Elpiji 12 kg, pemerintah salahkan Pertamina tetapkan harga
Merdeka.com - Dalam menetapkan besaran penaikan harga elpiji 12 kilogram, PT Pertamina seharusnya memasukkan komponen biaya transportasi hingga ke konsumen. Dengan demikian, disparitas besar harga jual elpiji nonsubsidi tersebut di berbagai wilayah di Tanah Air bisa ditekan.
"Saya melihatnya Pertamina tidak tegas menetapkan harga, yang akhirnya jatuh ke pelanggan. Pengendalian harga itu tidak cukup hanya pada tingkat agen, distributor. Harus dibatasi sampai pelanggan itu maksimal sekian," kata Wakil Menteri Keuangan II Bambang Brodjonegoro, di kantornya, Jakarta, Jumat (3/1).
Sekedar informasi, Pertamina mulai menaikkan harga elpiji 12 kilogram sebesar 68 persen pada Rabu (1/1). Dengan demikian, diperkirakan harga komoditas tersebut di tingkat pengecer maksimal Rp 117.708 per tabung.
-
Apa yang Pertamina turunkan harganya? Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Kenapa Pertamina naikkan harga BBM? Harga bahan bakar minyak (BBM) mengalami kenaikan sebagai bentuk penyesuaian terhadap kebijakan pemerintah yang mengacu pada formula harga yang terbaru.
-
Bagaimana Pertamina menentukan harga BBM? Dia menambahkan komposisi terbesar dalam menentukan harga BBM adalah harga ICP karena merupakan bahan baku. Jadi kalau harga ICP lebih tinggi dibandingkan nilai tukar maka harga ICP yang dominan menentukan harga BBM tersebut. 'Kalau keduanya bergerak naik (nilai tukar dan ICP), maka mempercepat penyesuaian harga BBM,' kata Tauhid.
-
Mengapa Pertamina turunkan harga BBM? 'Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,' ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Kenapa Pertamina turunkan harga BBM? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
-
Bagaimana Pertamina menentukan harga BBM non subsidi? Harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
Kenyataannya, harga elpiji di sejumlah daerah jauh di atas itu. Semisal, di Banda Aceh, harganya mencapai Rp 150 ribu per tabung.
Menurut Bambang, disparitas harga semacam ini bisa dihilangkan seandainya Pertamina memperhitungkan biaya distribusi saat menetapkan harga elpiji 12 kg yang baru.
"Jadi margin agen, distributor, termasuk biaya transportasinya itu harus ditegaskan," katanya.
"Pertamina harus tegas kalau ada agen yang bermain-main, memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan ini. Harus dikasih peringatan, kalau perlu dicabut saja izin agennya. Karena seharusnya penaikannya tidak sampai seperti yang dibicarakan di media."
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penetapan acuan HET gas elpiji 3 kg bersubsidi untuk menekan selisih harga jual yang selama ini ditetapkan pemerintah daerah.
Baca SelengkapnyaHarga minyak mentah dunia terus menunjukan tren pelemahan hingga USD74,5 per barrel. Meski demikian, penurunan itu tidak diikuti oleh harga BBM Pertamina.
Baca SelengkapnyaSama seperti tren harga BBM non subsidi, tren harga produk LPG non subsidi juga disesuaikan dalam periode tertentu.
Baca SelengkapnyaGas Elpiji 3kg yang tidak sesuai sudah dilakukan pengamanan berupa penyegelan untuk sementara tidak diedarkan kepada masyarakat.
Baca SelengkapnyaKeresahan ini muncul setelah Dirjen Pajak mulai menagih pajak atas selisih Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah daerah.
Baca SelengkapnyaKemendag menemukan sejumlah stasiun pengisian gas elpiji mengurangi takaran 200-700 gram per tabung.
Baca SelengkapnyaHarga ini berlaku untuk provinsi dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) sebesar 5 persen seperti di wilayah DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaPertamax Turbo alami kenaikan harga Rp1.050 dari sebelumnya Rp14.400 per liter menjadi Rp15.450 per liter.
Baca SelengkapnyaDari hasil pantauan di lapangan ketersediaan elpiji 3 kg masih aman. DPR telah meminta pemkab untuk mencari penyebab adanya kelangkaan BBM bersubsidi itu.
Baca SelengkapnyaSaat ini, SPBU mini milik Pertamina ini hanya menjual Pertamax.
Baca SelengkapnyaSaat ini, banyak masyarakat terpaksa menggunakan tabung gas non subsidi 12 Kg seharga Rp200.000. Sehingga harus mengeluarkan dana lebih.
Baca SelengkapnyaTabung gas bersubsidi tersebut disebar ke Balikpapan sebanyak 32.000 tabung dan 11.000 tabung ke Samarinda.
Baca Selengkapnya