Elon Musk: Dunia Masih Butuh Migas untuk Kelanjutan Peradaban
Merdeka.com - CEO Tesla Inc, Elon Musk mengatakan, dunia harus terus mengekstrak minyak dan gas untuk mempertahankan peradaban. Akan tetapi, dia juga menekankan pentingnya pengembangan sumber energi yang berkelanjutan.
"Secara realistis saya pikir kita perlu menggunakan minyak dan gas dalam jangka pendek, karena jika tidak, peradaban akan hancur," kata Muskkepada wartawan di sebuah konferensi di Norwegia, dikutip CNBC, Selasa (30/8).
Ditanya apakah Norwegia harus terus mengebor minyak dan gas, Musk menilai beberapa eksplorasi tambahan diperlukan saat ini. Dia menambahkan, Slwalah satu tantangan terbesar yang pernah dihadapi dunia adalah transisi ke energi berkelanjutan dan ekonomi berkelanjutan.
-
Kenapa penting melestarikan minyak bumi Sumut? Proses pembentukan minyak bumi membutuhkan waktu yang sangat lama sehingga diperlukan adanya usaha untuk melestarikan sumber daya alam yang kian hari kian menipis.
-
Apa sumber kekayaan Elon Musk? Musk adalah CEO perusahaan mobil listrik Tesla, perusahaan roket SpaceX, dan perusahaan media sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter. Dia memiliki 23 persen saham Tesla antara saham dan opsi, tetapi telah menjaminkan sebagian sahamnya sebagai jaminan pinjaman. Perusahaan mobil menyumbang sekitar dua pertiga kekayaannya.
-
Bagaimana Pertamina membangun energi berkelanjutan? Salah satu program TJSL juga berdampak pada dekarbonisasi dan telah menghasilkan reduksi emisi karbon hingga 715 ribu ton CO2e per tahun.
-
Kenapa Elon Musk merasa perubahan penting? Beberapa orang tidak suka perubahan, tetapi kamu perlu menerima perubahan jika alternatifnya adalah bencana.
-
Bagaimana melestarikan sumber daya alam? Salah satu cara untuk menjaga kelestarian sumber daya alam adalah dengan melakukan konservasi sumber daya alam.
-
Apa potensi konflik kepentingan Elon Musk? Namun, hal ini juga membuka potensi konflik kepentingan yang belum pernah terjadi sebelumnya jika Musk mendapat peran sebagai penasihat efisiensi pemerintah.
"Itu akan memakan waktu beberapa dekade untuk diselesaikan," tekannya.
Dia mengatakan pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai di Laut Utara, akan dikombinasikan dengan paket baterai stasioner, bisa menjadi sumber energi utama. "Ini bisa menyediakan sumber energi yang kuat dan berkelanjutan di musim dingin," katanya.
Dia juga menyuarakan keprihatinan atas rendahnya tingkat kelahiran. Hal ini sebagaimana yang dia buat di sebuah posting Twitter akhir pekan lalu tentang risiko "runtuhnya populasi".
"Salah satu hal yang kurang jelas untuk saya khawatirkan adalah tingkat kelahiran, dan saya pikir penting bahwa orang memiliki cukup bayi untuk mendukung peradaban sehingga kita tidak menyusut," tutup Musk.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Elon Musk menilai keberadaan cahaya matahari yang melimpah kerap diabaikan.
Baca SelengkapnyaTransisi energi menuju energi batu terbarukan bakal berdampak pada konsumsi energi fosil yang dinilai tidak ramah lingkungan.
Baca SelengkapnyaElon Musk sempat buka kemungkinan untuk menyalurkan sejumlah investasi ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaKombinasi PLTS dan baterai bisa menjadi solusi yang melengkapi
Baca SelengkapnyaPara pelaku usaha sektor hulu migas sepakat transisi energi merupakan keniscayaan dan tidak bisa dihindari.
Baca SelengkapnyaElon Musk optimistis tentang masa depan dunia berkat sejumlah pembaharuan teknologi.
Baca SelengkapnyaPernyataan ini begitu kontroversial di saat pertemuan membahas iklim
Baca SelengkapnyaElon Musk menyebut, solusi krisis air akan berbeda untuk setiap negara dan wilayah
Baca SelengkapnyaElon Musk menyatakan tertarik untuk berinvestasi di Indonesia setelah melihat implementasi Starlink.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan kajian Asian and Pacific Economic Review (APER) di kawasan ASEAN, Eniya menyebut angka investasi hijau saat ini lebih tinggi 70 persen.
Baca SelengkapnyaSeiring dengan meningkatnya permintaan gas alam terutama untuk sektor industri dan pembangkit listrik di Asia.
Baca SelengkapnyaTesla juga menunda investasi di seluruh dunia akibat ketegangan Amerika-China.
Baca Selengkapnya