Ekspor produk tekstil RI di semester I-2017 capai Rp 95,2 triliun
Merdeka.com - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mendorong industri tekstil dan produk tekstil berinovasi, sehingga stigma hanya jadi tukang jahit tidak terus melekat. Saat ini, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional terus menunjukkan kinerja yang positif baik di pasar domestik maupun ekspor.
Pada semester I-2017, laju pertumbuhan dari sektor padat karya berorientasi ekspor ini mengalami peningkatan sebesar 1,92 persen (YoY) dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya minus 0,13 persen.
"Selain itu, ekspor TPT juga mengalami kenaikan 2,71 persen sehingga menjadi USD 7,12 atau setara Rp 95,2 miliar sampai dengan Juli 2017," ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam keterangannya, Rabu (27/9).
-
Gimana caranya Kemendag lindungi industri tekstil? Yaitu melalui pengenaan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) dan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) atau safeguard.
-
Bagaimana Kemenko Perekonomian tingkatkan daya saing industri? 'Perjalanan transformasi industri untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah produknya masih Panjang, sehingga sinergi yang sudah terjalin selama ini harus dilanjutkan dan diperkuat lagi,' jelas Menko Airlangga.
-
Apa aja produk tekstil impor yang Kemendag selidiki? Produk-produk tersebut di antaranya pakaian dan aksesori pakaian, kain, tirai, karpet, benang stapel, filamen benang (yarn), ubin keramik, evaporator kulkas dan pembeku (freezer), baja, kertas, lysine, pelapis keramik, dan plastik kemasan.
-
Siapa yang mendapat penghargaan Tokoh Transformasi Industri? Dalam ajang tersebut, Menko Airlangga mendapatkan BKTI-PII Award sebagai Tokoh Transformasi Industri.
-
Bagaimana pabrik sarung tenun Gresik berkembang? Pada tahun 1953, usaha tenun kecil bernama Pertenunan BHS memulai usaha membuat sarung tenun. Saat itu, usaha tenun yang berlokasi di Kabupaten Gresik, Jawa Timur ini memproduksi saring tenun Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Seiring waktu, usaha tenun kecil ini terus berkembang. Kapasitas produksi dan jenis produk ditambah. Kini, selain memproduksi sarung tenun manual, pabrik ini juga membuat sarung tenun menggunakan Alat Tenun Mesin (ATM).
-
Bagaimana Kemendag mendorong ekspor produk Tanah Air? 'Pemerintah pusat akan terus mendorong ekspor produk Tanah Air ke luar negeri seperti ini. Inikan hasil komunikasi kerja antara produsen dalam hal ini WKI dengan Pak Susanto Lee (Direktur Distributor Kara Marketing Malaysia) dengan atase kami Pak Deden di Malaysia, yang terus bekerja untuk mencarikan pasar di Malaysia, dan kami akan berniat merambah ke pasar Brunei, Vietnam, dan beberapa negara ASEAN lainnya,' ucap Didi Sumedi.
Airlangga memperkirakan, sampai akhir 2017, ekspor TPT akan mencapai USD 12,09 miliar dan pada 2019 ditargetkan sebesar USD 15 miliar. Di samping itu, guna meningkatkan daya saing dan produktivitas di sektor strategis ini, pemerintah tengah berupaya untuk mempermudah akses logistik dan menguatkan branding lokal.
"Saat ini, industri TPT kita sudah terintegrasi, 90 persen sudah diproduksi di dalam negeri. Untuk itu, peningkatan nilai tambah di Indonesia juga penting untuk memenuhi pasar domestik, selain ekspor," jelasnya.
"Melalui upaya branding yang dilakukan, perusahaan dapat lepas dari stigma negatif industri pakaian jadi di Indonesia yang hanya menjadi 'tukang jahit' serta lebih mandiri dalam melakukan sourcing bahan baku maupun aksesorisnya," kata Airlangga.
Dalam hal ini, Kemenperin bersama pemangku kepentingan terkait bertekad untuk terus meningkatkan kinerja industri TPT nasional.
"Salah satunya, kami mendorong peningkatan kinerja industri hulu tekstil dalam negeri sebagai penyuplai bahan baku serat, kain maupun benang karena peningkatan penggunaan bahan baku dari industri yang memiliki kebebasan dalam menentukan sumber bahan bakunya," ungkapnya.
Sementara itu, General Manager PT Delami Garment Industries Fenty Tiono mengungkapkan, perusahaan berdiri sejak tahun 1979 dengan mulai memiliki 15 mesin jahit dan 30 operator untuk memproduksi celana panjang merek WOODS. Pada Tahun 1987, ekspor pertama kali ke Amerika Serikat dan Jepang.
"Tahun 1990, makin besar ekspornya dengan merek Eddie Bauer, Nike, M&S, dan The Northface. Merek domestik pertama, yaitu The Executive dan saat ini brand-brand kami melayani berbagai segmen," jelas Fenty.
Pada 2005, perusahaan meluncurkan merek Delami Brands sebagai konsep baru industri garmen retail. "Sekarang pabrik berdiri di atas lahan seluas lima hektare dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 2.800 orang," katanya.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kementerian Perindustrian menawarkan tiga strategi agar industri tekstil dalam negeri tetap bangkit.
Baca SelengkapnyaProduk tersebut bahkan telah menembus pasar internasional di lebih dari 100 negara.
Baca SelengkapnyaGanjar mengatakan, hampir seluruh sektor industri di Jawa Tengah telah bangkit dan ikut mengungkit perekonomian.
Baca SelengkapnyaPemerintah diharap bersikap responsif serta tepat sasaran, sehingga sektor padat karya tekstil ini bisa bertahan menghadapi turbulensi ekonomi.
Baca SelengkapnyaPelaku IKM tekstil sudah kehabisan napas terhadap maraknya impor pakaian bekas (thrifting) yang membanjiri pasar Tanah Air.
Baca SelengkapnyaPihaknya turut mengapresiasi langkah yang diambil Kementerian Perindustrian yang dengan tegas menginginkan pembatasan impor kembali.
Baca Selengkapnya"Kalau income per bulan USD 10.000 atau Rp150 juta per tahun, berarti minimum income kita itu sekitar Rp10 juta per bulan," kata Menko Airlangga.
Baca SelengkapnyaAturan ini memberikan kesempatan industri TPT domestik untuk bangkit dan bersaing dengan produk impor legal.
Baca SelengkapnyaTetapi sangat disayangkan sekali dalam konteks 5 subsektor industri, hirilisasi pertambangan masih mendapatkan fokus yang lebih berat.
Baca SelengkapnyaMasuknya barang impor tekstil dan produk tekstil (TPT) menghambat pertumbuhan pasar dalam negeri.
Baca SelengkapnyaJepang merupakan rumah bagi produsen kendaraan kelas dunia. Tapi industri otomotif Indonesia berhasil mengalahkan Jepang.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menyebut anjloknya kinerja tekstil domestik dan PHK massal akibat dari serbuan barang impor.
Baca Selengkapnya