.
Berbeda dengan komoditas non migas, komoditas migas seperti ICP justru mengalami penurunan harga. Dimana pada Maret 2021 harganya USD 63,5 per barel turun menjadi USD61,926 per barel.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Impor non migas mencapai USD16,10 miliar ini juga mengalami kenaikan sebesar 4,08 persen.
Baca SelengkapnyaAngka ini mengalami penurunan dari Maret 2024 atau bulan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaPeningkatan nilai ekspor Mei secara bulanan tetutama didorong oleh peningkatan ekspor non migas
Baca SelengkapnyaEkspor besi dan baja berkontribusi tingkatkan ekspor Indonesia.
Baca SelengkapnyaSemua sektor mengalami peningkatan, terutama didorong oleh kenaikan nilai ekspor industri pengolahan sebesar 4,56 persen.
Baca SelengkapnyaDeputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini menyampaikan nilai ekspor Indonesia pada April 2024 mencapai USD 19,62 miliar.
Baca SelengkapnyaCatatan ini memperpanjang daftar surplus selama 41 bulan berturut-turut.
Baca SelengkapnyaRealisasi pendapatan negara pada Mei 2024 tersebut anjlok 7,1 persen secara year on year (yoy).
Baca SelengkapnyaKinerja ekspor Juni 2023 anjlok, hanya Rp302,33 triliun.
Baca SelengkapnyaPenurunan nilai impor secara bulanan ini didorong oleh nilai impor non migas.
Baca SelengkapnyaRealisasi ekspor pada Oktober ini justru mengalami penurunan sebesar 10,43 persen jika dibandingkan pada Oktober 2022.
Baca SelengkapnyaNeraca Perdagangan Indonesia melanjutkan trend surplus selama 45 bulan atau hampir 4 tahun secara berturut-turut.
Baca Selengkapnya